NaraSetelah semua nya kembali ke markas, Teo memerintahkan kita untuk ber istirahat dan makan siang. Karena setelah makan siang nanti banyak yang harus kita selesai kan.
Dan sekarang, aku lagi sama Mingyu mau cari makan siang. Tapi nyata nya aku sama Mingyu masih di mobil, karena bingung mau makan dimana soalnya semua tempat makan penuh.
"Udah ih berhenti di depan aja. Aku lapar banget ini." Ucap aku setengah merengek pada Mingyu yang masih fokus menyetir.
"Iya sebentar ya, habis lampu merah kok."
Lima menit kemudian aku sama Mingyu sampai di salah satu restaurant yang cukup ramai, untung nya masih ada beberapa kursi yang kosong.
Setelah memesan makanan, aku sama Mingyu langsung menuju ke arah kursi yang terletak di samping jendela kaca.
"Kenapa diem?" Tanya Mingyu.
Sebentar, kaya nya aku ga asing sama perempuan yang barusan jalan papasan sama aku. Wajah nya familiar banget.
"Heh! Kok bengong sih?" Tanya Mingyu lagi.
"Itu aku barusan liat perempuan, terus wajah nya familiar banget."
"Terus kamu kenal dia siapa?"
Aku menggeleng pelan. "Aku lupa. Tapi aku yakin, aku kenal dia."
"Dia siapa yah?" Tambah aku.
Mingyu malah menanggapi dengan senyuman. "Ya aku mana tau sayangku. Kan katanya kamu yang kenal sama dia."
"Udah nih makan dulu. Selesai makan baru kamu pikirin lagi dia itu siapa." Titah Mingyu.
Begitu denger ucapan Mingyu, aku langsung ngangguk untuk meng-iyakan daripada nanti nya Mingyu bawel nyuruh aku makan.
Selesai makan, aku sama Mingyu langsung balik lagi ke markas karena kita punya banyak kasus yang harus di selesain.
Baru aja aku sama Mingyu sampai di ruang rapat. Tapi bisa aku liat kalau Mingyu udah siap-siap pergi lagi dengan beberapa berkas di tangan nya.
"Mau kemana lagi?" Kata aku sambil nahan tangan nya.
Mingyu senyum. "Mau ke kantor pusat nyerahin berkas pengalihan tugas. Kamu mau ikut?"
Sebenarnya aku pengen banget ikut, udah lama ga main-main ke kantor nya Mingyu apalagi ke ruangan kerja nya tapi sayang nya aku masih banyak tugas disini.
"Mau ikut. Tapi masih banyak yang harus aku kerjain." Keluh aku.
"Yaudah disini aja. Aku ga lama kok."
"Iya, hati-hati." Ucap aku.
Mingyu langsung bergegas menuju pintu keluar di gantikan dengan kedatangan Jeffrey disana.
"Udah selesai makan siang nya?" Tanya Jeffrey.
"Aku? Udah kok. Kenapa?"
"Ikut aku ngambil hasil dari tim forensik."
"Oke ayo."
Begitu memasuki mobil nya Jeffrey, semua nya langsung hening. Karena aku ga bisa berdiam di situasi seperti ini. Aku langsung mengajak Jeffrey berbicara tentang masalah kemarin.
"Jeffrey, tentang yang kemarin gimana? Mark sama yang--
Ucapan aku terputus begitu melihat Jeffrey menginstruksikan aku untuk berhenti berbicara. Sedetik kemudian, Jeffrey menulis pesan di note nya kemudian di tunjukan ke aku.
"Jangan ngungkit tentang barang bukti kemarin atau apa pun itu. Liat ke dashboard."
Reflek aku langsung menengok ke arah depan dan aku cukup kaget dengan kenyataan yang aku temukan sekarang.
"Seperti yang kamu lihat. Disitu ada chip perekam suara. Aku sama sekali ga tau siapa yang pasang ini. Yang jelas dari pagi aku pake mobil chip nya udah ada."
Selesai menunjukan note nya, Jeffrey langsung menghidupkan radio di mobil nya untuk menetralisir keheningan yang terjadi sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
REAL ✔✔
AksiWarning ⚠️ "Cerita ini mengandung bahasa non-baku." Yang tidak suka dengan cerita non-baku,d di skip aja ya jangan sampe buang-buang kuota. Terimakasih 😊 Real or Unreal ?