12 | Hujan di Luar, Basahnya di Pipi

5.3K 257 7
                                    

Ternyata, kita suka sama orang yang sama, lagi.

•••

DI luar sedang hujan cukup deras, dengan menikmati macthalatte Albiza juga sedang memandang fokus laptopnya, menonton Drama Korea yang tak pernah bosen di tontonya; EXO Next Door, karena di sana Chanyeol yang jadi pemeran utamanya. Bias pertama kalinya Albiza suka K-pop.

Kamar yang berbau Korea itu seolah surga bagi beberapa K-popers, coba saja bermain ke kamarnya Albiza, kalian akan menemukan banyak merchandise K-pop di sana, dan tak lupa satu rak Album BTS, EXO, dan lainnya.

Kamar yang berbau Korea itu seolah surga bagi beberapa K-popers, coba saja bermain ke kamarnya Albiza, kalian akan menemukan banyak merchandise K-pop di sana, dan tak lupa satu rak Album BTS, EXO, dan lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Za--hiks,"

Gebruk! Novia tiba-tiba saja sudah memeluknya, kebiasaannya ketika galau pasti anak itu datang ke rumahnya tidak tahu waktu. Padahal jam sudah hampir menunjukkan pukul sebelas malam, tapi cewek itu tetap datang ke rumahnya.

Albiza kaget. "Lo kenapa? Lo sama siapa ke sini malem-malem?"

"Hikss, mumpung besok libur gue mau nginep di sini," Novia mengusap air matanya yang sejak tadi turun dengan punggung tangan. "Malem tadi gue mimpi kalo Bian jadian sama Lala. Anjir bangun gue langsung nangis gak jelas kayak lo kemarin, terus pas lihat Lala gue benci banget, apalagi lihat Albian. Lo tahu kan tadi gue males banget ngapa-ngapain di kelas apalagi ngomong sama Lala?"

"Kok bisa? Kok baru cerita?"

Novia meringis. "Sori lupa cerita, mood gue rusak seharian ini. Bisa lah, namanya juga mimpi. Pokoknya di sana mereka itu manis banget, dia blak-blakan depan gue anjir!"

Deg! Bagaimana dengan nasibnya? Albian dengan Lala aja yang 'cuma dalam mimpi' Novia benci, bagaimana jika Novia tahu Albiza yang dekat dengan Albian sebenarnya?

"Cuma mimpi, Vi, siapa tahu Bian nggak kayak gitu," sahut Albiza dengan senyum simpulnya.

"Tapi, Za... Bian tuh nggak pernah suka sama gue kayaknya, abis dia nggak pernah nge-chat duluan kalo nggak di chat, minimal nanya tugas fisika gitu sama gue, tapi ini nggak sama sekali. Doi tuh nggak pernah basa-basi kayak gitu, buat balas chat gue aja lamaaaa banget. Lo tahu? Gue harus nunggu dia update story biar bisa chat-an meskipun balasannya lama, kalo langsung? Doi tuh risih banget gue deketin!" Novia merengek, air matanya sudah turun sejak tadi, benar ternyata Novia begitu menyukai Albian setengah mati.

Albiza tersenyum dan berusaha menenangkannya. "Sampe kapan?"

Novia mendongak, memandang wajah Albiza yang entah mengapa terlihat tidak baik di mata Novia. "Apanya? Lo kenapa lagi kayak mau nangis?"

"Lo peduli sama orang yang nggak peduli sama lo?" Albiza terkekeh dan mengusap wajahnya. "Lo tahu kan gue baperan? Nah gue ikut sedih lah lo cerita jadi ikutan mau nangis." alibinya.

AlbianzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang