Mimpi-mimpi buruk yang tak bosan mengunjunginya setiap malam. Hujan dan pengkhianatan, lalu wajah Sya yang retak-retak.
Mimpi-mimpi gelap yang ingin ditikamnya agar tak menampakkan diri.
Ya, tidur pemuda tampan itu tak nyenyak lagi. Mungkin terganggu perasaan bersalah. Nyaris setiap malam Nathan tersentak kaget, terbangun dari tidur dengan keringat membasahi kausnya.
Mimpi buruk yang bukan sepenuhnya mimpi, sebab ketika lelaki itu menoleh, dia menemukan perempuan disisi lain pembaringan. Anita..
Tidak perlu waktu lama sebelum Nathan menyadari, pamit dari hidup Sya adalah salah satu kesalahan terbesar dalam hidupnya. Dia tersiksa. Perasaan kehilangan teramat besar memukul-mukul batin. Bertambah tersiksa karena Sya seakan mampu mengemas suasana hatinya dengan sangat baik.
Gadis mungil dengan penampilan sporty__yang kini membentangkan jarak teramat besar diantara mereka itu__tidak tampak patah atau hancur karena putus hubungan dari Nathan.
Beberapa kali mereka berpapasan hingga dia bisa mencuri pandang dan memerhatikan senyum di bibir gadis itu dari jauh.
Empat tahun kebersamaan, tidak ada artinyakah itu bagi Sya-nya?
Lelaki bertubuh jangkung itu menghembuskan nafas keras. Seolah ada sesuatu yang berdesakkan ingin keluar dari dalam dadanya, tetapi entah apa. Hah, bukankah dia yang berkhianat? Cinta empat tahun dan harapan kebersamaan yang selama ini mereka bingkai berdua.
Enam bulan pernikahan yang tak bahagia. Anita, gadis yang kemudian menjadi pendamping nya, adalah kebalikan dari Sya yang mandiri dan terkesan tak membutuhkan siapa-siapa.
Benar perempuan itu mencoba melayaninya dengan baik, seperti ajaran ibu mertuanya, yang sangat memegang aturan-aturan konvensional. Laki-laki harus diperlakukan dengan baik. Harus "diikat" dengan cara yang baik supaya tidak lari.
Nathan tak pernah dibiarkan menyentuh piring atau gelas kotor. Bahkan tak diizinkan mengangkatnya dari meja makan.
"Biar Nita, mas"
Tangan perempuan itu dengan cepat mendahului, seolah jangkauannya ada dimana-mana.
Dia tak pernah lagi memberesi kasur atau menjemur handuk setelah dipakai. Anita sepenuhnya melakukan semua. Paling tidak mengutus seorang pembantu dirumah untuk memastikan Nathan tak terlibat pekerjaan rumah apapun.
Sementara sang ibu yang biasa mengawasi dari kejauhan tampak mengangguk-angguk.
Padahal dengan Sya, mereka biasa melakukan segalanya berdua. Sya memang mandiri, tetapi juga mengerti kebutuhan Nathan untuk tidak hanya diam, duduk dan menonton televisi setiap bertandang kerumah.
Gadis mungilnya suka melibatkan Nathan, hingga tak merasa seperti orang asing. Memberi kesempatan padanya untuk berbaur, dan mengenal dekat penghuni rumah.
Mungkin apa yang dilakukan Anita cocok untuk suami-suami lain yang senang istrinya jungkir balik melayani, tetapi bukan untuk Nathan.
Perempuan itu sendiri setelah menikah mengundurkan diri dari posisi dikantor dan terbilang lumayan. Atau karena Nathan tak bisa melepas pikiran tentang Sya dan karenanya Anita tak pernah menang?
Bahkan upaya Anita menyimpan kehamilannya dari Bapak dan Ibu pun, tak mendapatkan penghargaan pantas dimata lelaki itu. Ketika melihat perut putrinya yang dengan cepat membuncit, mertuanya senang-senang saja.
Dia kangen Sya.
Rindu obrolan-obrolan mereka, celetukan cerdas gadis yang makin menarik setelah mengenakan kerudung, walaupun tak melepas penampilan kasualnya.
