01.03 | Gue Cemburu

561 50 13
                                    

Happy reading!
.
.

•••
Follow instagram:
@utiniverse
@dilaranaya
@arjnfrga
@ald._rich
@thappiness.s
@tpoc_boyz
•••
.
.

s@tpoc_boyz•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

D I L A R A

BEL tanda istirahat terdengar nyaring di telinga. Siswa - siswi SMA Perkasa berbondong - bondong memasuki area kantin sekolah. Begitupula dengan Dilara dan Vasya yang saat ini sedang mengantre di depan stan penjual seblak. Sedangkan Livia, Viva, dan Leena di depan stan penjual minuman. Ya, disaat jam istirahat seperti ini mereka berkumpul bersama walaupun beda kelas.

Setelah membayar tiga porsi seblak kepada penjualnya, Dilara dan Vasya bergegas menyusul ketiga sahabatnya itu di stan penjual minuman. Namun karena lokasi kantin yang teramat sangat ramai, Dilara dan Vasya harus ekstra hati-hati dalam membawa jajanan mereka.

Setelah membeli sebotol air mineral, Dilara dan keempat temannya bergegas menuju tempat berkumpul mereka yang berlokasi di depan ruang kelas P2 IPA A.

SMA Perkasa memiliki tiga gedung dimana tiap gedung berisikan dua puluh tujuh ruang kelas persatu jenjang. Jenjang pertama merupakan P1, jenjang kedua merupakan P2, sedangkan jenjang ketiga merupakan P3. Setiap jenjang terdiri atas tiga jurusan, yaitu : IPA, IPS dan Bahasa.

Pemilihan ruang kelas pada sekolah ini berdasarkan nilai rata-rata tiap siswa yang diperoleh dari ujian praktek dan tertulis setiap tahunnya. Oleh karena itu, Dilara dan keempat sahabatnya berada di kelas yang berbeda. Dilara, Vasya, dan Livia berada di P2 IPA A, Viva di P2 IPA B, serta Leena di P2 IPA C.

"Eh tadi ada murid baru di P2 IPA A, ya?" tanya Leena.

Livia menjawab, "iya cowok. Namanya Darren, sebangku sama Dilara."

"Cogan gak?"

Dilara menyiapkan sesendok seblak ke mulutnya, "Gak, biasa aja. Kak Rasya lebih cogan."

"Hilih, ngomongnya gak tapi besok naksir. Siapa?" Kini Viva bersuara.

"Dilara!" jawab Leena, Vasya, dan Livia dengan serentak.

Dilara berdiri. "Bodo amat ah, aku ke kelas dulu. Cerita Wattpad ku belum selesai," ucapnya sembari meninggalkan keempat sahabatnya.

"SAMPAH KAMU BELUM DIBUANG DILARA!"

Dilara terkekeh mendengar teriakan Vasya tanpa berniat untuk kembali. Ia mengambil buku catatan di tas kemudian menulis lanjutan cerita di tempat duduk miliknya.

"Nulis apa lo?"

Terdengar suara seseorang yang membuat Dilara menutup buku catatannya. Dilara mendengus. "Kepo." Singkat dan ketus.

DILARA ( SUDAH TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang