*warning dulu ya, part ini agak panjang dari part sebelumnya,
Di hari yang cerah dan sedikit berawan ini, mereka semua sudah siap untuk mengantarkan orang yang mereka sayangi untuk pulang kerumah nya. Walaupun air mata masih saja menetes dari mata mereka, karena sepenuh nya mereka belum ikhlas untuk kehilangan sosok periang yang selalu hadir di hari-hari mereka.
Setelah menaburkan bunga yang terakhir, semua fokus mata langsung terarah kepada sebuah figura foto berukuran sedang yang di tempatkan di samping tulisan nama nya. Senyum ceria itu yang nanti nya akan selalu mereka rindukan.
"Kita ke apartment nya Nara," Ucap Mingyu pada teman-teman nya.
Mingyu memang sengaja mengajak semua rekan nya untuk ke apartment Nara. Sesampai nya di sana, Mingyu yang memang hafal dengan kode sandi nya langsung tergerak untuk membuka kan pintu. Dan begitu mereka masuk, mereka semua langsung di sambut dengan aroma vanila yang familiar yang sering mereka temui ketika berada di kantor.
Nara memang sosok yang tidak bisa untuk melihat tempat yang ia tinggali itu berantakan atau pun kotor. Maka dari itu apartment nya sangat sangat rapi dan bersih, tidak ada tumpukan barang atau bahkan debu sedikit pun.
"Duduk aja." Titah Mingyu sambil melepaskan jas hitam yang sedari tadi ia pakai.
"Zea gimana, gyu?" Seungcheol membuka obrolan antara mereka.
"Ada di nyokap, sengaja gue titip disana."
Mingyu sengaja menitip Zea di rumah orang tua nya karena Mingyu sendiri tahu bahwa kondisi Zea sekarang sedang mengalami trauma, di tambah dengan kenyataan bahwa Nara sekarang sudah tidak ada dan itu menambah beban di usia nya yang masih sangat kecil. Maka dari itu Mingyu berpikir bahwa Zea membutuhkan sosok yang lebih dari pada dirinya.
Jeffrey yang sedari tadi duduk di atas kursi mini bar itu langsung berjalan ke arah nakas berukuran sedang karena mata nya menatap objek yang sangat menarik untuk nya.
Foto-foto Nara terpampang di atas nakas itu, foto dengan berbagai ukuran yang sengaja Nara cetak. Jeffrey tahu kalau foto itu sebagian besar di ambil dari sela sela kegiatan Nara terbukti dengan foto yang sekarang ia pegang.. disitu Nara berdiri dan tersenyum ke arah kamera dengan setelah blazer navy nya dan di apit oleh Jeno dan Mingyu di sisi kanan dan kiri nya.
Sungguh Jeffrey merasa mata nya memanas sekarang ketika tangan nya beralih pada foto dengan figura di jajaran terakhir. Itu foto Jeffrey bersama Nara yang di ambil di ruangan nya tepat ketika semua dari mereka merayakan hari ulang tahun Jeffrey.
Jeffrey sangat ingat bahwa hari itu Nara bilang kalau kue ulang tahun Jeffrey itu Nara yang buat. Jeffrey awal nya sempat tidak percaya, tapi Jeno meyakinkan karena anak itu yang menemani Nara berbelanja perlatan pesta dan kebutuhan nya untuk membuat kue itu.
Dan Jeffrey juga tidak lupa dengan isi surat berwarna biru muda yang sengaja Nara tulis untuk Jeffrey.
Jeffrey benar-benar merindukan sosok itu sekarang, padahal ini baru genap enam jam setelah sosok nya meninggalkan Jeffrey untuk selamanya.
"Nih kopi lo.. yang lain udah ambil."
Ucapan Mingyu membuyarkan semua ingatan Jeffrey barusan.
"Sorry, gue terlalu serius ngeliatin foto nya." Jawab Jeffrey sambil menerima cangkir berisi kopi dari Mingyu.
Mingyu tersenyum mengerti, kemudian menepuk bahu Jeffrey. "Mau ngobrol bareng?"
Mingyu membawa Jeffrey ke balkon apartment Nara, tempat ini yang menjadi tempat favorit nya ketika bersama Nara di apartment nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REAL ✔✔
AçãoWarning ⚠️ "Cerita ini mengandung bahasa non-baku." Yang tidak suka dengan cerita non-baku,d di skip aja ya jangan sampe buang-buang kuota. Terimakasih 😊 Real or Unreal ?