Bagian 18

936 33 10
                                    

Bima saat ini tengah menikmati wajah Sandara yang terlihat memerah akibat sinar matahari. Kelas Sandara memang sedang melakukan pemanasan di jam olahraga pagi ini. Di jam pertama ini Bima sengaja untuk bolos pelajaran Ekonomi hanya untuk melihat Sandara. Sejak kejadian di rumah nya kemarin Sandara benar-benar tidak bisa di hubungi. Bima juga tidak bisa berangkat bersama Sandara karena cewek itu sudah meninggalkan rumah nya sebelum ia datang.

"Eh, San. Liat tuh siapa yang duduk disana." kata Feby yang berada dibarisan yang sama dengan Sandara.

Kepala Sandara otomatis menghadap ke arah yang Feby tunjuk dengan dagu cewek itu.

Disana terlihat cowok dengan seragam yang sudah keluar dari celana nya. Juga tidak lupa senyum manis cowok itu yang membuat Sandara ingin cepat-cepat memalingkan wajah nya. Bukan apa-apa tapi untuk saat ini Sandara sedikit menjauh dari semua yang membuat nya semakin mengingkat lelaki itu.

Sandara juga seperti cewek pada umum nya, yang akan sakit hati jika kekasih nya masih berhubungan dengan masa lalu nya. Tidak munafik memang jika Sandara saat ini marah kepada Bima. Sandara juga merasakan kalau hubungan Bima dengan Clara memang belum sepenuh nya selesai. Iya, seperti ada sesuatu yang terjadi di hubungan mereka.

"Woi, gaes. Pak Fajar gak bisa dateng anak nya sakit. Katanya kita boleh main apa aja asal jangan masuk kelas sebelum pelajaran olahraga selesai."

Ucapan lantang dari Dika—ketua kelas yang baru saja tiba dari ruang guru itu mengalihkan perhatian Sandara yang ternyata sejak tadi memandang Bima.

"Asik gak jadi penilaian lari dong!" ucap Oliv sumringah. Cewek itu memang tidak berbakat dalam olahraga lari.

"Masih ada minggu depan ya, mbak." timpal Feby.

"Gapapa lah. Yang penting gak hari ini, mana gue masih pms lagi. Ternyata ya di balik derita orang lain ada keberuntungan buat gue." katanya dengan tertawa.

Sandara, Feby, Adela dan Micel hanya menggeleng-gelengkan kepala nya.

"Amit-amit punya temen kayak lo, Liv liv."kata Adela tanpa rasa bersalah.

"Iri bilang bos! Haha." jawab Oliv

"Udah gila nih orang. Kantin yuk!" kata Feby.

"Kuy!" jawab mereka kompak.

**
"San, aku mau ngomong sebentar aja ya?" Bima masih menghalangi jalan nya untuk ke perpustakaan.

"Kak, permisi aku mau ke perpus disuruh ngambil buku sama Pak Rinto."

Bima memegang pergelangan tangan Sandara yang langsung Sandara lepas.

"Maaf, San. Aku ngecewain kamu ya? Tapi emang aku sama Clara udah gak ada hubungan apa-apa. Kamu percaya sama aku kan?"

"Aku mau Kakak selesain dulu apa yang belum selesai antara kalian. Saat ini aku minta sama Kakak jangan temuin aku dulu ya?"

Bima menggeleng,"Enggak, San. Aku gak mau. Aku bakal buktiin kalo emang aku sama Clara udah selesai kita udah gak ada hubungan apa-apa lagi."

"Kalo gitu kasih aku waktu juga buat percaya sama Kakak, permisi." setelah mengatakan itu Sandara meninggalkan Bima dengan perasaan yang kacau.

Ia tidak meyangka jika hubungan nya dengan Sandara akan seperti ini. Disaat ia sudah bisa melupakan Clara tapi kenapa cewek itu muncul saat dirinya baru saja memulai membuka hati nya untuk Sandara.

Sementara seseorang yang sedari tadi mendengar perbincangan Bima dan Sandara tersenyum sinis. Ini mungkin waktu nya ia mendekati Sandara lagi untuk mengambil hati cewek itu dari Bima.

**
"Bima!" suara perempuan yang tidak asing lagi di telinga nya itu membuat Bima menoleh dan benar saja disana sudah ada Clara dengan dress motif bunga itu.

Cewek itu juga melambaikan tangan nya kearah Bima, memberi tahu cowok itu agar mendekat. Saat ini Bima sudah berada di parkiran sekolah nya sementara Clara ke dekat gerbang utama.

Tidak ingin murid lain tahu Bima cepat-cepat mendekat dan membawa pergi Clara di depan gerbang.

"Ra, lo ngapain disini." tanya Bima langsung.

"Gue kangen sama lo, Bim. Jadi gue nyamperin lo kesini deh. Sekolah lo bagus juga, apa gue sekolah disini aja ya? Biar bisa liat lo terus." ucap nya, cewek itu tengah memandangi bangunnan tinggi milik Sma Tunas Bangsa dengan tersenyum senang.

"Mending lo cari sekolah lain, disini gak cocok sama lo."

Clara menatap Bima curiga."Ah, gue tau. Pacar lo sekolah disini juga kan? Makanya lo bilang gue gak cocok disini."

Bima tidak menanggapi ucapan Clara dan memilih menghembuskan napas kasar.

"Siapa nama cewek lo, Ah iya. Sandara. Mana ya gue mau ketemu dong."

Bima menatap Clara,"Mau ngapain lo ketemu Sandara?"

Clara tertawa kecil,"Santai kali, Bim. Gak bakal gue apa-apin."

"Ra, mending lo sekarang pulang."

"Gue bareng lo ya, tadi gue kesini pake taxi."

"Enggak bisa, lo pulang sendiri aja."jawab Bima.

"Masa lo tega si ninggalin gue. Gue agak lupa juga jalan pulang."

"Lo tinggal sebutin alamat ke sopir taxi nya." setelah mengatakan itu Bima berjalan ke parkiran dimana mobil nya terparkir.

"Yah, Bima. Mau ujan masa lo tega banget si!" teriakan Clara mengundang perhatian murid yang kini sudah ramai di depan gerbang.

Clara menginjak kan kaki nya kesal. Cewek itu berjalan menjauh dari Sma Tunas Bangsa untuk mencari taxi.

Kejadian itu juga terlihat oleh Dito. Ia sangat terkejut dengan kehadiran Clara di sekolah nya. Gadis itu masih sama seperti dulu namun beda nya Clara terlihat lebih kurus dari terakhir kali ia lihat.

**
Hujan deras menguyur jalanan ibu kota saat ini. Bima yang tengah mengendarai mobil nya itu di buat kaget karena tiba-tiba mobil di depan nya meng-erem mendadak. Juga kerumunan yang ada di depan sana membuat Bima turun dari mobil nya tanpa memperdulikan air hujan yang mengguyur tubuh nya.

"Permisi, Pak. Ada apa ya Pak?" tanya Bima kepada mobil yang ada di depan nya.

"Ada cewek pingsan dek." jawab bapak itu.

Karena penasaran, Bima mendekati kerumunan itu dan bagaimana terkejut nya ia saat melihat tubuh mungil dengan keadaan basah kuyup itu tengah menutup matanya juga terbaring lemah di jalanan beraspal ini serta hujan yang tidak henti nya mengguyur cewek itu. Dengan perasaan takut akan sesuatu terjadi kepada cewek itu Bima langsung mendekat.

"Clara!!"

***
Ho ho kenapa tuh sama Clara🙃
Ada yang bisa nebak? Coment jangan lupa:)

Akhirnya bisa update:)

Udah lama banget gak sih huhu maapin akuuu😞

Semoga masih mau baca dan nungguin Senior ya:)

Vote and comment Jangan lupa:)

SENIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang