Beam membuka matanya perlahan. Dia bisa merasakan genggaman hangat seseorang pada jemarinya.
"Beam!"
Dia mengenal suara itu
"Bibi" bisiknya.
"Ya" Ibu Phana mendekat ke telinga Beam.
"Katakan apa yang kamu butuhkan?" tanyanya.
Beam masih belum sepenuhnya sadar. Tapi dia tahu yang dia butuhkan saat ini
"Forth" bisiknya.
Ibu Phana tertegun sesaat. Dia menatap Phana yang dengan tidak sabar berdiri di seberangnya. "Panggil Forth" ujarnya.
Phana mengangguk dan berjalan keluar kamar tersebut. Beam masih berusaha menyesuaikan diri dengan cahaya kamarnya.
"Kamu menginginkan sesuatu?" tanya Ibu Phana. Beam menatap ibu phana dan menggeleng.
"Bayinya" tanyanya pelan. Ibu Phana tersenyum.
"Forth akan segera kemari jadi bersabarlah" ujarnya.
Beam mengangguk. Dia merasa lelah dan kembali tertidur. Beam tidak tahu berapa lama dia tertidur. Ketika dia membuka mata dia melihat Forth disebelahnya. Menggenggam tangannya hangat.
"Be~" Forth tersenyum lega melihatnya membuka mata.
Beam tersenyum "Setidaknya aku bisa melihatmu lagi" ujarnya. Forth terdiam. Dia bergerak mendekat ke Beam dan mengecup bibirnya sekilas.
"Bagaimana seorang dokter sepertimu berkata seperti itu" ujar Forth kesal. Beam tertawa perlahan. Dia masih merasakan sebagian tubuhnya belum berfungsi dengan normal.
"Sakitkah?" ujar Forth.
"Lain kali cobalah untuk hamil" ujar Beam.
Forth tertawa. Dia senang Beam tidak kehilangan selera humornya.
"Berhenti memonopoli dirinya" ejek Diana. Beam memandang sekitarnya dan baru menyadari kalau dia tidak sendirian. Dia melihat Phana, Kit, Wayo, Diana, dan seorang pria asing.
"Earth" jawab Forth karena Beam terlibat kebingungan.
Beam tersenyum senang "Terima kasih sudah datang" ujarnya.
"Aku kemari hanya untuk memastikan aku memberikan kado yang tepat untuknya" ujar Earth. Beam memalingkan wajahnya ke arah yang ditunjuk Earth dengan dagunya.
Beam terpaku pada sebuah tempat tidur bayi yang berada di sebelah tempat tidurnya.
"Kamu mau melihatnya?" tanya Forth.
"Gezz...pertanyaan macam apa itu" protes Phana.
Forth cemberut. Dia melepaskan tangan Beam dan berjalan ke arah tempat tidur bayi. Beam tidak bisa melepaskan tatapan matanya dari tempat tidur tersebut. Jantungnya berdetak hebat ketika Forth mengangkat seorang bayi dari dalam tempat tidur tersebut.
"Perkenalkan. Namanya Tae" ujar Forth sambil meletakkan bayi tersebut disebelah Beam. Beam menyesuaikan badannya dan menatap bayi mungil yang tertidur disebelahnya.
"Kamu tidak mengadopsi bayi orang lain untuk menghiburku bukan?" tanyanya sambil menatap Forth curiga. Forth menatap Beam bingung sesaat lalu tertawa kuat. Tawanya membuat bayi disebelah Beam membuka matanya perlahan.
"Apa kamu tidak bisa melihat kalau dia sangat mirip denganku" jawab Forth.
"Benar. Sangat disayangkan" ujar Diana.
"Aku harap setidaknya otaknya akan mewarisi Beam" jawab Phana.
Kit dan Wayo hanya bisa tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Unwanted
FanficSatu kesalahan berkembang menjadi kesalahan-kesalahan lainnya. Bisakah Beam dan Forth memperbaikinya satu persatu? karakter milik chiffon cake foto milik fanclub cerita murni fiksi dan mengandung unsur dewasa. Jadi saya berharap anak dibawah 21 tah...