Ada beberapa kali dia mengirim pesan di ponsel. Namun Sya tak pernah membalas. Tidak juga mau mengangkat telepon. Sya benar-benar memutuskan hubungan. Mention di Twitter pun tak pernah di respon.
Kadang ketika rindu datang, dia akan membaca lini masa atau status-status Sya di Facebook. Berharap Sya ada sedikit memberi kode. Namun, aktivitasnya disosil media sama sekali tak menyinggung Nathan. Seoalh lelaki itu tak pernah singgah, apalagi menempati kenangan kuat dalam ingatan. Meskipun mungkin dia memang pantas dibuang, sebagaimana dia telah membuang kepercayaan dan cinta yang diberikan Sya.
Ketika rindu sampai pada titik yang menyiksa, Nathan akan sembunyi-sembunyi berada diseberang kantor tempat Sya bekerja, hanya untuk melihatnya dari jauh.
Seperti dulu ketika ia pertama kali mendekati Sya. Mengamati diam-diam, mengikuti langkahnya sepulang kuliah. Bedanya, jika dulu dia bisa menanamkan bayangannya dimana-mana dengan sengaja, agar Sya terbiasa dengan kehadiran Nathan, lalu merasa kehilangan jika dia tak muncul, sekarang hal itu sama sekali bukan ide baik untuk diulang. Belum.
Rumah mereka dingin.
Anita dan kehamilannya yang membesar.
Dan, suami yang terobsesi perempuan lain.
Bulan-bulan pertama, Anita seperti tak ambil pusing dengan sikap suaminya. Tetap santun dan melayani dengan baik. Namun, akhir-akhir ini, mungkin pengaruh hormon kehamilan,, sikap sensitifnya makin parah.
Sedikit-sedikit berair mata.
Ketengan rumah tangga mereka selama hari-hari awal pernikahan mereka mulai terasa palsu.
Benar untuk urusan rumah tangga sikap Anita tetap selalu melayani. Namun, emosi dan posesifnya...
Letih rasanya menghadapi berbagai kecemasan dan prasangkanya. Setiap kali dia pulang terlambat. Anita akan menuduhnya sambil memamerkan isak tangis, betapa Nathan masih mencintai Sya dan diam-diam jalan atau nonton berdua.
Seandainya Anita tau, perasaan lelaki itu saja tak cukup untuk merubah semua khayalan dan ketakutan perempuan itu menjelma menjadi realitas.
Sebab kenyataannya, Sya benar-benar memperlakukan Nathan layaknya buku tua yang sudah tak pantas lagi dibaca dan hanya pantas berada ditempat yang tak layak.#
###
Sorry baru update. Ada yang nungguin? Oh tidak, terima kasih.
Muehehehe...
Haduh akhir-akhir ini aku lagi keranjingan baca novel chikleet, judulnya NOIR.
Keren abis gaes.. Wajib baca pokoknya,, sebelum ceritanya dijadiin novel dan bentar lagi mau didelete. Saran aja sih.Dan juga, sempat kepikiran mau bikin visualisasi dari pemeran-pemeran di cerita ini(Cailah gayaan lu tong).
Kalo visualnya Chanyeol pasti udah tau kan yak?! Nah klo si Nathan,Anita,dll mah ada juga lah gampang itu mah.
Cuman visualnya Haba yang belum ada, kurang pas aja gitu dihati saya. Muehehehe..
Pengen majang foto saya sebagai visual dari Haba, pasti saya nanti dapat protesan masal. Wkwkwk
Karena saya tidak secantik Haba ya gaes.( Sadar diri kok saya).
Intinya ya, ada atau nggak visual, tetap baca cerita ini ya gaes.
Xoxo
Luv^°^
KAMU SEDANG MEMBACA
Convert(Park Chanyeol)#the End
FanfictionHidayah siapa yang dapat menduga? Siapa yang bisa menentukkan arahnya? siapa yang dapat menentukan kapan datangnya? Hidayah dia datang sendiri, pada orang yang sudah sepantasnya. Park Chanyeol adalah warganegara Korea Selatan menetap di seoul, tel...