Kesalahan Kedelapan

5.9K 545 51
                                    

"Bagaimana?" tanya Phana khawatir. Dia bukan ayah biologis bayi beam tapi dia mengkhawatirkannya seperti anaknya sendiri. Kit memutar bola matanya sambil mengecek monitor. Phana membuat beam semakin khawatir.

"Untuk saat ini, bayinya baik-baik saja. Dia hanya mengalami SCH*). Kamu lihat lingkaran disebelah bayinya..." Kit memperlihatkan hasil scan ultrasound di monitor "itu adalah kumpulan darah atau hematoma. Dan aku juga melihat kalau plasenta bayinya tidak terpasang sempurna" kit mendesah sambil terus memeriksa keadaan bayi beam

*)Subchorionic Hemorrhage

"Tubuh beam rawan kelainan, sejauh ini bayinya berusaha membentuk tempat perlindungannya sendiri. Aktivitas berlebihanmu membuat usahanya semakin sulit"

Beam menatap layar monitor dengan perasaan cemas.

"Jadi. Apa yang harus dia lakukan?" tanya Phana. Kit menatap beam lekat

"Istirahat total. Setidaknya sampai dia melewati 3 bulan pertamanya" jawab Kit. Beam menatap sahabatnya terkejut "Maksudmu aku harus bed rest selama 2 minggu?!"

Kit menangguk

"Tidak mungkin! Bagaimana aku harus menjelaskan pada Paman?" tanya Beam khawatir. Kit membersihkan beam dan meletakkan peralatannya.

"Aku tidak peduli bagaimana caranya. Jika perlu, kita bisa berterus terang padanya" ujar Kit kesal "Jika Paman ingin mengadukanku ke komite kedokteran aku siap. Aku hanya berharap kita bisa mempertahankan bayimu" dia menatap Beam khawatir.

Beam menatap Phana khawatir. Phana mendesah panjang dan memijat kepalanya "Aku akan memikirkan sesuatu" ujarnya.

Beam turun dari tempat tidur dan duduk di depan kit

"Kami sudah membicarakan ini berdua. Kamu akan tinggal bersama Phana mulai dari sekarang" Ujar Kit. Beam menatap kedua sahabatnya terkejut.

"Sekarang? Maksudmu mulai hari ini?"

Kit dan Phana mengangguk.

"Aku berharap kamu bisa tinggal bersamaku tapi kamu tahu kan bagaimana ibuku, dia sering datang ke rumahku tanpa kabar berita dan jika kamu tinggal bersamaku dia akan mulai curiga. Tidak akan ada yang berani datang ke tempat Phana tanpa izinnya. Bahkan kedua orang tuanya jadi...."

Beam menatap kedua sahabatnya satu persatu "Bagaimana jika aku menyewa pembantu. Aku bisa tinggal di rumah sendirian dan menyewa pembantu"

Phana dan Kit menggeleng

"Kami sudah memberikanmu kesempatan selama dua bulan dan lihat. Kamu membuktikan kalau kamu tidak bisa menjaga dirimu sendiri. Lagi pula bagaimana kamu menjelaskan keadaanmu pada pembantumu? Menceritakan dengan jujur semuanya?" Ujar Phana geram. Beam menelan ludahnya. Ia menatap kedua sahabatnya penuh penyesalan "Maaf, karena sikap cerobohku, kalian jadi ikut repot"

Phana berdecak dan mengacak rambut dikepala Beam

"Jika kamu menyesal maka kamu harus mendengarkan perkataan kami" ujar Phana. Beam tersenyum dan memandang kedua sahabatnya.

"Thanks. Aku tidak tahu bagaimana jadinya jika tidak ada kalian" ujar beam. Dia hampir menangis ketika mengucapkannya.

"Eyyy...berhenti bersikap begitu. Apa kamu ingin aku ikut menangis" kit pura-pura mengusap air matanya. Beam tertawa.

****

Phana, Kit dan Ming membantu Beam membereskan barang-barangnya. Beam memasukkan satu per satu baju yang dia butukan ke dalam koper. Beam terdiam ketika dia dia melihat sebuah kemeja dan Jas yang terlihat terlalu besar untuknya.

The UnwantedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang