Bagian 17

2.2K 72 17
                                    

Saat ini mereka berdua telah sampai di rumah yang cukup mewah. Rumah milik Bima. Iya, Bima membawa Sandara ke rumah nya. Ia ingin menceritakan siapa itu Clara.

Bima ingin Bunda nya yang menceritakan semua itu kepada Sandara. Cowok itu juga tidak ingin lagi menutupi semua dari Sandara. Bagaimana masa lalu nya, dengan siapa dulu ia menjalin hubungan. Semuanya ia ingin Sandara mengetahui. Ia melakukan nya agar Sandara tidak salah paham tentang ucapan Dito.

"Ayo masuk, San." Ajak Bima.

Sandara mengangguk, mengikuti langkah Bima yang sudah berjalan terlebih dahulu.

Bima menghentikan langkahnya ketika matanya melihat seorang cewek yang tidak asing lagi, gadis itu duduk di ruang tamu rumah nya. Saat ini juga Bima ingin pergi dari sana serta membawa Sandara juga.

Bima yakin saat ini Sandara juga melihat nya. Terlihat dari gadis di sampingnya itu hanya diam.

Clara tersenyum melihat siapa yang datang. Gadis itu langsung berdiri dan menghampiri Bima, memeluk cowok itu. Ia tidak perduli dengan siapa Bima datang, yang saat ini Clara rasakan ia benar-benar merindukan Bima.

“Lepasin, Ra." Bima berusaha melepaskan Clara yang memeluk nya saat ini.

Dibalik punggung nya Clara menggeleng,"Aku kangen sama kamu, Bim. Gak mungkin lah aku lepasin."

Sandara diam tapi hatinya teriris. Saat ini dipikirannya Bima adalah cowok berengsek. Seharusnya ia tidak pernah menaruh hati kepada seniornya itu, jika akhirnya seperti ini.

Yang dilakukan Sandara adalah melangkah kan kakinya untuk pergi dari sana. Tapi sebelum itu tangannya di cekal oleh Bima. Raut wajah cowok itu seperti meminta agar dirinya tidak pergi. Dengan berat hati Sandara menurutinya.

Bima menarik Clara dengan paksa.

"Sori, tapi gue udah punya cewek. Lo gak bisa peluk-peluk gue." Ucap Bima tegas.

Mendengar itu Clara menatap cewek yang saat ini di samping Bima. Ia kesal tapi juga tidak bisa berbuat apa-apa. Semua ini juga karena dirinya. Bima seperti ini juga karena nya.

Clara menelan ludah, mengamati Sandara dari atas sampai bawah. Dapat ia akui Sandara memang cantik. Tapi ia belum rela jika Bima harus bersama cewek itu. Ada rasa tidak terima di dalam hatinya.

Terlihat Clara mengulurkan tangannya kepada Sandara,"Clara, mantan pacar nya Bima." Ada nada ketegasan saat mengatakan itu.

Sandara tersenyum tipis, sesakit-sakit hatinya saat ini ia tetap menerima uluran tangan Clara,"Sandara."

Setelah itu Bima langsung mengandeng tangan Sandara untuk menemui Bunda nya. Cowok itu tidak peduli dengan keberadaan Clara. Bima benar-benar sudah menganggap Clara sebagai masa lalu nya, dan masa depan nya saat ini adalah Sandara.

Terlihat Laras yang baru saja keluar dari arah dapur, ia melihat Bima bersama seorang perempuan cantik yang ia yakini adalah pacar Bima. Laras juga sudah menduga Bima pasti sudah bertemu Clara di depan.

Kedatangan Clara memang sangat tiba-tiba. Perempuan itu datang dengan rasa bersalah nya. Ia meminta untuk kembali dengan Bima. Tapi Laras juga tidak bisa memaksa Bima, apalagi saat ini Bima telah mempunyai pacar.

"Sudah pulang, Bim. Pasti pacar kamu ya ini." Laras berucap disertai senyuman.

Sandara juga tersenyum sopan, gadis itu langsung menjabat tangan Laras juga mencium nya.

"Sandara, Tante." Ucap Sandara memperkenalkan dirinya.

Laras mengangguk,"Bima sering cerita sama Tante soal kamu. Ayo, duduk, San." Ajak Laras.

"Bun, aku mau ngomong soal Clara. Ngapain dia kesini?" tanya Bima.

"Bukan nya tadi aku udah bilang ya, aku kangen sama kamu, Bima." Itu bukan suara Laras melainkan Clara yang saat ini juga ikut bergabung diruang tengah.

"Kamu gak lupa kan, Bim. Kamu pernah bilang, berapa lama pun aku pergi kamu bakalan tetep nungguin aku kan? Kenapa pas aku udah ada kamu malah sama cewek lain." ucap Clara lagi. Suaranya pelan.

"Sandara, bantuin Tante buat kue yuk. Mau kan?"

Sandara tahu, ajakan Laras itu karena ingin membiarkan Bima dan Clara untuk berbicara, menyelesaikan apa yang belum selesai.

"Aku mau pamit aja, Tan. Udah sore juga. Kak Bima, aku pergi dulu ya."

"Aku anterin ya?" ucap Bima. Ia benar-benar tidak tega melihat Sandara seperti ini. Bima juga tidak tahu kalau semuanya akan begini.

Sandara menggeleng kecil,"Enggak perlu, kakak selesain dulu aja sama Clara."

"Tante aku pamit ya. Lain kali aku mau bantuin Tante bikin kue kok." Sandara mencium tangan Laras, gadis itu tersenyum tipis. Setelah itu Sandara melangkahkan kakinya pergi dari sana.

Bima ingin menyusul Sandara tapi satu tangan nya di tahan oleh Clara, dan langsung dihempaskan oleh Bima.

"Apaan si, Ra. Kita udah gak ada hubungan lagi. Cewek gue sekarang pergi gara-gara lo, dan harusnya lo yang pergi bukan Sandara."

Setelah mengatakan itu Bima langsung berlari menyusul Sandara. Tidak peduli dengan teriakan Clara yang memanggil namanya.

Saat ini Sandara berjalan pelan, kepalanya menunduk. Ia tidak pernah menyangka akan seperti ini. Baru saja kemarin ia bersenang-senang dengan Bima kenapa sekarang semua seperti ini. Kenapa Bima tidak pernah bercerita tentang Clara kepada nya, dan apa kata Clara tadi? Bima akan selalu menunggu Clara berapa lama pun cewek itu pergi?

Bima sangat menyayangi Clara. Itu yang saat ini ada di pikiran Sandara. Memang menyakitkan baginya, tapi Sandara bisa apa jika Bima akan kembali kepada Clara dan meninggalkan nya?

Sandara hanya perempuan baru dalam hidup Bima sementara Clara jauh lebih lama bersama Bima.

"Sandara!"

Suara cowok di belakang membuat nya menoleh, itu Bima. Cowok itu berlari menuju ke arah nya, dan yang dilakukan Sandara saat ini adalah gadis itu berlari secepat nya agar Bima tidak bisa mengejar nya.

"San, tolong berhenti. Aku mau jelasin semua. Sandara!" Teriakan Bima tidak ia hiraukan.

Sandara berlari dengan cepat, dipikirannya saat ini adalah ia harus menjauhi Bima atau mungkin Sandara harus melupakan lelaki itu.

Maafin aku, kak.

***

Akhirnya aku bisa update.

Maaf banget kalo feel nya kurang.

Aku juga gak tau nulis apaan sih ini😭😭

Semoga suka ya💜💜💜
Vote and comment jangan lupa biar aku cepet update nya 💜😉

SENIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang