Rapat pembahasan untuk rencana malam nanti sudah terlaksana kan sekitar setengah jam yg lalu. Kini tinggal menyisakan empat orang pria yg tetap berada di ruang rapat tadi.
"Beneran udah yakin nih mereka datang jam segitu?" Tanya Yuta si polisi.
Yuta memang sengaja di undang untuk menghadiri rapat hari ini karena dia dan tim nya akan ikut turun malam ini bersama Jeffrey, Johnny dan Teo.
"Menurut info yg gue dapet dari Mark sih gitu. Tapi nanti gue coba pastiin lagi" jawab Teo.
"Oke, eh tapi apa gak bahaya yah kalau kita datang disaat mereka datang juga?" Tambah Yuta.
"Engga. Nanti cukup gue sama Johnny yg nemuin mereka, sisa nya Teo bakal ada sama tim lo di belakang gue sama Johnny" ucap Jeffrey sambil memainkan pulpen yg ia pegang.
"Bagian gini aja lo ngajak gue Jeff" dengus Johnny.
Drrttt drttt
Ponsel Jeffrey yg sedari tadi sengaja ia letakan di atas meja tiba-tiba bergetar.
"Mark telfon" ucap Jeffrey.
"Coba angkat terus loud speaker" perintah Teo.
"Halo Mark, ada apa?" Sapa Jeffrey ketika dia menjawab telfon dari Mark.
"Gak ada apa-apa sih cuma gue mau ngasih info. Disitu ada bang Teo?"
"Kenapa Mark?" Sambung Teo.
"Gini abang-abang ku semuanya.. jadi tadi gue berhasil masuk ke salah satu jaringan info nya mereka dan gue berhasil dapetin riwayat panggilan nya mereka.."
"Terus terus gimana?" Kata Johnny.
"Ternyata malam ini mereka bakal bawa Cathaleya"
Setelah Mark menyebutkan nama Cathaleya, semua nya mendadak hening. Tidak tahu harus menanggapi apa.
"Hello abang-abang ku, kalian masih disana kan?"
"Nanti gue hubungin lagi, thanks Mark"
Pip.
"Cathaleya? Dia siapa?" Tanya Yuta dengan eskpresi muka nya yg bingung.
"Mantan nya Jeffrey, dulu nya dia salah satu tentara wanita terbaik yg Amerika punya. Tapi gak tau alasan nya kenapa sampe akhirnya dia di rekrut jadi pembunuh bayaran buat Mr. Yama" jelas Teo.
"Dih gila, buset dah Jeff mantan lo sadis amat"
Yuta bergidik ngeri ketika mendengar penjelasan Teo barusan. Dia hanya membayangkan jika dirinya yg berada di posisi Jeffrey yg memiliki mantan kekasih seorang pembunuh bayaran.
"Yaudah yg terpenting kita udah dapet info mahal buat malam ini.. gue mau nyiapin peralatan dulu" sambung Johnny.
"Tumben otak lo bener John, keracunan apaan tadi?" Balas Teo.
Johnny hanya mendengus malas ketika mendengar sindiran dari Teo. Dia sedang tidak ingin berdebat dengan siapa pun untuk saat ini. Ya itu lah sisi lain dari Johnny, serius ketika menghadapi suatu kasus.
"Kalo gitu gue juga balik ke markas deh sekalian nyiapin tim buat nanti malam" pamit Yuta.
"Sip, nanti gue kabarin kalo ada info penting" timpal Teo.
"Udah lah Jeff, ini bukan kali pertama lo buat ngadepin dia kan?"
"Iya gue ngerti kok, yaudah balik deh bantuin Johnny bersihin peralatan buat nanti" sahut Jeffrey.
To be continue..
KAMU SEDANG MEMBACA
REAL ✔✔
ActionWarning ⚠️ "Cerita ini mengandung bahasa non-baku." Yang tidak suka dengan cerita non-baku,d di skip aja ya jangan sampe buang-buang kuota. Terimakasih 😊 Real or Unreal ?