19 | Gagal Fotbar

4.4K 240 0
                                    

Definisi sakit tak berdarah. Saat hampir jadi, malah memilih untuk 'menghargai' perasaan orang lain.

•••

❝BIAN! Ini gue baru beli tiket nonton road race ala-ala anak Bandung, buat dua orang. Mau nonton?"

Albiza melirik bangku sebelahnya, terdapat Novia yang memberikan dua lembar kertas yang disebut tiket pada Albian.

"Di mana?"

"Sirkuit Brigif Cimahi, nanti minggu depan. Dateng bareng gue, ya? Atau lo juga bisa ikutan nge-race kalo mau,"

"Kenapa lo tahu gue suka road race?" tanya Albian.

Albiza memejamkan mata, ternyata masih banyak hal yang tidak dia ketahui tentang Albian. Albian yang merokok, dan suka road race.

"Apa sih yang gue nggak tahu tentang lo? Lo nya aja gak peka!" Novia geregetan.

"Peka makanan jenis apa?" tanya Albian cuek.

"Iih, 'kan Bian mah suka gitu! Intinya mau nggak, nonton sama gue? Ayo dong, kali-kali bahagiain gue gitu sebelum lulus," Novia sudah cemberut, bisa dibilang itu adalah skill-nya jika Albian menolak. "Gue nggak suka loh sama road race, gue bela-belain beli buat lo. Gue sampe nitip Ayah gue buat beli itu tiket, mau, ya?"

"Dih, kalo udah cinta Novia seagrefsif itu ternyata...."

"Ew, harga diri lo Nov!"

"Yassallam ini anak dari kelas 11 masih aja suka Albian,"

Novia tak peduli, dia masih ingin Albian yang menemaninya menonton road race.

"Bi?"

Albiza pura-pura sibuk membaca novel, meski diam-diam mendengarkan dan berharap Albian menolaknya.

"Dih, banyak mikir. Mikirin perasaan yang 'onoh'? Udah lah Bi 'kan--"

"Oke. Tapi gue gak bakalan jemput lo. Gue tunggu di Sirkuit aja." putus Albian.

Albiza bisa melihat dari ekor matanya bahwa Novia tersenyum lebar. "Tapi beneran lo gak bakalan jemput? Ih kok git--"

"Atau, kita gak jadi nonton." potong Albian membuat Novia menggeleng cepat.

"Jadi! Oke! See you!"

Dan diam-diam, Albiza berpikir bagaimana caranya dia bisa melihat Albian tanding di Sirkuit nanti.

•••

Di sinilah Albiza sekarang, di atas tribun penonton VVIP, paling depan tetapi berusaha untuk bersembunyi diantara punggung yang lain. Tidak ingin terlihat menonton Albian yang katanya akan ikut race.

Di tribun penuh anak-anak dengan baju racing-nya dan suara perkusi yang bergemuruh, berbeda dengan Albiza yang memakai baju biasa. Karena ini pertama kalinya dia rela datang ke tempat yang di dominasi anak-anak cowok. Terlagi dia tidak suka acara-acara di luar rumah, karena dia lebih suka di rumah menonton drama Korea. Sepak bola saja, dia hanya suka Persib. Karena dari Bandung. Itu pun tidak terlalu fanatik.

"Neng, nontonin siapa?"

"Kepo." sahut Albiza cuek, matanya memandang paddock yang terdapat beberapa orang yang sudah siap untuk tanding, dan Albiza melihat Novia di sana.

AlbianzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang