Bagian 15

2K 64 0
                                    

Kedatangan hujan itu benar-benar menyejukkan hati, begitu juga kedatangan mu dihidupku. Tapi saat hujan pergi pamit,aku takut  apakah kamu juga akan begitu?

***

Sandara termenung di balkon kamarnya sembari menyaksikan rintik hujan yang terus mengguyur Jakarta malam ini. Siang tadi Bima memberitahu dirinya akan pergi ke Bandung menemani bundanya, karena itu sampai sekarang Bima belum memberi kabar sejak pulang sekolah membuat Sandara gelisah sendiri. Mungkin Bima sibuk belum sempat mengirim kabar pikir Sandara,ia akan berpikir positif karena apapun yang dikatakan Bima ia akan mempercayai nya.

Maklum hubungan nya dengan Bima belum lama itulah yang membuat Sandara mempercayai apa yang dikatakan lelaki itu, toh ia yakin Bima tidak akan membohongi dirinya. Bima bisa membuat dirinya jatuh cinta hanya dalam satu hari, mustahil bukan? Tapi ia selalu percaya cinta pandangan pertama itu ada dan ia mengalami saat ini.

Tok tok tok....

"San,ibu masuk ya"

Sandara menoleh begitu mendengar suara ketukan pintu dan suara ibunya,ia berjalan membuka pintu kamarnya

"Ada apa Bu?"

Marlina masuk ke kamar putrinya tanpa menjawab pertanyaan Sandara ia duduk di kursi yang ada didalam kamar Sandara.

"Ibu mau bilang besok ibu sama ayah ke Makassar,ayah ada tugas disana dan ibu disuruh ikut"

Mendengar ucapan ibunya ia segera mendekat dan duduk disamping Marlina.

"Terus aku ditinggal?aku nggak ikut gitu?"

Marlina terkekeh"kalau kamu ikut sekolah kamu gimana hm?"

Sandara tampak berpikir sebentar"kan bisa izin Bu"

Marlina menggeleng sembari mengusap kepala Sandara"nanti kamu ketinggalan pelajaran, dirumah aja sama simbok lagian ibu cuma satu minggu"

Sandara memanyunkan bibirnya padahal ia sudah sering ditinggal ayah ibunya tapi tetap saja dirumah tidak ada kedua orangtuanya ia merasa sepi apalagi ia anak tunggal dan itu semakin membuat dirinya merasa sepi.

"Ya udah deh,tapi beliin aku oleh-oleh ya Bu"ucapnya dengan mata berbinar binar

Marlina mengangguk"pasti dong sayang,ya sudah kamu tidur ya"ucap Marlina bangkit dari duduknya dan berjalan keluar kamar Sandara

Selepas ibunya pergi, Sandara mengecek ponselnya berharap ada pesan dari Bima, tapi yang ia terima hanya pesan dari grub kelasnya yang tidak jelas membahas apa.

"Hufft,kak Bima kenapa belum ngabarin aku ya"ucapnya pada dirinya sendiri

Ia kemudian membaringkan tubuhnya dengan menatap langit langit kamarnya.

Sementara itu ditempat yang berbeda seseorang tengah gelisah memikirkan gadis nya yang sejak tadi belum sempat memberi kabar karena ponselnya tidak sengaja tertinggal, ia sedang sibuk membantu bundanya memindahkan barang-barang dari rumah neneknya yang sudah meninggal, rencananya rumah itu akan dijual maka dari itu ia dan bundanya pergi ke Bandung untuk membawa barang-barang neneknya dan menyimpan dirumah mereka.

"Udah Bim, istirahat dulu bunda juga udah capek"

Bima mengangguk"besok kita langsung ke Jakarta Bun?

Laras menoleh mendengar ucapan putra nya"kenapa kamu? Kangen sama pacar kamu? "Goda nya

"Apa sih Bun,sok tau deh"sergah Bima

"Lagian siapa si cewek yang udah bikin anak bunda jatuh cinta"ucapnya terus menggoda Bima

"Nanti Bima kenalin deh, bunda pasti suka, anaknya itu cantik,gemesin,manis,polos lagi" tanpa sadar ia membayangkan sosok Sandara yang tersenyum manis sambil menatap nya,membuat dirinya senyum-senyum sendiri.

"Namanya siapa Bim"ucap Laras seraya mengambil air putih

"Namanya Sandara bun,bagus kan? namanya aja udah bagus apalagi orang nya"ucapnya sambil terkekeh

Laras menggelengkan kepala mendengar ucapan putranya"kamu ini,nanti kenalin sama bunda ya"

"Pasti Bun, ya udah Bima tidur dulu"ucapnya sambil berjalan kekamar yang ada dirumah neneknya

Laras mengangguk menatap putranya,ia tahu Bima tidak benar baik-baik saja,luka dimasa lalu nya belum sepenuhnya ia lupakan, meskipun didepan orang-orang ia bisa menyembunyikan apa yang ia rasakan tapi Laras tidak bisa dibohongi ia sangat kenal dengan Bima, Bima hanya berpura pura agar semuanya terlihat baik-baik saja.

Saat dirinya mengalami depresi atas perselingkuhan suaminya, anaknya selalu menguatkan dirinya bahwa akan ada seseorang yang tidak akan meninggalkannya dalam kondisi apapun.

Walaupun ia tahu Bima juga mempunyai masa lalu yang membuat perasaan nya mati,tapi sekarang seorang cewek bernama Sandara berhasil mendapatkan hatinya,ia bisa mengembalikan perasaan nya yang telah mati sejak kejadian itu terjadi.





**
Jangan lupa vote and comment 😉

SENIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang