Bagian 1

10K 185 4
                                    

Kamu kemungkinan yang tidak disengaja

Sandara Geoffani gadis berperawakan tinggi memiliki kulit putih mulus serta memiliki wajah yang cantik bisa membuat lelaki siapapun terpikat dengan nya. Gadis cantik yang kini duduk dibangku SMA TUNAS BANGSA tepatnya di kelas 11 IPA 5 itu bukan cewek populer disekolah atau cewek yang punya banyak fans. Tapi bukan berarti cewek nerd yang sering dibuly seniornya. Buktinya ia masih memiliki keempat sahabat nya yang siap menemani dan membantu Sandara kapan pun setiap gadis itu membutuhkan bantuan.

Sandara merupakan anak dari keluarga mampu ayah nya Herdi Geoffani merupakan pengusaha sukses yang sudah mempunyai usaha dibeberapa daerah, ibunya Marlina Geoffani juga memiliki butik dibeberapa tempat di Jakarta. Meskipun kesibukan orang tuanya Sandara tidak pernah merasa kurang kasih sayang sebab orang tuanya selalu meluangkan waktunya untuk Sandara.

Sandara merupakan anak tunggal tapi meskipun begitu ia tidak pernah dimanja oleh kedua orangtuanya, kedua orangtuanya selalu mendidik Sandara untuk mandiri meskipun dirumah mereka ada beberapa pambantu namun Herdi selalu mendidik putrinya agar tidak berperilaku manja ataupun seenaknya. Karena didikan dari kedua orangtuanya Sandara juga tidak senang memamerkan harta orang tuanya bahkan teman teman sekolahnya tidak ada yang mengetahui Sandara anak dari seorang pengusaha sukses, kecuali 4 sahabat nya.

**

Akibat semalam begadang menonton drama korea, sekarang Sandara pecicilan karena kesiangan. Apalagi ditambah hari ini hari Senin dimana setiap hari senin diadakan upacara disekolah nya.

"Bu aku berangkat ya, udah enggak sempet sarapan"ucap Sandara dengan mencomot roti dan meminum susu buatan ibunya

"Mau ibu antar San"ucap Marlina dari arah dapur

Sandara menggelengkan kepala
"Enggak deh Bu, aku berangkat sendiri aja. Dah ibu"ucap Sandara sambil mencium tangan ibunya

"Hati hati nak"

Sandara hanya mengacungkan jempol tangan nya dan segera keluar rumah untuk menunggu angkot. Memang Sandara tidak mau dibelikan mobil oleh ayahnya karena selain ia tidak bisa menyetir mobil ia juga tidak mau dicap orang kaya karena membawa mobil kesekolahan. Kalaupun diantar ayahnya hanya sampai disamping gang sekolah nya. Itupun Sandara yang mau alasannya 'biar enggak ada yang liat aku diantar pake mobil bagus ayah' itu yang membuat Herdi bangga pada Sandara. Putrinya itu tidak suka memamerkan harta yang ora tuanya punya tidak sia-sia ia dan Marlina mendidik Sandara menjadi pribadi yang tidak sombong dan seenaknya kepada orang yang lebih rendah.

Saat Sandara celingak-celinguk menunggu angkot tiba tiba ada motor berhenti didepannya. Sandara mengerutkan dahi setelah seorang cowok didepannya melepas helm yang dipakai pasalnya ia tidak kenal cowok didepannya dan mengapa ia berhenti didepan Sandara.

"Lo Sandara kan"tanya nya

Kok tau nama aku si tanya Sandara didalam hati bingung kenapa bisa cowok itu tau namanya. Seolah tau apa yang Sandara ucapkan didalam hati

"Gue tau nama lo dari Adela ,sahabat lo kan?"

"Kakak siapa?" Tanya Sandara

"Bima, senior lo disekolah"

Sandara hanya ber'oh ria karena dia tidak tau harus menjawab apa lagi. Karena baru kali ini ia berinteraksi dengan seorang cowok selain ayahnya.

"Bareng gue yuk, angkotnya lama nanti lo telat"ucap Bima

"E..enggak usah kak makasih"ucap Sandara tidak enak karena menolak ajakan Bima.

"Emang nya lo mau telat hari ini kan upacara lo mau dihukum berdiri sambil hormat depan tiang bendera"ucapnya

Membayangkan nya saja Sandara sudah bergidik ngeri. Karena selama bersekolah di SMA TUNAS BANGSA Sandara belum pernah merasakan hukuman.

"Enggak mau kan? Udah ayok naik"kata Bima

"Tapii.. "

"Enggak pake tapi tapian"

Akhirnya karena ia tidak mau dihukum dan jam sudah mepet Sandara langsung menaiki motor sport milik Bima.

"Pegangan San,gue mau ngebut loh"ucap Bima sambil terkekeh

"I..ini udah pegangan kok kak"ucap Sandara sedikit gugup.

Bima yang melihat wajah Sandara dari kaca spion motornya hanya menggelengkan kepalanya. Karena Sandara hanya berpegangan pada besi belakang motor Bima.

"Kalo enggak mau meluk gue lo bisa pegang bahu gue San"

Sandara hanya menganggukkan kepala dan menaruh kedua tangannya dibahu milik Bima. Setelah nya Bima menjalankan motornya menuju sekolah mereka.

**
Jangan lupa vote and comment 😉

SENIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang