Bagian 7

2.4K 95 0
                                    

Hati-hati dengan cinta terkadang ia bisa membuat bahagia juga bisa menghadirkan luka.

Hari ini adalah hari dimana para anggota ekskul yang ditunjuk untuk mengikuti lomba akan pergi ke Bandung karena memang lomba diadakan di Bandung yaitu di SMA BINA BANGSA.

Sandara sedang berada diruang ekskul jurnalis menunggu Dito yang sedang mengambil berkas yang akan diperlukan untuk lomba. Memang Sandara hanya ditemani Dito selaku ketua ekskul jurnalis. Sebenarnya banyak teman Sandara diekskul jurnalis tapi yang diperbolehkan ikut untuk menemani hanya perwakilan dan sudah jelas Dito yang menemani Sandara. Itu juga berlaku pada ekskul ekskul lainnya.

"Sudah kak?"tanya Sandara yang melihat Dito membawa map menghampiri dirinya

Dito mengangguk,dan berjalan keluar diikuti Sandara dibelakang nya.

"Bentar san,ngunci pintu dulu takutnya ada yang masuk sembarangan"ucap Dito sambil mengunci pintu ruang ekskul jurnalis

Sandara mengangguk, sembari menunggu Dito ia memandangi kearah lorong kelas IPS, memang ruang ekskul jurnalis dekat dengan lorong kelas IPS.

"Nyari siapa san?"tanya Dito tiba-tiba membuat Sandara terlonjak kaget

"Eh,kenapa kak?"jawabnya

"Lo nyari siapa,dari tadi lihat ke kelas IPS terus kayaknya"

Sandara menggelengkan kepala"enggak nyari siapa siapa kok"jawab Sandara sambil tersenyum sedikit.

Padahal ia mencari seseorang yang sedari tadi tidak ia lihat. Bima,Yap siapa lagi kalo bukan seniornya yang sudah membuat dirinya tidur dengan senyuman diwajahnya. Sandara tau Bima anak ips karena sahabatnya.

"Ya udah yuk"

Mereka berdua berjalan menuju gerbang dimana tempat bus yang akan ditumpangi oleh anggota ekskul yang ikut dalam lomba berada didepan gerbang sekolah.

Sandara melihat banyak dari perwakilan ekskul sudah menaiki bus dari ekskul KIR, English club,Musik,dll termasuk ekskul basket yang beranggotakan 7 orang. Tapi aneh Sandara tidak melihat keberadaan Bima.

"Yuk san naik"ajak Dito

Sandara mengangguk dengan lesu entah kenapa perasaan nya tidak sesenang kemarin ada yang berbeda karena sedari tadi ia tidak melihat keberadaan Bima. Ia pun segera naik ke bus mengikuti Dito tapi sebelum Sandara naik ada seseorang yang mencekal tangan nya yang membuat Sandara tidak jadi menaiki bus.

"Kak Bima"ucap Sandara spontan raut wajahnya yang lesu berubah menjadi cerah dengan senyum diwajah cantik nya.

"Duduk bareng gue ya"ajaknya

"E..tapi aku sama kak Dito"jawabnya yang membuat raut wajah Bima berubah mendengar nama Dito

"Nanti gue yang bicara,yuk"ucapnya sambil menggandeng tangan Sandara masuk kedalam bus

"Sandara duduk sama gue"ucap Bima kepada Dito yang sudah duduk sambil memainkan ponselnya

Dito mengangkat kepala melihat siapa yang berbicara dengannya.
"Gue perlu bicara sama Sandara,dia kan mau lomba jadi ada beberapa hal yang harus gue bicarain"ucap Dito

SENIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang