Sesuai usulan Johnny tadi, kini mereka semua terlihat sedang bersiap dengan peralatan yang akan mereka bawa. Di sela menyiapkan semua peralatan, Teo sempat memimpin untuk merencanakan semua strategi mereka. Kenzo juga sudah memberitahu pada semua tim pasukan khusus untuk ikut dalam misi mereka kali ini.Semua orang serempak mengenakan black leather jacket yang di dalam nya sudah terpasang rompi anti peluru dan juga tentu nya satu atau dua revolver milik masing-masing.
"Nanti mobil nya agak di kasih jarak aja, Pak." Pinta Teo kepada salah satu pemimpin tim pasukan khusus.
"Siap, Pak."
Setelah semua di rasa siap, semua langsung bergegas menaiki mobil van yang sudah tersedia. Selama perjalanan, semua nya sama sekali tidak ada yang membuka pembicaraan karena memang ini adalah misi besar pertama untuk tim mereka.
Tiga mobil yang di siapkan untuk tim pasukan khusus juga masih berada di belakang mobil mereka yang tentu nya sengaja di beri jarak agar tidak mencurigakan.
"Udah mau sampe." Ucap Johnny.
Dan benar saja, sekarang di depan mobil yang mereka tumpangi terdapat sebuah gerbang hitam yang cukup besar. Kalau di lihat, itu hampir sama dengan mansion-mansion mewah.
"Beneran ini bang tempat nya?" Tanya Mark.
"Ya emang ini tempat nya, Mr. Yama sengaja bangun tempat nya begini supaya ga mencurigakan dari luar."
Yuta yang memang kebagian duduk di depan samping Johnny yang sedang menyetir, sekarang sudah sibuk menepuk pundak Johnny.
"Turun John. Lo udah lama ga tarung kan? Sayang tuh sabuk hitam taekwondo lo."
Johnny yang memang sudah mengerti ajakan dari Yuta langsung menoleh dan menyunggingkan seringaian nya yang Yuta bersumpah kalau ia baru pertama kali melihat Johnny berwajah seperti ini.
Pergerakan mereka harus tertahan karena ada beberapa anak buah Mr. Yama yang maju mendekati mobil mereka seperti menyambut kedatangan tim mereka.
"Badan gue pegel juga nih udah lama ga olahraga." Sahut Seungcheol.
Akhirnya, Yuta Johnny dan juga Seungcheol maju untuk menghadapi mereka. Di dalam mobil yang lain nya sibuk untuk mengawasi area sekitar mereka untuk antisipasi jika ada pergerakan yang tidak terduga.
"Cek monitor.." Ucap Teo pada radio ht yang tersambung di mobil mereka.
"Cek monitor, Pak." Suara kepala tim pasukan khusus masuk.
"Pantau dari belakang aja ya, Pak. Lima anggota silahkan masuk dari celah belakang atau samping, di depan biar kita yang urus."
"Baik, laksanakan.. Pak."
Ternyata tidak membutuhkan waktu yang lama bagi Yuta Johnny dan juga Seungcheol untuk melumpuhkan hambatan pertama mereka. Sekarang mereka bebas masuk ke dalam.
Johnny dengan cepat menghampiri pintu mobil.
"Ambil alih dulu mobil. Gue, Yuta sama Seungcheol turun disini." Ucap Johnny.
Kenzo yang mendengar ucapan dari Johnny langsung dengan sigap berpindah ke jok depan untuk mengambil alih kemudi mobil dan siap untuk memasuki tempat yang menjadi markas besar musuh mereka sekarang.
Sesuai dengan dugaan mereka ketika pertama kali datang ke tempat ini, kalau ini adalah sebenarnya sebuah mansion mewah yang memang dengan sengaja di jadikan tempat untuk markas besar Yakuza. Gila memang.
Nara yang memang duduk di samping pintu mobil, langsung melangkah keluar yang kemudian di ikuti dengan Vernon dan juga Jeno.
"Kalian ngerasa aneh ga sih?" Tanya Nara pada Vernon dan juga Jeno.
"Aneh kenapa kak?" Jawab mereka serempak.
"Tempat ini kenapa sepi gini, harus nya kan kalau markas besar itu ga gini."
Vernon dan Jeno yang sedari tadi sibuk memeperhatikan sekeliling juga mengangguk setuju dengan pernyataan Nara barusan.
Nara yang hendak pergi ke arah lebih dalam, tiba-tiba berhenti ketika Jeno menahan tangan nya.
"Kak, itu bukan nya mobil bang Jeffrey ya?" Tunjuk Jeno ke arah sebuah mobil suv hitam.
"Anjir itu mobil nya bang Jeffrey kak." Sahut Vernon.
"Berpencar." Perintah Nara.
*sepertinya sudah mendekati ending, gaiss..*
KAMU SEDANG MEMBACA
REAL ✔✔
AcciónWarning ⚠️ "Cerita ini mengandung bahasa non-baku." Yang tidak suka dengan cerita non-baku,d di skip aja ya jangan sampe buang-buang kuota. Terimakasih 😊 Real or Unreal ?