Kesalahan Kesembilan Belas

6.4K 519 24
                                    

Beam duduk di bangku ruang tunggu sendirian. Dia menunggu Forth datang. Semua pengunjung wanita menatapnya penasaran. Walau dia terlihat chubby sedikit tapi tidak mengurangi ketampanan pria tersebut. Dan semua orang penasaran kenapa pria tampan berwajah caucasian ini duduk di depan ruang praktek obgyn dokter claudia.

"Are you waiting for your wife?" salah seorang wanita paruh baya dengan perut besarnya mendekati Beam dan memberanikan diri untuk bertanya. Beam yang sedang membaca buku tentang kehamilan meletakkan bukunya dan menatap wanita di sebelahnya. Wanita tersebut memerah ketika Beam menatapnya.

"No. I am waiting for my boyfriend" ujar Beam santai. Ini bukan thailand jadi dia merasa tidak perlu menutupi apapun

"Ow..." Wanita tersebut sedikit kecewa dan memegang perutnya. Dia bergerak sedikit menjauh. Beberapa wanita lain yang mendengar juga mendesah kecewa. Beam hampir tertawa tapi dia menahan diri.

"Are you planning to have a kid? Doctor Claudia is the best obgyn doctor in this state" tanya wanita itu lagi.

Beam terdiam sesaat sebelum tersenyum tipis. Beberapa wanita yang tadinya menjaga jarak kini kembali mendekat. Mereka menyukai pria asia ini. Tidak peduli jika dia gay sekalipun.

"ehm....yeah...we are hoping to see our child soon" ujar Beam dengan pandangan menerawang. Beberapa wanita mengeluarkan suara "aw..." dan "cute" melihat Beam membuat wajah bahagia didepan mereka. Dan ketika mereka ingin bertanya lebih lanjut tiba-tiba seorang pria besar berdiri didepan mereka.

"Hi babe" ujar Pria tersebut sambil menatap Beam. Semua wanita di ruang tunggu tersebut terdiam. Mereka memegang perut mereka dan berdoa kelak anak mereka bisa setampan dan seseksi pria didepan mereka.

"Maaf lama menunggu" ujarnya sambil mengulurkan tangannya pada pria asia di depannya. Semua mata memandang ke arah Beam. Sekarang mereka mengerti. Jika mereka pria mereka juga akan bersedia menjadi gay demi pria seksi di depan mereka.

Beam tersenyum bahagia "tidak apa. Disini menyenangkan" ujar Beam sambil menerima tangan Forth. Forth menarik Beam mendekat. Beam berdiri dan menatap Forth sesaat sebelum dia memandang para calon ibu di ruang tunggu dan tersenyum ke arah mereka lalu berpamitan. Sebagian hampir memekik girang. Oke, jika mereka pria. Mereka juga akan bersedia menjadi gay demi pria manis didepan mereka.

"Apa kamu baru saja menggoda mereka?" Forth mendesis kesal ketika mereka berjalan menuju ruang praktek. Beam tertawa.

"Hei...aku hanya mencoba bersikap ramah. Lagi pula aku sudah mengatakan pada mereka kalau aku menanti pacarku" jawab Beam.

"Tunangan" ralat Forth.

Beam menelan ludah melihat Forth marah.

"Kita akan bicara lagi soal ini dirumah" ujar Forth. Beam mendesah. Dia dalam masalah besar.

Mereka berjalan masuk ke arah perawat di meja resepsionis. Perawat yang melihat Beam dan Forth langsung mengerti. Dokter Claudia secara spesifik menyebutkan kalau dia sedang menunggu dua orang pria asia. Tapi Doctor Claudia tidak menyebutkan kalau mereka super tampan. Perawat tersebut sempat terkesima beberapa saat sebelum dia bisa menguasai diri dan membawa kedua pria didepannya ke ruang khusus.

"Have a seat. Doctor Claudia will be here in couples of minutes" ujarnya.

Beam mengangguk dan berterima kasih. Forth hanya menatap dingin pada perawat yang menatap Beam.

"Gez....forth" Beam menatap tunangannya "Maaf oke. Lain kali aku akan menyebutmu suami" ujar Beam. Forth masih menatap kesal.

"Sayang? Honey? Baby? Love?" rayu Beam. Seumur hidupnya ini pertama kali dia mencoba merayu seseorang. Biasanya dia tidak perlu merayu siapapun dan mereka tetap berdatangan padanya. Well, Forth berbeda. Dia istimewa.

The UnwantedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang