Ekstra: Lam dan Diana

4.9K 433 28
                                    

Lam berjalan ke arah Bar sendirian. Forth sedang bad mood karena dia tidak bisa segera pulang ke Bangkok dan menemui Beam. Lam tidak habis pikir, bagaimana kamu bisa bertemu seseorang hanya untuk beberapa kali dan jatuh cinta.

Lam berjalan ke arah bartender dan memesan segelas bir dan memutuskan untuk minum di pinggir pantai. Ketika dia berjalan ke teras dia mendengar suara keributan.

"Apa kamu pikir laut ini milik nenek moyangmu sehingga kamu bisa membuang sampah sembarangan?"

Lam berdecak kagum melihat Diana seorang diri menghadapi seorang pria tinggi besar. Lam duduk di sebuah kursi dan meminum birnya sambil memperhatikan diana.

"Sampahnya sampah Gue. Suka hati Gue" ujar Pria itu ngotot. Lam masih menikmati pertengkaran mereka dari tempat duduknya sambil meminum Bir ditangannya perlahan.

"Jangan Handphone aja yang smart. Otak kamu juga coba disekolahin biar smart" Perkataan Diana membuat pria didepannya berang. Dia tidak lagi melawan dengan mulut tapi mulai mengangkat tangannya. Lam yang sedari tadi berjarak tidak jauh dari Diana bergerak menarik Diana dan menahan Pukulan pria didepannya.

Tiga orang teman pria tersebut yang awalnya duduk, kini sudah berdiri dibelakang Pria tersebut. Pria didepan Lam menatap Lam kesal. Dia mencoba menarik tangannya tapi Lam memegang erat tangan Pria tersebut.

"Lepas brengsek!" ujarnya kesal. Tapi Lam semakin mempererat pegangannya, membuat pria tersebut meringis. Tiga pria lain ingin menolong temannya tapi Manajer hotel datang dan mencoba menenangkan suasana.

"Saya mohon jangan berkelahi disini" pintanya "Tuan Lam. Tolong lepaskan pria ini" pintanya. Lam menatap sang Manajer yang memohon padanya. Dia mendesah dan melepaskan pegangannya pada Pria tersebut. Pria tersebut terkejut karena Lam melepaskannya tiba-tiba dan hampir terjatuh tapi teman-temannya berhasil menahannya. Pria tersebut menatap Lam tajam. Lam menatap dingin ke arah pria tersebut tapi sepertinya pria tersebut tidak ingin melanjutkan pertengkarannya.

"Terima kasih atas pengertiannya. Sebagai ucapan terima kasih, anda-anda tidak perlu membayar minuman anda malam ini" ujar Sang Manajer kepada pria didepan Lam.

"Ya, sebaiknya mereka menggunakan uang mereka untuk menyekolahkan otak mereka" ujar Diana ketus. Lam menatap wanita dibelakangnya dan berdecak. Keempat pria di meja tersebut menatap diana berang tapi sekali Lagi Manajer restoran tersebut mencoba menenangkan mereka. Sang Manajer menatap Lam penuh harap. Lam menatap Diana yang masih berdiri dibelakangnya sambil menarik kemejanya erat. Lam melingkarkan tangannya ke Diana dan memutuskan untuk membawanya ke kamarnya.

"Hei...aku belum selesai dengan mereka!" ujar Diana tidak terima. Karena Diana terus memberontak Lam memutuskan untuk menggendongnya di bahunya dan membawa Diana yang setengah mabuk ke kamarnya. Diana terus memberontak tapi Lam tidak berniat melepaskannya. Lam menurunkan Diana didepan pintu kamarnya.

"Kuncimu?" ujar Lam. Diana cemberut dan menatap Lam kesal "Aku masih ingin minum" ujar Diana keras kepala.

Lam berjalan mendekat ke arah Diana. Diana menatap Lam panik ketika Lam mendekat dan melingkarkan sebelah tangannya ke tubuh belakang Diana. Diana reflek bergerak mundur. Tapi Lam berhasil mendapat apa yang dia inginkan, kunci yang diletakkan Diana di kantong celana bagian belakangnya. Diana masih meletakkan tangannya di dada Lam dan menatap wajah Lam gugup ketika Lam membuka pintu kamarnya. Lam menunduk dan menatap Diana tajam. Wajah mereka hanya berjarak beberapa inchi. Diana bisa merasakan nafas Lam di wajahnya

"Didalam kamarmu ada begitu banyak minuman. Jika kamu ingin minum aku bisa menemanimu" ujar Lam. Diana menatap Lam tak berkedib untuk beberapa saat sebelum dia berdehem dan berjalan masuk ke kamarnya. Lam hanya berdiri di depan kamar Diana. Diana menghentikan langkahnya dan menatap Lam.

"Kenapa kamu hanya berdiri disitu. Katanya kamu akan menemaniku?" ujar Diana sambil menyilangkan tangannya di Dada. Lam tidak mengatakan apapun tapi dia masuk dan melepaskan sendalnya di lorong.

"Kamu sendiri?" tanya Lam bingung.

"Ehm...yang lain memutuskan untuk menginap dihotel lain. Kami membutuhkan kamar dan pemandangan hotel ini untuk pemotretan" jelas Diana. Diana membawa sebotol wiski dan dua buah gelas. Dia membuka jendela beranda dan berjalan keluar.

Lam mengikuti Diana ke beranda dan duduk disebelahnya. Diana menuangkan minuman ke gelas kosong dan menyodorkannya ke Lam. Lam menerima gelas tersebut dan meminumnya.

"kamu tidak bersama Forth?" tanya Diana. Lam menggeleng.

"Dia sedang asik merokok di kamar. Jadi aku memilih untuk menyingkir" jawab Lam. Diana menatap Lam sekilas. Pria didepannya tidak begitu buruk.

"Kamu tidak merokok?" tanya Diana. Lam menggeleng dan meminum wiski di gelasnya.

"Aku tidak suka rasanya" jawab Lam

Diana menatap kagum pria disampingnya. Lam menyerahkan segelas wiski pada Diana

"Kamu tidak minum?" tanyanya

Diana tersadar dan menatap gelas yang disodorkan Lam. Dia mengambil gelas tersebut dan meminum isinya.

"Apa kamu selalu seperti itu?" tanya Lam. Diana menatapnya bingung.

"Seperti apa?" tanya Diana.

"Tidak kenal takut" ujar Lam sambil tersenyum tipis. Diana memerah. Pria akan mengatakan dirinya liar atau tidak sopan tapi baru kali ini ada yang mengatakan bahwa dia tidak kenal takut, pemberani.

"Aku hanya tidak tahan untuk tidak mengutarakan pendapatku" Ujar Diana.

Lam mengangguk lalu kembali meminum wiskinya.

"Orang seperti apa Forth Jaturapoom?" tanya Diana.

Lam menatap Diana sesaat lalu menatap ke arah pantai "Dia keren, tidak ada yang dia tidak bisa lakukan. Para wanita menganggapnya sangat tampan. Bagiku dia orang yang sangat setia kawan. Dia akan melakukan apapun untuk teman-temannya"

Diana mengangguk "Lalu orang seperti apa seorang Lam?" tanya Diana sambil meminum wiskinya. Lam tersedak dan menatap Diana terkejut.

Diana balas menatap Lam penasaran. Lam memalingkan wajahnya dan menunduk "Dia hanya pemeran pembantu. Orang biasa. Menyukai mesin dan travelling" jawab Lam.

Diana terdiam. Dia menatap Lam yang masih menunduk. Entah kenapa menurutnya pria disampingnya sangat manis.

"Aku juga suka travelling" Ujar Diana. Lam melepaskan pandangannya dari Lantai dan menatap Diana. Diana bergerak mendekat ke Lam.

"Mungkin kita bisa berkeliling dunia bersama" bisik Diana sambil menggantungkan bibirnya didepan Lam. Lam menatap wajah sempurna didepannya. Dia menelan ludah. Jamtungnya berdetak hebat.

"Dia adalah calon tunangan keluarga Jaturapoom, Lam" Lam mencoba mengingatkan dirinya.

"Forth juga suka travelling" Ujar Lam.

Diana merengut dan bergerak semakin mendekat "Tapi aku tidak menginginkan dia. Aku menginginkanmu" Ujar Diana. Lam belum sempat menjawab Diana ketika Diana sudah menempelkan bibirnya ke Lam. Lam terkejut sesaat tapi kemudian dia memutuskan untuk mengikuti kata hatinya dan menarik Diana ke pelukannya dan menciumnya dalam. Diana tersenyum melihat Lam membalas ciumannya. Ia menutup matanya dan membiarkan Lam menuntunnya.

Lam ingin mengakhiri malam mereka hanya dengan sebatas ciuman tapi Diana memprovokasinya. Ciuman berubah menjadi hasrat. Lam tidak ingat kapan mereka sampai ke kamar atau kapan mereka mulai menanggalkan pakaian mereka satu persatu. Tapi yang pasti, dia tidak akan melupakan malam bersama Diana. Malam dimana dia mengerti bahwa seseorang bisa jatuh cinta bahkan pada orang yang baru pertama kali ia temui.

***

Triple Update

The UnwantedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang