12.Cinta Tak Tergesa

89 15 0
                                    

'Jika tak kau tak temukan cinta, biarkan cinta menemukanmu'

Sudah beberapa waktu Haba tak menghiraukan rangkaian kalimat manis laki-laki kepadanya. Entah di masa depan. Namun rayuan, apalagi yang overdosis, rasanya tak akan membuat hatinya berdebar.

Ide bahwa laki-laki akan mengatakan dan melakukan apa saja untuk mendapatkan yang dia inginkan, disadari benar. Sedikit pengalaman cinta dan tak terhitung curhatan yang mampir di telinganya, membekalinya pelajaran itu.

Kalimat rayuan gombal, tetapi perempuan meresponnya,seperti serangga yang dengan sukacita menghampiri jaring yang dibangun laba-laba, menerima setiap susunan kalimat indah yang ditujukan sebagai ungkapan kasih yang jujur. Cinta.

Kenyataannya, kata-kata tak selalu berbanding lurus dengan kedalaman perasaan laki-laki. Sangat mungkin seorang gadis seperti dia melakukan kesalahan menilai kesungguhan hati lawan jenis. Jika boleh menyimpulkan, dua kali patah hati yang dia alami rata-rata karena salah menelusuri kedalaman hati seseorang. Keliru menilai kadar perasaan kekasih yang dicintai.

Perceraian Papa dan Mama memang tidak menjadikannya anak broken home, tetapi cukup mendorongnya diam-diam membangun benteng khusus.

Mama dan malam-malam menanti Papa kembali. Hakim sudah mengetuk palu. Namun, nyaris setiap malam selama bulan-bulan pertama perceraian, Mama masih setia menunggu di ruang tamu, dalam balutan pakaian rapi, dengan mata tak bergeser dari jendela.

Harapan, walaupun tak pernah diucapkan wanita terkasih itu, suatu hari Papa akan pulang. Bahwa perceraian ini hanya mimpi buruk yang tidak benar-benar terjadi. Perempuan lain yang menjerat lelaki itu hingga lupa istri dan anak remaja mereka, suatu saat akan pergi.

Dan, apa yang masih memungkinkan harapan serupa, walaupun kecil, bermain dihati Mama selain kepercayaan akan kalimat indah yang dulu pernah diucapkan Papa. Investasi kata-kata yang kemudian terbukti palsu.

Dia tak boleh banyak berharap, agar tak harus mengemban luka sepahit yang dialami Mama.

"Tapi, ketakutan harus seimbang dengan harapan, kamu sendiri yang dulu bilang begitu."

Annisa tak bosan mengobati rasa apatisnya tentang cinta. Gadis yang sebelum berjilbab mudah patah hati semudah dia jatuh cinta, dan di kemudian hari malah menikah dengan seseorang yang tak dia kenal.

"Kenapa?"

Satu kata itu tak bisa ia cegah meluncur saat Annisa dengan wajah riang menyampaikan kabar baik, hari lamaran yang segera tiba.

"Kenapa tidak?".

Jawaban sahabat yang kerudungnya semakin lebar setelah menikah itu, membuat Haba merenung berhari-hari.

Tidakkah riskan menghabiskan sisa umur dan menyandarkan kebahagian kepada orang asing yang tidak pernah dikenal sebelumnya?

Annisa membantah.

"Ada taaruf, proses perkenalan. Sebagai muslimah kita boleh bertanya apa saja untuk menjajaki kesamaan visi, dan melihat apakah ada hal-hal yang akan menimbulkan rasa sayang."

Mungkin, dalam sebuah pernikahan, bukan proses yang menjadi persoalan, asalkan syar'i dan bisa menemukan perjalanan bersama dan akhir membahagiakan. Tak peduli, walaupun karakter keduanya begitu, kontras.

"Mas Ridwan bukan orang yang romantis, aku malah baru nyadar kalau ada laki-laki sekali dan seformal begitu diplanet ini, tapi dia baik dan setia. Nggak perlu khawatir dia selingkuh. Salaman sama perempuan lain aja dia nggak mau."

Convert(Park Chanyeol)#the EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang