Bagian 14

2K 71 0
                                    

Cinta itu memang manis,tapi lebih manis lagi jika tak pernah berakhir.

***

Hari ini Sandara kembali menjalani rutinitas sehari-hari nya yaitu bersekolah. Gadis cantik yang sekarang telah selesai menyisir rambut panjang nya yang telah dipotong sebahu itu menatap dirinya didepan cermin yang terdapat dimeja riasnya.

Kini Sandara dengan rambut sebahunya terlihat berbeda, dirinya semakin terlihat cantik serta wajah baby face nya menambah kesan imut dalam dirinya.

Setelah memoleskan bedak bayi pada wajahnya serta lipbalm sedikit pada bibirnya agar tidak terlihat pucat,ia segera turun karena mendengar suara motor yang sudah sangat ia kenal, siapa lagi kalau bukan Bima, seniornya yang kini menjadi kekasihnya.

Sampai dibawah ternyata Bima sedang mengobrol bersama ibunya diruang tamu. Melihat kehadiran Sandara,Bima menatap Sandara tanpa berkedip mungkin karena tampilan Sandara berbeda dari biasanya. Dengan rambut sebahunya yang sedikit dicat pirang menambah kesan manis pada Sandara.

"Bu,aku berangkat dulu ya"ucap Sandara pada ibunya

Marlina mengangguk"iya, hati-hati ya sayang. Nak Bima,bawa motornya jangan ngebut ngebut ya"ucapnya yang kini menghadap kearah Bima.

Bima langsung mengangguk"tenang Bu, Sandara aman sama saya"katanya sambil melirik kearah Sandara.

Marlina terkekeh mendengar ucapan Bima"ya sudah sana berangkat nanti telat loh"

Mereka berdua mengangguk serta berjalan keluar menuju tempat motor Bima.

Seperti biasa Bima memberikan helm untuk Sandara.

"Kok beda dari yang kemarin?"tanya Sandara, pasalnya helm yang sekarang ia pegang bewarna biru muda,warna kesukaan nya.

"Aku beli khusus buat kamu"ucap Bima sambil mengacak rambut Sandara."rambutnya baru nih,makin cantik aja"katanya yang membuat Sandara tersipu malu karena ucapan Bima.

"Udah kak,masih pagi loh"ucapnya dengan senyum yang ditahan.

Bima tersenyum melihat gadis didepannya yang terlihat sangat menggemaskan"ayo naik"suruh Bima.

Sandara mengangguk, segera menaiki motor milik Bima. Selanjutnya motor melaju menuju sekolah mereka.

**

"Sandara" ucap seorang cowok saat Sandara tengah berjalan menuju kelas nya. Bima telah pergi ke kelasnya terlebih dahulu karena katanya ada tugas yang belum dikerjakan.

Sandara menoleh ternyata  Dito. Ia berhenti menunggu Dito yang berjalan menuju ke arahnya.

"Ada apa kak"tanya Sandara langsung saat Dito sudah berdiri disampingnya.

"Lo masih suka bikin puisi kan?"tanyanya

Sandara mengangguk"memang nya kenapa kak?"

"Mading lagi kosong nih,gue nggak tau mau di isi apaan. Lo mau kan bikin puisi buat dipajang di mading."

Sandara sedikit berpikir, matanya melirik kearah mana pun yang mampu ia lihat.

"Gimana San,mau kan?"tanya Dito

"Ya udah deh kak,aku mau tapi nggak janji bikin cepet soalnya lagi banyak tugas."jawabnya yang membuat Dito tersenyum.

"Ya nggak apa,sebisa lo aja"

Sandara mengangguk"aku ke kelas dulu kak"pamitnya dan segera berjalan kearah kelas nya.

Dito hanya bisa melihat punggung Sandara yang semakin jauh. Entah kenapa perasaan nya sekarang tidak seperti biasanya. Ia tidak pernah merasakan ini sebelumnya kepada siapapun, semenjak kejadian dimasa lalunya itu ia menutup hatinya untuk siapapun karena bagaimanapun ia belum sepenuhnya untuk melupakan seseorang dimasa lalunya,walaupun seseorang itu tidak pernah membalas perasaan nya.

Tapi kali ini bersama Sandara ia merasakan sesuatu yang aneh dalam dirinya. Hatinya menghangat jika mengingat sosok gadis cantik dengan senyum manis yang persis dengan seseorang di masa lalunya. Tetapi itu bukan alasan ia untuk mendekati Sandara, menurutnya disamping Sandara ia bisa merasakan bagaimana dirinya dulu yang mempunyai hati dan juga cinta, sebelum kejadian itu mengubah cara pandang dirinya dan tidak pernah percaya akan cinta sejati.

Gue harap lo bisa jadi alasan gue buat ngelupain Clara. Ucapnya dalam hati sambil tersenyum menatap punggung Sandara yang kian menghilang.

**

  SIAPA CLARA?

Penasaran nggak si sama masa lalunya Bima dan Dito???
Ikutin terus ya ^_^

Jangan lupa vote and comment 😉

SENIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang