Bab 1

15.9K 1K 37
                                    

Ada lagu manis yang menemani di awal

Silahkan dibaca dengan hati bahagia ♥♥

******

London, 24 Desember, 01:13AM.

"Hah!"

Aku terbangun dengan keringat dingin membasahi. Lagi-lagi mimpi buruk tentang Ayah. Selalu seperti ini kala Natal mulai mendekati. Santa seolah tidak pernah ingin memberi ketenangan padaku.

Dengan malas, aku berdiri. Melangkah keluar kamar. Berjalan menyusuri beberapa anak tangga yang mengarah pada lantai dasar.

Rumahku memang cukup besar. Terdiri dari dua lantai dengan dominasi warna cokelat. Berhiaskan motif dedaunan berwarna emas pada dindingnya, jam antik yang teramat besar di ruang utama, lampu gantung kaca di tengah ruangan, dan jangan lupakan juga dengan banyaknya barang antik dan kuno yang memenuhi sudut rumah.

Benar-benar terasa klasik. Dan aku nyaman tinggal dengan suasana seperti ini. Suasana yang sama seperti saat Ayah masih hidup sembilan tahun lalu. Hah ... mengingat kembali masa lalu ternyata masih membuat hatiku sakit.

Drap!

Setelah melewati ruang utama, aku akhirnya sampai di dapur. Dan di sana, aku mulai sibuk kembali. Membuka satu per satu lemari kecil yang tersusun rapih. Berusaha untuk menemukan obat tidur milikku.

"Ah, ini dia," ucapku lirih.

Satu tanganku telah menggenggam botol berwarna putih itu. Mengambil dan meletakkannya di atas sebuah meja panjang. Tanpa menyiakan waktu, aku langsung menutup kembali lemari. Lalu melangkah ke salah satu sudut dapur untuk mendapat segelas air.

"Wah, indahnya."

Gerakku terhenti saat selesai mengisi gelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gerakku terhenti saat selesai mengisi gelas. Wajah putihku telah menoleh. Melihat ke luar jendela. Mengamati butiran salju yang turun dengan amat cantik. Ditemani sinar bulan yang lembut, malam itu menjadi malam yang indah dan menenangkan di saat yang bersamaan.

"Natal benar-benar sesuatu yang istimewa, bukan? Aku yang tanpa hati ini saja bisa ikut tersentuh karenanya," gumamku dengan sedikit senyum di wajah. Dan untuk beberapa saat, aku melupakan waktu dan obat. Memilih untuk menikmati pemandangan malam yang ada lebih lama lagi.

******

London, 24 Desember, 08:41AM

Jalanan kota London masih saja terlihat ramai. Lalu lalang orang yang terpaku dengan ponselnya. Beberapa tunawisma yang duduk di sudut-sudut kota dengan selembar kardus. Belum lagi dengan penuhnya jalan yang didominasi oleh bis dan mobil.

Selalu padat seperti hari-hari biasa. Hanya satu hal yang berbeda. Suasana Natal yang mulai ikut terlihat dan menghiasi berbagai penjuru London. Bukan hanya London, tapi pasti juga seluruh Inggris.

[End] Ending MomentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang