Ketika aku mulai larut dalam rasa nyaman, tolong ingatkan aku bahwa kita tidak lebih dari sebatas teman.
•••
ALBIZA berjalan menuju lokernya di belakang kelas, hendak menggantikan buku pelajaran saat bel pergantian pelajaran berbunyi, tiba-tiba mendengar suara langkah kaki seseorang yang baru saja memasuki kelas.
Refleks, Albiza menoleh dan mendapati Albian yang baru kembali dari toilet. Albian menarik sudut bibirnya sekilas, mungkin terlalu cepat karena orang-orang pasti tidak menyadarinya, membuat pipi Albiza memerah.
Refleks Albiza menyentuh pipinya, diam-diam dia tersenyum kegirangan. Kenapa tidak dari dulu saja dia dan Albian saling kenal?
"Albiza, ngapain kamu senyum-senyum sendiri? Gak kerasukan, 'kan?"
Albiza terlonjak saat tiba-tiba bu Endang datang dan memandanginya heran sekaligus takut. Membuat Albiza menyengir lebar. "He-he, ngg-maaf bu, saya tiba-tiba kepikiran wajah Soobin,"
Bu Endang menggeleng. "Kamu ini, dari kelas 11 masih aja memuja Oppa-oppa fana itu."
"Ya abisnya Lala ngeracunin saya, awalnya saya tidak terlalu suka Korea, tapi Lala membawa saya suka mereka, tapi malah saya yang lebih tergila-gila dibanding Lala,"
"Ck ck, ya udah cepat kembali ke bangku kamu, kita akan memulai pelajarannya."
Albiza mengangguk dan cepat-cepat kembali ke tempat duduknya, melirik Albian sekilas yang juga meliriknya.
Kalau Albiza tahu semenyenangkan ini, kenapa dulu jauh-jauh ke adik kelas kalau teman sekelas saja lebih menggoda?
Sial, Albiza baru menyadarinya setelah membiarkan hatinya terluka oleh Cello.
"Albiza?"
"Iya, Cell? Eh!" serunya cepat seraya menutup wajah dengan buku, yang benar saja dia menyebutkan nama itu lagi!? What the hell!
"Cell? Cellular?"
Gelak tawa anak-anak kelas terdengar, membuat Albiza mengumpat pelan. "B-bukan bu, saya--"
"Lagi mikirin mantan nih yeee..."
"Ciaaat Biza belum move on..."
Albiza menggerutu, dia melirik Albian yang sedang memandang bu Endang dengan santai tanpa ekspresi, entah karena cemburu atau memang tidak peduli?
Entahlah, Albiza belum paham betul bagaimana sebenarnya Albian padanya.
•••
Membersihkan kelas, itulah yang sedang Albiza lakukan sekarang, ditunggu Albian yang sedang memainkan games di bangku paling depan dekat pintu.
"Double Kill!"
"Triple Kill!"
"Maniac!"
"Sava--anjing! Jaringan edan goblok banget sih monyet aing gagal legend!"
"Jangan kasar."

KAMU SEDANG MEMBACA
Albianza
Dla nastolatków[ SUDAH TERBIT ] Gara-gara film Dilan, Albiza jadi baper sama Albian. Sialnya, Albian yang 'katanya' cuek pun jadi mulai luluh dan ikut bawa perasaan pada cewek yang sudah dua tahun berada dalam kelas yang sama dengannya--tepat duduk di sampingnya. ...