01.02 | Murid Baru

716 57 19
                                    

Happy reading!
.
.

•••
Follow instagram:
@utiniverse
@dilaranaya
@arjnfrga
@ald._rich
@thappiness.s
@tpoc_boyz
•••
.
.

s@tpoc_boyz•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

D I L A R A

"DILARA, Vasya!"

Seorang siswi dengan seragam yang sama berlarian mendekati mereka. Gadis itu terlihat tergesa-gesa. Bahkan ia lupa untuk meletakkan tas ransel di kelas.

Dahi Dilara mengernyit heran, "Ada apa Livia?" tanyanya. Sangat tidak biasa jika gadis yang disapa Livia datang dengan berlarian seperti tadi.

"Bentar," ucap Livia dengan nafas yang tersengal-sengal. Ia mengambil botol air minum dari tas lalu meneguk hingga habis. Setelahnya, ia kembali memasukkan botol itu ke bagian samping tasnya.

"Kamu gak papa 'kan? Tumban-tumbenan kamu datang sambil lari. Seperti dikejar apa saja," ucap Dilara lagi.

"Dikejar syetund!" ucap Vasya menyahuti.

"Jangan khawatir, aku gak papa. Tapi kayaknya hati Dilara yang bakal kenapa-napa," ucap Livia sembari menaikturunkan alisnya.

"Kenapa-napa kenapa?" tanya Dilara terdengar belibet. "Tunggu, kenapa yang kenapa-napa?" Dilara terdiam lantas berpikir. "Kok gak enak kalimatnya? Kayak ada yang janggal seperti hubungan Vasya sama Bian," ucap gadis itu lagi membuat sebuah tangan mendarat di pundaknya.

"Hubunganku sama dia gak janggal ya!" ucap Vasya tidak terima. Enak saja hubungannya dibawa-bawa. Meskipun memang nyata sih.

"Kenapa kok bisa kenapa-napa?" tanya Dilara lagi masih berusaha mencari kalimat yang sesuai. "Udahlah intinya gitu, memang ada apa?"

Livia terkekeh. "Jadi gini ... " Livia terlihat menghembuskan nafas. Beberapa saat kemudian, gadis itu menahan tawa melihat ekspresi pemasaran dua sahabatnya menanti kelanjutan kalimat yang akan ia lontarkan. "Nungguin ya?" tanya Livia. Dua tangan mendarat di pundak kanan dan kiri gadis itu.

"Livia!" ucap Vasya dan Dilara bersamaan.

Livia terkikik geli. "Iya-iya, jadi sewaktu aku menyusuri lapangan sembari menikmati udara segar juga melihat semut yang berjajar melintasi jembatan kabel ... "

"Tudep aja!" ucap Vasya nampak kesal. Lagi-lagi Livia tersenyum senang. "Iya ini tudep. Eh tudep apaan ya?" tanya Livia membuat Vasya menepuk dahinya sendiri.

"To the point, Livia! Langsung ke intinya saja!"

"Iya deh, jadi Dilara. Tadi aku lihat ada murid baru di gerbang. Dia keren banget, berkacamata pula. Aku yakin Dilara bakal kesemsem kalau lihat dia," ucap Livia bernada meledek Dilara.

DILARA ( SUDAH TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang