Bagian 16

2.7K 69 20
                                    

Siang ini Bima sudah berada di depan gerbang SMA-nya. Cowok itu memang berniat untuk langsung ke sekolahnya setibanya ia di Jakarta. Bukan tanpa alasan Bima di sini—sengaja tidak berangkat sekolah tapi malah nangkring di atas kap mobil nya di depan gerbang SMA Tunas Bangsa. Cowok dengan jaket denim nya itu masih terus memainkan ponselnya, mencoba mengabari perempuan yang sudah ingin ia temui. Siapa lagi kalau bukan Sandara.

Sebentar lagi bel pulang, Bima akan menunggu di sini, chat yang ia kirimkan belum Sandara baca, mungkin cewek itu tengah sibuk dengan teman-temannya atau apa.

Dilihat nya jam tangan di pergelangan tangan nya menunjukkan pukul dua siang. Bima mengarahkan pandangan ke pintu gerbang yang baru saja dibuka satpam sekolah nya.

Pak Rinto yang seperti mengenali Bima pun mendekat,"Walah mas Bima, kenapa di sini toh, memang nya gak sekolah?"

Bima yang mendapat pertanyaan seperti itu segera turun dari kap mobil disertai cengirannya.

"Enggak pak, saya baru pulang dari Bandung, jadi gak sempet berangkat" jawabnya.

Pak Rinto manggut-manggut,"Terus disini nungguin siapa toh mas?"

Kepo banget sih ni satpam. Batin Bima.

"Nungguin pacar saya dong pak"

Pak Rinto kembali mengangguk,"Ya sudah, bapak ke dalam dulu mas Bima" yang dijawab anggukan kepala dari Bima.

Bel pulang sekolah berbunyi, Bima melihat banyak murid yang berjalan menuju parkiran ataupun ke gerbang untuk menunggu angkot. Kepalanya terus celingak-celinguk mencari cewek yang sudah ingin ia temui. Tapi bukannya Sandara yang ia lihat malahan sahabat-sahabatnya yang sekarang ini berjalan ke arah gerbang.

"Itu kan kak Bima, ngapain di disitu, pake baju bebas lagi, emang gak sekolah?" Oliv yang pertama kali melihat Bima.

"Mana sih Liv?" ucap Michel.

"Oh iya bener itu kak Bima, omegatt ganteng bat sih gilaaa" timpal Feby langsung.

Adela hanya mendengus,"Gue samperin dulu ya"

Adela berjalan menghampiri Bima, karena Bima tetangga nya jadi Adela tidak merasa takut dengan senior nya itu. Orang tuanya Bima juga mengenal Maminya. Mereka dekat sejak Bima baru pindah di dekat rumah nya.

"Lho kak Bima, kok disini, gak sekolah kak?" tanya Adela setelah berada di depan cowok itu.

Bima menggeleng,"Oh ya, Sandara mana?"

Adela mengernyitkan dahi sebentar, lalu tersenyum jail,"Cie nyariin Sandara, enggak sekolah tapi kesini buat nyari Sandara, ya ampun kak Bima bisa aja ya".

Bima berdecak,"Serius Del, Sandara mana?"

"Tadi sih katanya ada urusan sebentar sama ekskul, gak tau deh apa"

Mendengar itu entah kenapa pikiran Bima langsung tertuju kepada Dito, ia masih ingat kalau Dito ketua ekskul jurnalis dan Sandara juga masuk ke ekskul itu. Tanpa menunggu lama cowok itu segera berlari ke dalam, menuju ruang ekskul tepat nya.

Adela yang melihat Bima langsung berlari setelah memberitahu Sandara, menghentakkan kakinya kesal.

Apa-apaan sih, selalu Sandara yang dicari! Batin Adela.

SENIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang