Bagian 19

1K 43 7
                                    

Wajah pucat Clara semakin membuat Bima cemas, setelah membawa nya ke dalam mobil miliknya, Bima langsung bergegas menuju rumah sakit. Saat ini yang ada di pikiran nya hanya keselamatan cewek itu. Setelah menyelimuti tubuh Clara dengan jaket nya Bima langsung menjalankan mobil.

"Bertahan, Ra." dilirik nya Clara yang saat ini tengah memejamkan kedua matanya.

Belum sampai di rumah sakit tiba-tiba Clara dengan wajah pucat serta tubuh yang masih basah akibat guyuran hujan itu membuka matanya.

"Ra, you oke?" tanya Bima, dia juga meminggirkan mobil nya untuk berhenti.

"Bima—gue kok bisa sama lo?" tanya​ nya balik tanpa menjawab pertanyaan Bima.

"Tadi lo pingsan di tengah jalan terus kebeteulan gue lewat disana. Sekarang kita ke rumah sakit, oke?"

Clara menggeleng pelan,"Ngga usah. Gue gak papa kok. Anterin gue ke rumah Tante Erin aja ya?" ucap nya lemah.

Bima menatap Clara yang saat ini terlihat tidak berdaya itu."Serius lo gak mau ke rumah sakit?"

Clara mengganguk, ada alasan kenapa dirinya tidak mau pergi ke rumah sakit. Clara tidak ingin Bima mengetahui semua nya sekarang, juga menurut nya saat ini belum waktu yang tepat ia memberitahu Bima tentang
.
.
.
.

Penyakit nya.

"Tapi, Ra. Muka lo pucat banget."

Clara menoleh, menatap Bara. Ia harus bersyukur karena kejadian pingsan nya tadi. Karena hanya seperti itu Bima menatap nya dengan lembut tidak ada sorot tajam di matanya.

Clara tersenyum tipis,"Gue gak papa, Bima. Gue kayaknya kecapekan aja."

Bima akhirnya mengangguk, lelaki itu kembali menjalankan mobil nya untuk ke rumah Tante Erin karena memang Clara tinggal bersama Tante nya setelah pulang dari luar negeri.

"Rumah Tante lo masih sama kan?" tanya Bima.

"Iya, masih kok."

**

"Ya ampun, San. Jadi mantan nya Kak Bima dateng ke rumah nya Kak Bima pas lo juga di sana?" tanya Oliv

Sandara mengangguk.

Saat ini mereka Oliv, Michel, Feby kecuali Adela tengah berada di kamar Sandara. Dengan mendengar curhatan dari Sandara tentang Bima.

"Terus-terus, San. Gimana?" kini giliran Feby yang bersuara.

Sandara mengangkat kedua bahu nya,"Ya gitu, aku pergi dari rumah Kak Bima."

"What? Lo yang pergi bukan mantan nya Kak Bima itu?" Michel juga bersuara.

"Aku juga pergi karena aku ngerasa hubungan Kak Bima sama mantan nya belum selesai."

"Maksud lo belum selesai?" tanya Oliv

"Mungkin aja mereka putus karena suatu alasan." jawab Sandara.

"Kak Bima gak nahan lo gitu pas lo mau pergi?" tanya Feby

"Sempet si, tapi aku langsung pergi aja gitu."

"Kalo gue jadi lo ya, San. Udah gue labrak tuh mantan nya Kak Bima. Lagian udah jadi mantan pake ke rumah nya segala. Yang lalu biarlah berlalu lah!" ucap Oliv gemas.

"Aw! Sakit anjir." ucap nya sambil mengelus kepala nya karena jitakan dari Feby.

"Sandara beda sama lo ya, mak lampir!" kata Feby kesal.

"Sa ae dong, Bu."

Sandara tertawa pelan, kehadiran teman teman nya memang sedikit melupakan tentang Bima.  Lagi apa ya sekarang Kak Bima? Ucap nya di batin.

**

"Makasih ya, Bim. Nanti jaket lo gue cuci dulu." ucap Clara yang saat ini berdiri di depan pintu rumah Tante nya.

Bima mengganguk,"Santai aja. Sana masuk, salam buat Tante Erin."

Clara tersenyum,"Oke, gue masuk ya. Lo hati-hati."

Lagi lagi Bima mengangguk.

Clara berjalan masuk ke dalam sebelum suara Bima membuat nya menoleh kembali.

"Jaga kesehatan, Ra. Gue gak bisa selalu nolongin lo pas lo pingsan kayak tadi."

Clara mengganguk, tersenyum lemah. Karena omongan Bima juga benar. Cowok itu tidak selalu ada di samping nya bahkan saat ia membutuhkan bantuan nya.

"Makasih, Bim."

**

Ada yang tau Clara sakit apa?? 😀
Masih nungguin Senior gak nihh☝️☝️

Part-part menuju Ending yaaa😀😉

Makasih buat kalian yang masih setia sama Senior padahal aku update nya ngaret banget🙃🙃

Jangan lupa vote and comment yaaa♡♡

SENIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang