Beam POV
Aku menatap gugup ke arah kasir yang menghitung belanjaanku satu persatu. Ketika kasir tersebut menatap test pack didepannya, Aku berdehem.
"itu...itu untuk pacarku" jelasku.
Kasir tersebut tertawa dengan suara yang lucu "tentu saja Pak. Mana mungkin ini untuk anda" ujarnya sambil menscan barcode test pack tersebut.
Aku tertawa canggung padanya tapi menangis dalam hati
"Kamu sama sekali tidak tahu nong...sama sekali" pikirku.
Aku membayar sejumlah barang yang kubeli lalu berlari ke mobilku. Aku bernafas lega dan menatap belanjaanku. Aku mengambil test pack didalam kantung plastik dan menatapnya.
Ini gila
Benar-benar gila
****
Aku berjalan mondar mandir di kamar selama beberapa menit sambil memandang test pack diatas tempat tidurku. Aku menatap jam ditanganku. Seharusnya sudah saatnya melihat hasilnya. Tapi bagaimana jika hasilnya positif?
Aku memijat kepalaku yang mulai kembali terasa sakit.
Fuck
Bagaimanapun aku harus melaluinya. Jadi Setelah mencoba bernafas beberapa kali aku berjalan mendekat dan mengambil test pack di atas tempat tidur.
"FUCK MY LIFE" rutukku ketika aku melihat dua garis pink di test pack tersebut.
*****
3rd Person POV
Beam menatap kedua sahabatnya. Kit duduk di mejanya sementara Phana berdiri di ujung tempat tidur praktek dan menatap Beam dan kit bergantian.
"Apa kalian sudah gila!!" teriaknya kesal "kalian tahu yang kalian lakukan adalah ilegal?" tambahnya
Kit bedehem "awalnya kami tidak berencana sampai kesana. Kami hanya-"
"Jelaskan kami yang kamu maksud" desis Phana.
Kit menghela nafas panjang. Dia tidak ingin melibatkan orang lain tapi dia butuh bantuan Phana saat ini
"Professor suresh..."
"What? Professor suresh? Bagaimana professor sekelas dia mau terlibat dalam permainan kalian!"
Kit menatap kesal ke arah phana yang terus memotong pembicarannya.
"Kamu ingin aku menjelaskannya atau tidak" ujar kit dengan nada tinggi. Phana menatap kit tajam tapi dia memilih untuk diam ditempatnya.
"Seperti yang kamu tahu. Kami sedang melakukan penelitian tentang obat yang bisa membuat pasangan dapat menentukan anak yang akan mereka kandung nanti. Kami meneliti tentang perilaku ratu lebah. Kamu tahu, dia bisa memproduksi lebah lewat cara aseksual dan seksual. Dia bisa memilih akan melahirkan lebah jantan atau betina. Jadi ehm...pada intinya, ditengah penelitian, professor suresh menemukan lebih dari sekedar obat yang bisa membuat seseorang memilih jenis kelamin anaknya tapi dia juga menemukan cara agar manusia bisa menghasilkan anak dengan cara aseksual"
Phana menatap Kit tidak percaya lalu dia memalingkan wajahnya dan menatap beam tajam "Dan kamu setuju pada mereka"
Beam menelan ludah.
"Well, aku hanya penasaran. Lagi pula aku tidak yakin akan berhasil. Percobaan demi percobaan gagal. Aku bahkan sudah lupa soal penelitian itu" ujarnya
Phana menggeleng dan berjalan mondar mandir.
"Bagaimana seorang dokter ahli bedah saraf sepertimu setuju melakukan hal bodoh seperti ini!!" phana berteriak frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Unwanted
FanfictionSatu kesalahan berkembang menjadi kesalahan-kesalahan lainnya. Bisakah Beam dan Forth memperbaikinya satu persatu? karakter milik chiffon cake foto milik fanclub cerita murni fiksi dan mengandung unsur dewasa. Jadi saya berharap anak dibawah 21 tah...