"Nara please aku mohon bertahan. Sebentar lagi kita sampai."Itu Jeffrey yang sedari tadi sibuk harus membagi fokus nya antara jalanan dan juga kondisi Nara saat ini. Ternyata pendarahan yang Nara alami semakin banyak, dan itu yang membuat Nara sangat merasa lemas sekarang.
"Jeff aku cape.. mau tidur sebentar aja." Lirih Nara.
"Jangan! Jangan tidur Ra, aku tahu kamu kuat. Bertahan sebentar lagi."
Jeffrey sedari tadi sibuk memegangi lengan kiri Nara, sementara ia harus menyetir dengan satu tangan nya yang terbebas.
Beberapa menit kemudian, mobil yang Jeffrey kendarai sudah berhenti di depan gedung sebuah rumah sakit besar. Jeffrey langsung membawa Nara masuk ke dalam untuk segera di tangani.
"Jeffrey!"
Panggilan itu membuat Jeffrey menolehkan kepala nya ke belakang. Tapi setelah tahu kalau itu Mingyu, Jeffrey langsung melanjutkan langkah nya menuju ruang UGD yang tadi di tunjukan oleh beberapa perawat.
"Lo mau kemana?" Tanya Jeffrey ketika dia selesai membawa Nara masuk ke ruang UGD.
"Nara takut rumah sakit. Dia ga pernah bisa sendiri kalo ke rumah sakit, gue harus nemenin dia." Jelas Mingyu.
Jeffrey mengangguk pelan dan mempersilahkan jalan di sebelah nya untuk Mingyu segera masuk ke dalam. Karena ia tahu kalau Nara harus mendapatkan penanganan segera.
"Woy Jeffrey! Nara gimana?"
Jeffrey yang sedang mengistirahatkan tubuh nya di ruang tunggu itu mendadak menoleh karena merasa terganggu dengan suara bising yang di hasilkan oleh langkah kaki dari beberapa orang.
"Nara di dalem. Ada Mingyu juga baru masuk." Jelas Jeffrey sembari mengusap muka nya dengan kasar.
Teo langsung mengambil tempat di samping Jeffrey dan menepuk pundak Jeffrey sebentar.
"Kok bisa lo sampe kecolongan gitu?" Tanya Teo pelan.
Jeffrey menggeleng pelan, lalu menghembuskan nafas nya. "Gue juga ga tau, tiba-tiba aja asap karbondioksida itu langsung menuhin koridor apartment. Awal nya Nara emang sempet sesek terus mata nya berair gitu.."
"Tapi setelah itu, ga tau darimana muncul orang yang mukul punggung gue dan otomatis ngebuat gue jatoh dan pengawasan gue ke Nara juga lepas.."
"Waktu gue lagi nyoba buat ngumpulin kesadaran gue lagi ternyata Nara udah ngelawan orang itu sampe akhirnya dia ketusuk." Jelas Jeffrey.
"Pasti sakit banget itu Kak Nara." Sahut Jeno.
Selepas itu tidak ada yang membuka obrolan lagi, karena mereka bingung harus berbuat apa terlebih lagi rekan kerja mereka yang satu satu nya wanita harus terluka. Tugas yang diberikan oleh boss mereka tentang untuk selalu menjaga Nara ketika bertugas sudah mereka lalaikan dan mereka sangat merasa bersalah sekarang, terutama Jeffrey.
Hampir dua puluh menit berlalu, pintu ruang UGD terbuka dan menunjukan Nara yang terbaring lemas di tempat tidur khusus pasien dan tentu nya Mingyu yang masih setia di samping Nara.
"Gimana Nara?" Tanya Teo yang langsung menghampiri Mingyu.
"Luka nya cukup dalem, beruntung aja Nara langsung di bawa kesini kalo engga gue ga tau gimana jadi nya karena dia sempet kehilangan banyak darah. Sekarang Nara di pindah ke ruang perawatan." Jelas Mingyu.
Setelah itu, Mingyu langsung bergegas untuk kembali menemani Nara yang harus segera masuk ruang perawatan nya. Mingyu sama sekali tidak meninggalkan Nara sama sekali.
Setelah memastikan Nara sudah berada di dalam ruang perawatan, Mingyu langsung bergegas keluar untuk menemui teman-teman nya.
"Ten sama Dominic bisa tolong jemput Zea di tempat penitipan anak deket kantor ga? Abis itu bawa Zea kesini aja." Pinta Mingyu.
Ten dan Dominic yang dimintai tolong oleh Mingyu langsung menanggukan kepala.
"Pake mobil gue aja. Sekalian nanti tolong beliin Zea makanan ya, tanyain aja dia mau makan apa. Sama sekalian buat yang lain juga beliin." Tambah Mingyu sembari mengeluarkan beberapa lembar uang.
"Siap. Lo tenang aja disini jagain Nara, gue ngambil Zea dulu." Sahut Dominic.
"Ngambil.. lo kata Zea barang." Timpal Ten.
Setelah itu Jeffrey maju dan mendekati Mingyu yang masih berdiri di depan pintu ruang perawatan Nara.
"Bro.. sorry gue ga bisa jagain Nara. Kalau aja gue lebih kuat tadi, mungkin Nara ga bakal dapet kejadian kaya gini." Sesal Jeffrey.
Mingyu tersenyum kecil dan menepuk bahu rekan kerja nya itu. "Gue malah harus berterimakasih sama lo, karena lo Nara jadi dapet pertolongan cepet. Lagi pula, dalam dunia kaya gini ini udah hal biasa dan bukan hal baru lagi buat Nara. Bahkan dulu gue dalam sebulan itu hampir sepuluh kali bolak balik rumah sakit karena Nara kecelakaan kaya gini juga."
"Dia perempuan yang kuat. Lo tenang aja." Tambah Mingyu.
"Beruntung Nara punya lo di sisi nya." Ucap Jeffrey pelan yang hampir tidak terdengar oleh Mingyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
REAL ✔✔
AcciónWarning ⚠️ "Cerita ini mengandung bahasa non-baku." Yang tidak suka dengan cerita non-baku,d di skip aja ya jangan sampe buang-buang kuota. Terimakasih 😊 Real or Unreal ?