Bagian 8

2.3K 91 1
                                    

Falling in love with you

Keesokan harinya mereka yang mengikuti lomba sudah berada di SMA BINA BANGSA. SMA nya cukup luas namun masih luas SMA TUNAS BANGSA. Didepan tepatnya samping pintu masuk juga terdapat taman dipenuhi dengan kolam ikan.

Sandara berjalan beriringan dengan Vio ketika Sandara menoleh ternyata dibelakang ada Bima beserta teman-teman ekskulnya. Bima tersenyum kearah Sandara melihat gadis itu menoleh kearahnya nya. Manis, satu kata untuk Sandara. Hari ini rambut panjangnya dibiarkan terurai dengan jepit pita berwarna biru muda yang membuat gadis itu semakin terlihat menggemaskan.

"Sandara"

Sandara menoleh ternyata Dito"iya kak?"

"Ikut gue,ada yang perlu gue bicarain sama lo"

Sandara mengangguk"kak Vio aku tinggal dulu ya"ucapnya kepada Vio yang kini berdiri disampingnya

"Oke"

Dito berjalan terlebih dahulu sementara gadis itu mengikuti dari belakang.

Bima yang melihat Sandara pergi bersama Dito pun langsung mengeratkan tangannya seolah siap untuk memukul wajah Dito.

Teman-temannya yang melihat perubahan dari raut wajah Bima akhirnya bertanya

"Kenapa Bim?"tanya Gilang

Bima hanya menggelengkan kepala"enggak,gue kesana dulu kalo udah mulai telfon aja"ucap nya dan segera berjalan kearah Sandara dan Dito.

Teman-temannya hanya mengangguk mengiyakan, walaupun merasa ada yang aneh pada temannya.

Lomba akan dimulai pukul 9, artinya mereka yang mengikuti lomba masih mempunyai waktu 1 jam lagi untuk berlatih.

Ternyata Sandara dan Dito berada di bangku taman yang disediakan disana.

"Ada apa kak"tanya Sandara yang masih berdiri

Dito menepuk bangku disampingnya"duduk dulu"

Sandara menganguk,dan duduk disamping Dito

"Gue mau bilang sama lo,jangan deket-deket sama Bima"

Sandara kaget dengan ucapan seniornya,memangnya kenapa kalau dirinya dekat dengan Bima.

"Kenapa kak?"tanyanya

"Bima itu enggak baik buat lo,bisa aja dia cuma mau main main sama lo. Dia dari dulu sama semua cewek cuma buat mainannya dia, setelah nya ya ditinggal"ucap Dito mencoba memengaruhi Sandara

Sandara menggelengkan kepala tidak menyangka seniornya yang selalu menjadi panutan dirinya selama ia tergabung dalam ekskul jurnalis berkata keburukan seseorang dengan entengnya.

"Kak,maaf ya tapi menurut aku kak Bima baik,lagian ibu ayahku temen-temen aku enggak ada yang ngelarang aku deket sama kak Bima kenapa kakak seenaknya nyuruh aku buat enggak deket sama kak Bima"

"Bu..kan git.. ucapan Dito terpotong karena Sandara sudah berkata lebih dahulu

"Gimana dulu kak Bima itu, aku enggak perlu tau,yang aku tau kak Bima baik sama aku dan aku juga baik sama kak Bima, makasih atas infonya saya permisi kak"ucap Sandara tegas dan segera bangkit dari duduknya meninggalkan Dito dengan tangan yang mulai terkepal.

Dari arah lain Bima mendengar apa yang Sandara katakan dan itu cukup membuat hatinya senang karena gadis itu bisa menerima baik buruknya Bima.

**
Lomba dimulai semua perwakilan dari ekskul menuju ruangan untuk mengikuti lomba termasuk Sandara yang kini terlihat gugup. Padahal lomba kali ini hanya disuruh untuk membuat puisi. Tapi tetap saja yang namanya lomba pasti ada deg degan nya.

"Enggak usah tegang,gue yakin lo pasti bisa"ucap seorang cowok yang sekarang berdiri disamping nya

"Eh,kak Bima kok disini bukanya mau dimulai ya lombanya"tanya Sandara

"Sebentar,cuma mau lihat lo habis itu kelapangan"

Sandara menganguk-anggukan kepala"emm..kak"ucap Sandara gelisah dengan apa yang akan dikatakan

Bima menaikan alis matanya menatap gadis didepannya kini terlihat gelisah"mau bilang apa?"

Sandara menggeleng"enggak, enggak jadi"

Bima tersenyum sambil mengusap rambut Sandara"tinggal bilang semangat kak Bima,gitu aja susah"

Sandara menunduk menatap kebawah malu karena tebakan Bima sangat pas dengan apa yang akan ia katakan

"Heii..sini lihat"ucap Bima sambil menggerakkan kepala Sandara untuk menatapnya

"Enggak usah malu,gue malah seneng disemangatin lo"

Sandara mengangguk"i..iya kak"

"Ya udah masuk sana"suruh Bima

Sandara sekali lagi hanya mengangguk dan berjalan masuk kedalam ruangan

"San"panggil Bima

Sandara menoleh"iya kak"

"Kasih gue senyum dong,biar tambah semangat"godanya

Sandara tersenyum tulus menatap cowok yang kini juga menatapnya dengan senyuman diwajah yang menurut Sandara semakin terlihat tampan.

"Masuk gih, semangat"ucap Bima

Sandara segera masuk kedalam dan lomba untuk ekskul jurnalis dimulai.

**
Play dimulmed ya:)

Jangan lupa vote and comment 😉

SENIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang