[ sudah diterbitkan oleh Penerbit CMG Bekasi]
.
Untuk sang pangeran yang tak mungkin membaca ini. Dariku, kelinci hitam yang t'lah lama mengagumimu.
Berpadu dengan ilusi, kau hadir mengisi kalbu. Semalam. Membuatku bahagia walau sekadar bunga tidur...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
D I L A R A
KEDATANGAN Arjuna bersama Dilara dan Nanta membuat seisi markas TPOC yang berada di Jalan Lo Callisto menatap mereka. Pasalnya ketiga insan itu merupakan member penting TPOC. Devon yang sudah di sana bersama Dewa dan Anand menghampiri kakak beserta kakak iparnya.
"Kemana aja kalian kok baru datang? Padahal gue udah dapat lima nomor cewek cantik daritadi," ucap Devon membuat Nanta mendecih.
"Gitu aja bangga, ngenes."
"Iri bilang Bos!" ucap Devon seraya mengedipkan mata ke kakak keduanya sementara Nanta hanya memasang wajah dinginnya.
"Udah jangan ribut di sini, masuk!" ucap Arjuna menengahi. Laki-laki itu menatap Dilara tertidur di gendongannya seraya menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah gadis itu. "Gue ke kamar, bilang Dewa sama Anand," sambung Arjuna lantas membawa istrinya ke kamar yang ia tempati sebagai anggota TPOC dulu.
"Enaknya kalau udah nikah dimana-mana bisa mesrah. Gue jadi pengen," ucap Devon melihat Arjuna membelah ramainya markas dan berlalu ke kamar. "Nikah-nikah, otak benerin dulu," cibir Nanta sebelum meninggalkan Devon menemui dua member lama TPOC lainnya.
"Yo Bro!"
"Yoo Nanta! Kemana aja lo gak ada kabar?" tanya Dewa setelah bertos dengan Nanta. "Tau tuh, bahkan ketika Darren sama Dilara nikah lo gak datang," timpal Anand.
"Ortu nyuruh gue pindah. Tapi besok gue udah bisa balik ke SMAPRA."
"Woah mantul tuh! Oh ya kenalin dia Livia, lo masih ingat kan? Cewek gue nih," ucap Anand seraya mengenalkan gadis di sampingnya.
"Ingat, gue masih muda."
"Oh ya? Cewek samping gue siapa?" tanya Dewa meremehkan. "Vivania Angelina, P2 IPA 2. Anggota THS sekaligus sahabat Dilara."
"Salah! Ada lagi yang belum lo sebutin," ucap Dewa seraya tersenyum bangga direspon tatapan bertanya Nanta. "Dia cewek gue sekarang," sambung Dewa seraya tersenyum lebar membuat gadis di sampingnya turut menyunggingkan senyum.
"Oh ya ngomong-ngomong Darren mana? Katanya dia ikut?"
"Dia emang ikut, tapi sekarang lagi menikmati waktu berdua sama kakak ipar di kamar," ucap Devon tiba-tiba hadir di tengah perbincangan mereka.
"Uuu, di kamar," ucap Anand mendapat cubitan Livia. "Mesum mulu otak lo," ucap gadis itu membuat Anand terkekeh. "Maaf Sayang, namanya juga laki-laki," jawab Anand membuat Livia mendecih.
"Oi De, Nand!"
Arjuna terlihat menghampiri empat anggota TPOC itu. "Bang Aldrich sama Akhtar mana?" tanyanya setelah beradu tos dengan si kembar member TPOC.
"Aldrich katanya gak bisa datang. Nemenin Belva belanja bulanan sementara Akhtar tadi dia di sini. Palingan masih cari cewek, dia kan sebelas dua belas sama Devon," ucap Dewa membuat Devon memanyunkan bibir. "Gue mulu, Nanta tuh sekali-kali."
"Sorry, gak tertarik," ucap Nanta dingin. "Loh Ren, lo sendirian? Dilara mana?" tanya Viva melihat Arjuna datang seorang diri. "Itu, dia lagi tidur. Gue gak tega bangunin dia," ucap Arjuna membuat Viva tersenyum. Kali ini sahabatnya memiliki pasangan yang sesuai. Ia bahagia.
"Dewa, gue boleh nemenin Dilara gak? Pusing gue di sini lama-lama, berisik," ucap Viva dibalas anggukan Dewa. "Sana gih, ada yang harus aku omongin sama lainnya," ucap Dewa.
"Anand, gue boleh ikut Viva kan? Gue juga gak terbiasa datang ke pesta ginian," ucap Livia dijawab anggukan pacarnya. "Hati-hati Sayang," ucap Anand dengan senyuman dibalas senyum Livia. Dua gadis itu beranjak menemui kamar dimana Dilara berada.
💌💌💌
"REN, DILARA GAK ADA DI KAMAR!"
Viva dan Livia kembali dengan ekspresi cemas. Tanpa ba-bi-bu, Arjuna bergegas ke kamar dimana istrinya berada. Benar saja, Dilara tidak ada di sana. Ia menemukan secarik surat yang tergeletak di ranjang tempat istrinya tidur.
Kita serupa tapi tak sama. Kau bangun aku hilang. Aku ada bergantung pada sebuah kuas. Kau basahi aku dengan air, semua lenyap. Jika kamu kutub Utara maka aku Selatan. Sayang, kita bukan magnet yang tarik-menarik.
Temui aku jika ingin istri tercintamu selamat. Waktumu hanya satu jam. -Vicous
"Anjing!" umpat Arjuna setelah membaca isi surat itu. "Bodoh lo Juna bodoh! Harusnya lo gak ninggalin dia sendiri. Anjing bangsat! Kemana kamu Raya?"
"Tenang Ren, tenang! Dilara pasti ketemu, pasti," ucap Anand menenangkan. "Tenang gimana anj*ng! Raya ilang dan lo suruh gue tenang? Gak bisa! Apa kalau Viva sama Livia ilang kalian juga bisa tenang? Enggak kan. Kemana kamu Raya," ucap Arjuna uring-uringan seraya mondar-mandir ke sana kemari.
Nanta mengambil secarik surat itu lantas membacanya berulang-kali. Dahi laki-laki itu mengernyit menandakan ia berpikir. "Gue rasa gue tau dimana Dilara diculik."
💌💌💌
"Bentar lagi, Athlas bakal ke sini. Tunggu aja, Athlas bakal jadi suami gue. Asal lo tau, manusia lemah kayak lo gak pantas disandingkan dengan putra mahkota seperti Athlas."
"Lo itu cuma manusia biasa, lemah! Gue Vicous, penyihir tangguh yang bisa ubah mimpi bahkan takdir seseorang hanya dengan kuas kecil ini."
"Lihat apa yang gue lukis, bagus kan? Nanti kondisi kita bakal seperti ini. Lo nangis tapi gak bisa ngapa-ngapain. Sementara gue sama Athlas bakal nikah di situ. Hari ini kita bakal tau siapa cinta sejati Athlas. Lo, manusia lemah. Atau gue? Lihat saja."
"Oh ya tentang ular yang tadi di kamar kalian, itu ulah gue. Sayangnya Athlas keburu selamatin lo. Padahal tadinya gue mau main-main biar seru."
Kepala Dilara terasa berat. Ia mulai memejamkan mata. "Heh, jangan pingsan dulu dasar manusia lemah. Lo gak boleh pingsan biar nanti bisa menikmati acara pernikahan gue sama Athlas. Alfa, buka ikatan di mulutnya. Kasih dia minum!"
Dilara tersentak mendengar perkataan Vicous. Alfa? Salah satu kakak kelasnya yang mendadak menjadi satu kelas hanya untuk bersama dirinya? Mantan kulkas berjalan SMA Perkasa yang mencair?
"Al, gue mohon lepasin dari sini. Gue mau pulang Al, Mas Darren pasti nyari gue. Al, lo baik, please bantu gue," ucap Dilara setelah Alfa melepas ikatan di mulutnya.
"Jangan sekali-kali lepas ikatan yang lain!" peringatan Vicous alias Clara Feronica.