Chaeyoung menekan tombol hijau setelah melihat nama penelpon masuk yang menganggu dirinya saat sibuk menbuat lagu barunya.
"Kenapa Lisa?" Tanya Chaeyoung setelah ia mengaktifkan tombol speaker dan tedengar suara teriakan dari perempuan disana.
"Ya! Mengapa kau hanya membaca pesanku saja kemarin! Dan kenapa kau baru mengangkat teleponku! Kau tahu, aku sangat mengkhawatirmu!"
Chaeyoung diam-diam menghela nafasnya. "Kau tahu, aku sedang tidak mood menbalas pesan siapa pun."
"Aku tahu. Karena aku melihat berita tadi, jika kau akan dibawa pengadilan. Yang benar saja wanita itu?!"
"Bisakah tidak membahas wanita itu? Itu semakin membuat keinginanku untuk menutup teleponmu."
"I'm sorry" Ujar Lisa walaupun tedengar sedikit tidak ada penyesalan sedikit pun. "Aku mengadakan pesta kecil untuk perayaan pembukaan klubku di Gangnam. Aku memaksamu untuk datang."
Chaeyoung mengangkat sebelah alis matanya "Mengapa aku harus datang?"
Tedengar suara tertawa kecil dari sebrang sana. "Apa kau ingat laki-laki bernama Minho? Kau akan bertemu lagi malam ini jika kau datang."
Chaeyoung tersenyum tipis. Ia mengingat betul seorang pria kaya yang memiliki matanya besar dan rahangnya sedikit tegas dan pria itu pintar menjaga kulitnya sehingga kulitnya sangat putih. Mereka sudah lima ataupun enam kali berakhir di kasur. Chaeyoung tentu saja tidak menyukai pria itu tetapi ia hanya memanfaatkan suasana saja untuk menemani rasa kesepiannya.
"Alright, I'll come to celebrate your party tonight." Lalu Chaeyoung mematikan teleponnya dan berniat segera mempersiapkan dirinya tetapi handphonenya kembali berbunyi tapi bukan dari Lisa lagi melainkan 'Jangan diangkat' yang Chaeyoung tahu siapa penelponnya dan berniat mengabaikan teleponnya tapi entah dalam hatinya berniat mengangkatnya tapi di pikirannya menolak mengangkat telepon itu sehingga beradulah hatinya dan otaknya yang saling bertolak pendapat.
"Halo?" Sehingga tak sadar jika Chaeyoung mengangkat telepon itu setelah dua tahun mereka terputus komunikasi walaupun Chaeyoungla yang menghindar dari mantannya yang sudah lima tahun menjalin sepasangan kasih.
"Akhirnya kau mengangkat teleponku. Aku merindukanmu."
Kalimat teakhir rasanya ingin Chaeyoung memblokir nomor telepon itu tapi ia masih diam menunggu lanjutan penelpon itu.
"Apa kabarmu?"
Bohong jika Chaeyoung mengatakan baik-baik saja tanpa dirinya tapi ia masih sangat terluka olehnya lima tahun lalu dan ia tidak ingin melihatkan sisi dirinya lemah.
"Aku baik-baik saja. Kenapa? Aku sangat sibuk." Tedengar suara tertawa kecil dari jauh sana.
"Kau masih saja membenciku, Chaeyoung."
Chaeyoung sedikit terdiam dan wajahnya sangat dingin mendengarnya.
"Tentu, karena kau belum berubah sejak dulu, Hendry." Kalimat teakhir sengaja Chaeyoung ditekankan. "Aku sibuk." Chaeyoung langsung mematikan teleponnya tanpa mendengar suara mantan kekasihnya. Itulah sebabnya ia tidak ingin mengangkat teleponnya apalagi bertemu dengannya karena ia mengingat masa lalunya yang ia anggap dulu sangat indah seperti kelopak bunga sakura berjatuhan di sungai padahal nyatanya sungai itu penuh racun.
--xoxo--
Chanyeol mematikan keran airnya setelah tangannya sudah tercuci bersih lalu ia melihat Baekhyun yang menunggu di sebelahnya.
"Aku tergantung pada Junmyeon."
Baekhyun mendengus nafasnya karena ia tahu apa yang akan dijawab oleh Chanyeol sendiri. Walaupun Chanyeol dan Junmyeon kelihatan lumayan dekat tapi sebenarnya mereka dekat sekali karena mereka mempunyai sama-sama hobi membaca koran dengan serius dan sifat mereka sangat kaku seperti besi. Dan tentu saja, Baekhyun tidak akan berani mengajak Seniornya ditambah Junmyeon sangat tidak menyukai keramaian yang membuang waktunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall | Chanrose
FanfictionWanita memiliki wajah anggun cantik dan suara merdu khas yang dikenalnya sebagai penyanyi bintang sukses di masa muda. Kehidupannya terlihat sempurna hampir memiliki segalanya. Tetapi, Park Chaeyoung selalu menghindari dari namanya cinta ataupun hu...