Forth POV
Aku berjalan masuk ke ruang rapat. Para direksi, komisaris dan pemegang saham sudah datang dan duduk pada kursi masing-masing.
"Aku pikir kamu tidak datang" bisik Lam yang tiba-tiba duduk disebelahku. Aku menatap sepupu sekaligus direktur operasi di perusahaan yang berada dibawah kuasaku.
"Apa kamu pikir aku bisa melarikan diri? Lagi pula, aku harus membereskan sesuatu?" ujarku.
Lam tersenyum lebar "soal diana?"
Aku mengangguk dan mengamati moderator yang sepertinya akan memulai acara.
"Kamu begitu beruntung" ujarnya.
Aku mendengus "kalau begitu, kenapa tidak kamu saja yang menikahinya?" ujarku kesal. Lam menatapku terkejut.
"Kamu akan menolaknya?" tanyanya bingung.
Aku ingin menjawabnya tapi ayahku sudah datang dan menatap Lam tajam
"Sepertinya ini bukan tempat duduk untuk para pemegang saham" ujar Pa ketus. Lam tersenyum lebar
"Maaf paman. Aku akan kembali ke tempatku" ujarnya sambil berjalan ke kursi para pemegang saham.
"Kapan kamu sampai?" tanya ayahku sambil duduk disebelahku.
Aku menatapnya sesaat "Pagi ini" ujarku.
Dia mengangguk.
"Pa. Kita harus bicara" ujarku.
Ayahku melirikku sekilas "Tentu saja, banyak hal yang harus dibicarakan. Tapi tidak sekarang. Pa sudah mengatur makan malam dengan keluarga Fillipo" ujarnya.
Aku menatapnya tidak percaya
"Pa-"
Dia meletakkan tangannya didepan wajahku, menyuruhku diam dan menatapku tajam.
"Sekarang bukan saatnya membicarakan masalah pribadi" ujarnya tajam.
Aku mengerang kesal tapi aku mencoba menahan emosiku.
*****
Beam POV
Seorang suster membawakan sekotak besar sushi dan meletakkannya diatas mejaku pada saat makan siang. Melihatnya saja sudah cukup membuatku nausea.
"Sushi? Dari siapa?" tanyaku sambil mencoba menahan rasa mualku.
"Oh Pak direktur memberikannya untuk anda" ujarnya. Aku menatapnya sekilas.
"Ehm...kamu bisa membagikannya dengan yang lain" ujarku. Dia menatapku bingung.
"Untuk saya?" tanyanya.
Aku mengangguk.
"Semuanya dok?" tanyanya lagi.
Aku benar-benar ingin mendorongnya dari ruanganku beserta kotak sushi tersebut
"Semuanya" tegasku. Dia tersenyum lebar dan mengangkat sushi dari mejaku
"Benar ya dok" ujarnya. Aku mengangguk lalu bernafas lega ketika dia keluar ruangan. Aku bersyukur kondisi tubuhku membaik ketika aku mulai bekerja. Mungkin sebaiknya aku tinggal saja di rumah sakit 24 jam?
Aku melirik handphoneku dan menatap pesan kit "Makan. Diruanganku" ujarnya. Aku mendesah dan berjalan menuju lantai 5.
"Bagaimana kondisimu?" tanyanya sambil menyodorkan salad dan baguette ke hadapanku. Aku mengambil baguette dan memakannya bersama salad. Aku bisa mencium aroma teh dan jahe dari cangkir didepanku. Baunya membuatku tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Unwanted
FanfictionSatu kesalahan berkembang menjadi kesalahan-kesalahan lainnya. Bisakah Beam dan Forth memperbaikinya satu persatu? karakter milik chiffon cake foto milik fanclub cerita murni fiksi dan mengandung unsur dewasa. Jadi saya berharap anak dibawah 21 tah...