Beam buru-buru memencet tombol tutup berkali-kali ketika dia melihat Dokter Suresh berjalan ke arah lift yang mereka naiki. Tapi dokter Suresh berhasil menahan lift tersebut dengan tangannya. Dia tersenyum senang dan masuk ke dalam Lift. kit dan Phana menatap Beam tajam. Beam pura-pura tidak melihat tatapan aneh kedua temannya.
"Selamat pagi Nong Nong" Dokter Suresh menyapa mereka semua ramah. Kit, Phana dan Beam menyapa balik Dokter Suresh.
"Phi lega kamu kembali dengan selamat" ujar Dokter Suresh pada Beam sambil tersenyum tipis. Beam menelan ludah. Dia bisa merasakan tatapan menusuk Kit dan Phana.
"Phi baru menyadari siapa pria yang pulang bersamamu tadi malam. Bukankah dia artis itu? Forth Jaturapoom. Phi dengar dia seorang playboy. Gosipnya dia tidur dengan banyak wanita bahkan pria. Mungkin itu alasan kenapa orang tuanya ingin dia segera menikah. Setelah mengetahui pria tersebut Phi jadi khawatir. Bagaimana jika dia melakukan sesuatu pada Nong Beam?" Dokter Suresh menatap Beam tapi kemudian dia tersenyum "Tapi melihat nong beam baik-baik saja, Phi merasa lega"
Beam mencoba menahan emosinya dan tersenyum ke arah Dokter Suresh. Jika ada yang bisa mengancam keselamatannya maka orang itu adalah pria didepannya.
"Terima kasih atas perhatian anda" ujar Beam tepat ketika pintu lift terbuka di lantai tiga. Beam melangkah keluar dan mengucapkan salam.
"Lain kali mari keluar makan lagi" Teriak Dokter Suresh dari dalam Lift. Beam membalik tubuhnya dan menatap Dokter Suresh tanpa menjawab ajakannya. Phana dan Kit hanya menatap diam ke arah Beam.
Beam mendesah ketika lift sudah tertutup. Dia berjalan menuju ruangannya. Phana dan Kit mengikutinya dari belakang. Beam hanya bisa pasrah. Saat ini dia yakin kedua sahabatnya punya banyak pertanyaan. Phana masuk dan menutup pintu ruangan Beam. Kit duduk didepan meja beam. Sedangkan beam duduk di kursinya.
"Katakan apa yang ingin kalian tahu?" tanya Beam sambil menatap kedua sahabatnya. Phana menatap dingin ke arah Beam "Aku ingin mendengar semuanya. Tentang Dokter Suresh dan Forth Jaturapoom"
Beam menatap Kit dan Phana bergantian. Dia tahu saat ini akan datang. Jadi, bagaimanapun dia harus menceritakannya pada mereka. Beam memulai ceritanya tentang Forth Jaturapoom. Bagaimana pertemuan mereka berdua. Bagaimana dia memutuskan untuk mengambil tindakan ceroboh hanya karena dia menganggap Forth menarik dan mereka sedang mabuk. Dia pikir dia tidak akan bertemu kembali dengan Forth. Dia kemudian menceritakan bagaimana pertemuan kedua, ketiga, dan keempatnya dengan Forth. Phana dan Kit tidak mengatakan apapun dan membiarkan Beam menyelesaikan ceritanya. Setelah selesai beam terdiam dan memandang kedua sahabatnya. Dia menatap mereka gugup.
"Jadi ayah anakmu adalah seorang selebriti?!" Kit menatap Beam tidak percaya
"Dan dia akan segera menikah" tambah Phana.
"Oh ya. Bagaimana dengan itu?" Tanya Kit pada Beam. Tentu saja Beam tidak menceritakan semuanya. Dia tidak menceritakan soal pengakuan cinta Dokter Suresh dan Forth padanya.
"Mau bagaimana lagi. Kita tetap pada rencana semula. Sejak awal anak ini hanya memiliki aku dan kalian" ujar Beam. Phana berdecak tidak setuju.
"Berikan nomor telponnya!" perintah Phana. Beam menatap Phana keberatan "untuk apa?" tanyanya panik.
"Tentu saja mengatakan padanya tentang keadaanmu" ujar Phana.
"Lalu apa? Membuat dia membatalkan pernikahannya?" tanya beam tidak setuju
"Tidak. Setidaknya memberitahukannya bahwa dia akan memiliki seorang anak. Bagaimanapun dia berhak tahu"
Beam terdiam mendengar perkataan Phana. Mungkin phana benar, ini bukan sekedar tentang Forth dan Dia. Tapi ini tentang Forth, dia dan anak mereka. Beam menghela nafas panjang dan mengambil handphone dari saku celananya. Dia menatap nomor Forth untuk beberapa saat sebelum akhirnya dia memutuskan untuk mengirimkan pesan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Unwanted
Fiksi PenggemarSatu kesalahan berkembang menjadi kesalahan-kesalahan lainnya. Bisakah Beam dan Forth memperbaikinya satu persatu? karakter milik chiffon cake foto milik fanclub cerita murni fiksi dan mengandung unsur dewasa. Jadi saya berharap anak dibawah 21 tah...