01.18 | Selesai?

212 26 4
                                    

Happy reading!

Judika - jikalau kau cinta🎶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Judika - jikalau kau cinta🎶

D I L A R A

"MAU tau keadaan Kak Athlas?" Dilara menganggukkan kepala. "Tunggu."

Nanta memejamkan matanya seperti mengeluarkan tenaga dalam. Lantas, sebuah lubang cahaya terpancar di depan keduanya. Dilara dapat melihat Darren dari arah lubang tersebut.

Lelaki itu terlihat sedang bertarung melawan ganasnya Enceladus, putra Kerajaan Blackencela yang paling kuat. Keduanya saling menyerang melalui pancaran sinar laser. Biru melambangkan kesetiaan. Merah melambangkan keberanian. Kuning melambangkan kebahagiaan. Serta hitam melambangkan kegelapan dan kejahatan.

Satu per satu Darren mengeluarkan sinar lasernya namun sama sekali tak berefek pada Enceladus ataupun Rasya. Darren memutar otak untuk mendapatkan strategi jitu agar bisa mengalahkan Enceladus sementara Rasya berhadapan dengan Pangeran Althaf a.k.a Devon.

Darren menggunakan kekuatan menghilangnya untuk membingungkan sasaran Enceladus. Hingga . . . , boom! Enceladus terkapar lemah ketika Darren berhasil mengambil berlian warna hitam dari tongkatnya.

"Sialan!" umpat Rasya.

Setelah berhasil melumpuhkan Devon, Rasya bergegas menyerang Darren dari segala penjuru. Ia memanfaatkan kekuatan kesemuan untuk menghadapi putra mahkota Kerajaan Dreamland.

"Ingat, sampai kapanpun Dilara bakal jadi punya gue. Lo sama sekali gak berhak atas dia."

Rasya memberikan serangan bertubi-tubi tanpa menampakkan wujudnya yang membuat Darren kesulitan untuk membalas bahkan menghindarinya. Tentu Dilara tak bisa melihat keadaan ini. Perlahan, air mata mulai membasahi pipinya. Ia menangis, untuk Darren-nya.

"Kak Nanta, Darren akan baik-baik saja kan?"

"Jangan nangis, Kak Athlas pasti selamat. Percaya sama dia, terus berfikir positif. Hanya itu yang dapat membantunya."

Dilara hanya terdiam melihat Darren yang diserang oleh Rasya di sana.

"Lihat, lo bahkan gak bisa lindungi diri lo, gimana mau lindungi Dilara? Banci."

Darren merintih kesakitan menghadapi serangan yang diberikan oleh Rasya. Perlahan, kenangan akan kebersamaannya dengan Dilara kembali terngiang di benaknya.

Saat ini Darren berhasil melewati ujian dengan nilai maksimal karena bantuan Dilara. Alhasil sesuai janji, lelaki itu harus membelikan es krim untuk gadisnya.

"Darren aku mau es krim yang ini!" Dilara menunjuk ke arah es krim berbentuk semangka.

"Katanya kemarin mau es krim cokelat, kok sekarang ganti?"

DILARA ( SUDAH TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang