Bab 17

7.2K 691 17
                                    

Ps. Mau kasih sedikit penjelasan aja. Seperti yang tertulis sebelumnya bahwa adegan Salsa berantem sama Ella itu hari Selasa.

Dua hari berlalu (Selasa dan Rabu), kemudian adegan Salsa ditolong Haist itu hari Kamis. Dan berhenti sampai mereka berpelukan ala teletubies wkwkwk. Jadi, untuk chapter pembukaan di sini masih aku lanjutkan di hari yang sama, yaitu hari Kamis, Ok!

Jangan lupa vote, follow, dan komentar -XOXO

*****

Kamis, 24 Desember, 13:41.

Aku diantar Haist ke panti asuhan. Bertemu Ella. Ingin menyelesaikan setiap masalah di antara kami. Dan semua terjadi begitu mudahnya. Pembicaraan demi pembicaraan mengalir bagai air.

"Aku minta maaf, Kakak," katanya padaku dengan wajah tertunduk.

"Aku juga minta maaf. Mengatur dan berteriak padamu. Aku memang bukan Kakak yang baik."

"Tidak, aku yang salah. Kakak mengatur dan meneriaki diriku karena aku memang kekanak-kanakan. Aku manja dan bodoh. Tidak seperti Kakak yang selalu bisa melakukan semuanya, aku hanya mampu kabur dari kuliah. Bermain dan menghamburkan uang."

Aku tersenyum. Mengangkat satu tangan. Bukan untuk menamparnya. Namun, terulur untuk menyentuh dan menggenggam satu tangan Ella yang sama rapuhnya seperti diriku.

"Kita berdua salah. Jadi, ayo saling memaafkan dan tidak lagi menyakiti."

Ella mengangkat wajah dan balik melihat diriku dengan mata berkaca.

"Kakak ...."

"Aku tidak lagi akan memaksamu untuk kuliah. Sejak awal aku tahu bahwa kamu tidak tertarik dengan urusan bisnis, tapi malah memaksamu untuk mengambil jurusan itu. Jadi, keluarlah. Lakukan hal yang memang membuat hatimu senang.

"Mengajar ... kamu suka mengajar anak kecil, 'kan? Lebih baik kamu menekuni hal itu dan berbuat lebih banyak kebaikan."

"Hiks! Maaf, Kakak ... maaf telah membuatmu menjadi harus menanggung semua beban."

Pelan, aku menggeleng kepala. Menolak ide Ella tentang menanggung semua beban.

"Kamu salah. Aku melakukan semua itu untuk menjaga kita berdua. Bukan tanggung jawab, melainkan keharusan. Karena aku dan kamu. Kita berdua harus saling menjaga semua yang ditinggalkan Ayah dan Ibu.

"Kamu yang baik ... aku yang berusaha keras. Ayo, terus lakukan semua itu, tetapi dengan ditambah kasih sayang di antaranya."

Dan sekali lagi, Ella menangis. Amat keras. Sama seperti diriku yang dulu.

Sejak awal memang tidak ada yang jahat dan baik. Kami berdua sama. Aku dan Ella. Kami sama-sama memendam iri. Menjadikan itu sebagai luka yang saling menyakiti satu sama lain.

Memaafkan dan menerima semuanya. Melakukan kedua hal tersebut ternyata tidak sulit jika aku dari dulu mau membuka mata.

******

Kamis, 24 Desember, 14:35.

Haist menjelaskan semuanya. Dua hari terakhir, saat aku pusing dan hanya berada di kantor, ternyata Haist telah menyelidiki dan mendapat seluruh bukti. Bukti ... yang didapat dengan mudahnya.

Fakta bahwa kerja sama yang dilakukan Ella dengan Stamford di rumah kami, membuat ada kamera CCTV yang merekam semua kesepakatan itu. Termasuk saat Ella menandatangani dokumen. Membuat semua perjanjian tidak sah.

[End] Ending MomentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang