18

2.7K 408 32
                                    


"Berpencar."

Satu kata perintah yang keluar dari mulut Nara berhasil membuat Vernon dan juga Jeno dengan sigap untuk berpencar ke segala arah tak lupa juga dengan rekan mereka yang lain seperti Dominic dan Teo yang ikut masuk ke dalam. Sedangkan di mobil hanya bersisa Ten dan Kenzo untuk mengawasi dan memberikan laporan tentang keadaan di luar.

Setelah mereka bergerak lebih jauh ke dalam, mereka semua harus berhenti karena di hadapan mereka sekarang terdapat sebuah tembok tinggi berwarna hitam. Ternyata Mr. Yama menyiapkan keamanan yang berlapis untuk markas besar mereka.

Hap!

Nara berhasil melemparkan sebuah tali yang ukuran nya cukup besar ke arah puncak tembok tersebut yang sebelum nya tali tersebut ia ikat di bagian ujung nya.

"Yakin kak mau naik pake ini?" Tanya Jeno yang sekarang sudah berdiri di samping Nara.

Nara menoleh kemudian mengangguk, "Ga ada cara lain Jen, kalau lewat gerbang pasti banyak yang jaga. Lagi pula Mingyu sama Jeffrey juga lewat jalan ini."

Jeno mengernyitkan dahi nya ketika mendengar perkataan Nara barusan. "Hah? Kak Nara tau darimana?"

"Tuh samping pohon itu ada bekas tali di potong, aku yakin itu bekas mereka dan mereka sengaja motong tali nya buat menghilangkan jejak." Jelas Nara.

Jeno kemudian mencari objek dari penjelasan Nara barusan kemudia mengangguk setuju dan sedikit kagum dengan tindakan yang di ambil oleh senior nya.

"Ayo kak naik duluan." Ucap Jeno setelah nya.

Berbeda dengan Jeno dan juga Nara yang sudah mulai berusaha untuk memasuki bagian tempat ini lebih dalam, Vernon Teo dan Dominic masih berjalan untuk mencari celah agar mereka bisa masuk.

"Ya Tuhan.. nyari duit kenapa begini banget dah," Keluh Dominic membuat Vernon tertawa.

"Heh! Lo kenapa ketawa? Kan gue ga lagi ngelawak bule." Semprot Dominic yang membuat Vernon langsung terdiam.

"Bang, daripada ngomelin gue mending kita manjat aja. Pada bisa manjat kan? Gue lupa bawa tali soalnya." Ucap Vernon.

"Yaudah ayo cepetan kalo mau manjat." Timpal Teo.

Setelah bersusah payah mencoba menaiki tembok yang lumayan tinggi tersebut, ketiga nya sudah berada di dalam area yang mereka sebut sebagai area terlarang. Terlihat beberapa anak buah Mr. Yama yang sedang patroli keliling.

"Liat orang yang pake topi hitam itu. Lo bisa kan ngelumpuhin mereka?" Tanya Teo pada Vernon yang langsung di angguki oleh Vernon.

Teo memang tidak sembarang begitu saja memberikan tugas tersebut, itu semua karena Teo tahu kalau Vernon adalah salah satu penembak jarak jauh terbaik yang mereka punya di tim mereka selain Jeffrey dan juga Kenzo.

Teo tersenyum kemudian menepuk bahu Vernon dan juga Dominic. "Do, lo tungguin Vernon disini.. back up dia. Gue maju duluan."

Setelah berkata seperti itu, Teo berjalan ke depan meninggalan kedua rekan nya yang masih bersembunyi di balik pohon besar tadi.

"Bang lo hati-hati disini, gue keluar duluan." Ucap Vernon kemudian berlalu sambil membenarkan letak topi yang ia gunakan.

Tidak butuh waktu lama sejak Vernon keluar untuk melumpuhkan beberapa anak buah Mr. Yama setelah nya Dominic mendapat sambungan di earphone nya yang berasal dari Vernon.

"Gue udah selesai bang, keluar aja kita susul bang Teo masuk."

"Gila lo, kelar semua tadi?" Satu pertanyaan yang keluar dari mulut Dominic begitu mereka bertemu.

"Udah abis semua, hebat kan gue." Canda Vernon.

Dominic yang mendengar nya hanya bisa mendengus pelan sembari dalam hati nya memang mengakui kalau Vernon memang hebat sekarang. Kalau kata Ten, Vernon itu paket lengkap untuk di jadikan seorang menantu oleh ibu-ibu.. sudah tampan, pekerjaan nya mapan, otak nya pintar bahkan bisa dibilang jenius, baik pula, kurang apa lagi Vernon.

"Nara!! Aku bilang jangan maju,"

Dominic dan juga Vernon tersentak ketika mereka berdua mendengar teriakan yang mereka yakini itu adalah suara Mingyu yang tadi menyebutkan nama Nara. Berarti Mingyu dan juga Jeffrey sudah bertemu dengan Nara.

"Bang.." gumam Vernon.

"Buruan susul mereka!" Ucap Dominic.

Suasana di dalam bisa di bilang sangat sangat mencekam, semua orang sibuk dengan menodongkan senjata yang mereka punya. Sebenarnya Nara dan juga Jeno sudah berada di tempat ini lima belas menit yang lalu dan puncak nya sekarang ketika Nara melihat Mr. Yama mengeluarkan samurai nya dan menaruh nya di bawah leher Mingyu dan juga Jeffrey.

Posisi Nara dan juga Jeno sudah berhadapan dengan Mr. Yama tapi Cathaleya belum sama sekali menampakan kehadiran nya di tempat ini. Pasukan tim khusus sudah bersiap berada di belakang Nara dan juga Jeno.

"Kurang ajar, Heh! Tua bangka! Lo mau apain temen gue?" Tanya Dominic yang baru saja datang bersama Vernon Teo Yuta Johnny dan juga Seungcheol.

Brak!

"Mommy! Malam ini Alice mau makan ice cream, boleh yah?"

Sontak semua nya yang berada dalam suasana tegang tersebut langsung menengok ke arah pintu besar yang terbuka menampakan sesosok anak kecil bersama seorang wanita.

Tangan Nara yang sedari tadi memegang revolver miliknya langsung bergetar hebat ketika dirinya sangat mengenali siapa pemilik suara tersebut.

Itu Zea.

Zea gadis kecil nya. Zea yang selama ini ia cari. Tapi sekarang tangan kecil nya ada dalam genggaman Cathaleya bahkan yang sangat membuat nya kaget adalah Zea tampak sangat akrab dengan Cathaleya.

"Zea.. Kim Zea." Lirih Nara.

REAL ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang