[ Taeyong ]

12.3K 1.6K 61
                                    

Pagi ini hujan. Kamu bersyukur pagimu jadi lebih sejuk dari biasanya. Segelas susu dengan uap yang masih mengepul ada di genggamanmu. Kamu diam, memperhatikan bagaimana rintik hujan jatuh dan melebur ke tanah.

"Mundur sedikit, kamu kena hujan tuh."

Kamu menoleh, mendapati lelaki yang berstatus sebagai tetanggamu duduk di sampingmu dengan cangkir putih di tangannya.

"Itu apa?"

Dia melirik sekilas. "Susu jahe, kenapa? Mau tukar?"

Gelengan menjadi sebuah jawaban dari pertanyaan yang dia lontarkan beberapa detik yang lalu. Kalian sama-sama diam, menikmati hangat dari masing-masing minuman di tangan serta suara hujan yang nyaring membentur atap rumah.

"Kak?"

"Ya?"

Kamu menoleh lagi, tatapanmu jatuh pada poninya yang mulai memanjang. Nyaris menyentuh mata.

"Ponimu..." kamu menyentuh rambutnya sambil merapikannya sedikit. "Mulai panjang. Gak niat potong rambut?"

"Kamu yang temenin aku mau," katanya lalu tersenyum manis sebelum mulai menyesap susu jahenya.

"Kenapa aku?" tanyamu, ikut menyesap susu dari gelas yang sejak tadi hanya kamu pegang.

Dia mengangkat bahu. "Kalau bukan kamu, aku gak mau."

"Temenmu—dia emang gak bisa nemenin? Harus aku?"

"Ya iya harus kamu," katanya lagi dengan intonasi yang sedikit memaksa. "Kalau gak mau yaudah, kubiarin aja panjang. Biar kayak Jeonghan waktu itu."

Kamu menatapnya dengan ekspresi terkejut. Sedangkan yang ditatap hanya diam tidak peduli.

"Kak Taeyong, aku mau tanya."

Dia akhirnya menatap matamu saat kamu memanggil namanya.

Sudah pernah kamu katakan belum? Sepertinya belum. Mata Taeyong itu terlihat jernih dan berkilau.

Menatapnya saja sudah menjadi candu. Tapi jika terlalu lama, hal itu tidak baik untuk keselamatan jantungmu.

"Tanya apa?"

Kamu menghela napas pelan. "Kita ini...apa?"

Dia diam. Membiarkan pertanyaanmu membumbung bersama uap dan menghilang di udara.

Tatapannya kian lekat. Ekspresinya tidak berubah barang sedikitpun, kamu mulai sedikit risih karenanya.

Hingga menit ke delapan, Taeyong masih enggan membuka suaranya. Maka kamu putuskan untuk berhenti.

"Udah ya Kak? Aku gak tau aku ini apa buat kamu, sedangkan kamu tau aku sa—"

"Jangan bilang!"

"Huh?"

Taeyong memejamkan matanya sesaat sebelum kembali menatapmu dengan tatapan lembutnya. Darahmu terasa berdesir saat Taeyong tersenyum dan menyentuh dagumu dengan jari telunjuknya.

"Kamu gak boleh bilang 'itu' duluan," katanya pelan lalu menghela napas. "Aku sayang kamu, kamu pasti tau kan?"

Kamu mengangguk. "Sayang sebagai apa? Kamu anggep aku adik atau—"

"Aku gak pernah perlakuin gadis manapun kayak aku perlakuin kamu sebegini lembut." Taeyong mencondongkan tubuhnya sedikit ke arahmu. "Kalau kubilang aku sayang kamu, ya berarti cuma kamu. Sayangku emang cuma sama kamu, bukan yang lain."

"Kalau aku gak sayang, aku gak mungkin rela nunggu kamu selesai kelas empat jam lamanya. Aku gak mungkin mau anter kamu kemanapun, walaupun situasinya aku juga kadang musti buru-buru pergi. Aku sayang kamu. Perlu kuulangi?"

Kamu menggeleng, menundukkan kepalamu dalam. Merasa sedikit tertohok karena ucapan Taeyong barusan.

"Tapi kita gak ada status apapun...aku takut kamu pergi. Itu aja."

Dia terkekeh lalu mengangkat dagumu dengan jarinya. "Kamu pernah liat aku pergi selama tiga tahun ini?"

Melihatmu diam, Taeyong melukis sebuah senyum tipis di bibirnya. "Nggak kan? Aku gak pernah pergi, selalu ada setiap kamu butuh. Kalau kamu tanya status, bukannya kamu resmi jadi pacarku tiga tahun yang lalu? Harusnya kamu sadar setiap week end kita jalan, bahasaku yang halus kalau ngomong sama kamu, kamu ngiranya apa emang? Aku anggep kamu jadi adikku gitu?"

Kamu mengerucutkan bibir kesal. "Ya kupikir gitu, habis kamu—"

Satu kecupan ringan mendarat di bibirmu.

"Aku sayang kamu. Aku perlu bilang itu setiap menitnya? Oke. Aku lakuin."

"Jangan!"

Dia mengernyit heran. "Kenapa?"

"Jantungku kasian, kamu tega aku nanti tiba-tiba kena serangan jantung mendadak?"

Taeyong kembali tertawa sebelum merangkulmu dan mendaratkan kepalanya di kepalamu.

Taeyong kembali tertawa sebelum merangkulmu dan mendaratkan kepalanya di kepalamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan mikir yang aneh lagi, aku sayang kamu."

"Iya Kak. Jangan diulangi terus!"

"Kenapa? Aku suka liat ekspresimu kalau kubilang aku sayang—"

"Kak Taeyong!"

-Taeyong-

Aku suka gaya bahasa gini buat modelan Taeyong gak tau kenapa wkwkwk. Maaf kalo gaya bahasanya berubah ubah ya:')))

Imagine Series - Juni 2018

-muffinpororo

[Imagine Series] - NCT VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang