04

5.2K 711 37
                                    

"Jadi ini kasus yang sedang kita tangani saat ini." Jelas Jeffrey pada Nara.

Saat ini mereka berdua sedang ada di caffetaria kantor untuk mengenalkan Nara pada kasus yang tengah mereka jalani.

"Hm, Yakuza?" Tanya Nara sembari membolak balikan dokumen kasus.

"Iya. Kenapa? Kamu keberatan?" Tanya Jeffrey.

"Engga sama sekali. Malah aku udah lama ga dapet kasus tentang Yakuza."

"Oke. Jadi kapan kita mulai penyelidikan nya?" Tambah Nara.

Jeffrey terdiam sebentar sembari menatap Nara tidak percaya. "Siang ini. Kita bisa pergi bareng."

Setelah itu kedua nya kembali ke kantor untuk menemui beberapa rekan nya yang tadi masih berada disana.

"Gimana 'meeting' berdua nya udah?" Sindir Johnny.

"Betah amat pak mentang-mentang baru dapet yang bening." Tambah Ten.

Plak.

Sebuah tamparan yang cukup keras mengenai kepala belakang mereka. Siapa lagi pelaku nya kalau bukan Jeffrey.

"Aduh anjir sakit bego!" Pekik Ten.

"Ya makanya kalo ngomong tuh dipikir dulu."

Nara yang menyaksikan adegan tersebut hanya bisa mengulum senyum nya. Sungguh sangat jauh terlihat dari kesan detektif pada umum nya. Seperti nya ia akan betah untuk bekerja sama dengan mereka.

"Perhatian sebentar!" Ucap Teo begitu memasuki ruang kerja mereka.

Setelah Teo berkata seperti itu mereka langsung duduk di kursi yang telah disediakan. Sepertinya rapat dadakan akan dimulai lagi.

"Barusan gue baru dapet info mahal lagi. Ada salah satu mantan anak buah Mr. Yama yang kabur. Dan gue rasa kita bisa selidikin dia."

"Ya kaya gali informasi tentang Mr. Yama. Syukur kalo kita dapet info penting." Tambah Teo.

Nara mengangkat tangan kiri menandakan dia meminta izin untuk menginterupsi sebentar.

Teo mengangguk pelan.

"Menurut aku, kita jangan terlalu gegabah buat selidikin mantan anak buah itu. Bisa aja kan, dia emang disuruh Mr. Yama buat mengelabuhi kita."

"Anjir kenapa gak kepikiran kesana coba." Sahut Dominic.

"Bego sih lo makanya gak bisa mikir." Jawab Ten.

Braaakk.

Semua yang ada di ruangan itu hampir terlonjak dari kursi ketika melihat pintu ruangan itu di buka paksa oleh seseorang.

"Eh maaf. Sumpah gue kira kalian lagi gak rapat."

Yuta mendecak pelan. "Ketok pintu dulu kan bisa, Jen."

"Yaudah ada apa Jen?" Tanya Jeffrey.

"Gini bang, barusan gue dapet info katanya baru aja kejadian pembunuhan di Sky Hotel." Jelas Jeno.

Semua nya kembali terkesiap mendengar penuturan Jeno. Bukan apa-apa, hanya saja Sky Hotel adalah salah satu hotel yang paling aman di kota ini. Bahkan pihak hotel mempunyai berlapis-lapis keamanan. Pihak dari luar pun tidak bisa sembarangan masuk ke dalam.

"Pihak hotel yang ngehubungin kita langsung." Tambah Jeno.

"Siapa yang mereka bunuh?" Tanya Nara langsung.

"Ryan Kim. Pengusaha muda yang bergerak dalam bidang resort. Dibunuh sekitar tiga puluh menit yang lalu." Jelas Jeno kepada Nara.

Setelah mendapatkan info dari Jeno, Nara langsung bergerak ke tempat layar komputer yang memang sengaja di sediakan di ruangan itu. Komputer tersebut terhubung dengan satu layar besar di tengah nya maka mereka semua dapat melihat apa yang Nara kerjakan saat ini.

REAL ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang