08 : Lunch

3.9K 381 13
                                    

Chanyeol menatap pintu hitam yang senada dengan warna ruangan di sekitarnya yang sedikit swag senanda hitam dan putih, sama seperti konsep perusahaan milik Ayah Chaeyoung yang sudah mempersilakan masuk setelah Chanyeol mengetuk pintu.

Chanyeol membuka pintu dengan perlahan ia melihat Chaeyoung sudah berada di sana duduk di sofa hitam bersama Ayah Chaeyoung duduk di sofa lain. Chanyeol membungkuk badannya hormat setelah disambut baik oleh Ayah Chaeyoung.

"Kupikir Pengacara sangat sibuk." Sapa Ayah Chaeyoung yang hanya sekedar basa-basi untuk mencairkan suasana hubungan dirinya bersama Chanyeol.

Chanyeol hanya tersenyum. "Tentu saja aku tidak bisa melupakan janji dengan Anda." Mata Chanyeol sengaja melirik pada Chaeyoung yang hanya diam mematung diri melihat kedua pria sejoli perbedaan usia terlihat akrab. Chaeyoung sangat bingung.

Barulah, Chanyeol menatap Chaeyoung dengan sejuta senyuman yang menghiasi dirinya. Jika saja ia bukan Pengacara sangat dingin melainkan Idola yang sangat ramah, mungkin seluruh belahan dunia akan meluluh melihat senyumannya dan bahkan mungkin  Justin Bieber mungkin kalah telak olehnya.
Tapi yang dilihat dari Chaeyoung bukan merupakan senyuman baik hati dan kesopanan atas dasar pertemuan formalitas mereka. Malahan senyuman itu adalah senyuman sangat gila di seumur hidupnya, terlihat jelas sekali bahwa ia tersenyum semata-mata untuk menunjukkan pada Chaeyoung bahwa Chanyeol bisa melakukan apa saja yang diinginkan saat ini. Dia tersenyum meledek dan mencacinya!

"Park Chaeyoung, jangan menunjukkan wajahmu itu. Kau harus menyapanya." Tegas Ayahnya melihat anaknya membuat tatapan tajam yang diarahkan pada tamu pentingnya. "Kau harus menyapanya."

"Mengapa harus aku menyapanya?" Chaeyoung bertanya dengan menahan kekesalannya pada Ayahnya sendiri.

"Tentu saja, karena ia merupakan calon suamimu bukan?"

Detik itu juga, mata Chaeyoung membulat setelah mendengar pentuturan dari Ayahnya. Kemudian ia menatap Chanyeol, secara tak sadar jika alisnya menyatu akibat ia tidak tahan menumpahkan kekesalannya.

"Calon Suami?!"

Wajah Chaeyoung penuh keheranan dan emosi yang berbanding terbalik dengan Ayahnya yang sangat santai saja.

"Seperti Ayah katakan tadi untuk melalukan hal penting---"

"Hal penting tadi untuk melakukan ini?" Potong Chaeyoung cepat dan hatinya bersama pikirannya sangat kacau.

"Benar, soal pernikahanmu." Jawab Ayahnya sedangkan Chanyeol sendiri hanya diam memehartikan perdebatan seorang Ayah dengan Anaknya.

"Lebih baik, duduk saja dulu." Sebelum mendengar lebih jauh dari Anaknya, Ayah Chaeyoung mempersilahkan Chanyeol duduk menghadap Chaeyoung yang sudah duduk dengan rasa emosinya masih menahan.

"Ayah, mengapa tidak lebih dahulu membicarakan dan memikirkan lebih dahulu dari aku?!" Semprot Chaeyoung tiba-tiba.

"Park Chaeyoung." Suara tegas yang terdengar bentakan kembali tedengar setelah beberapa tahun lalu yang otomatis Chaeyoung terdiam bahkan matanya mengalih pada luar ruangnnya untuk menyembunyikan mata airnya sudah berkaca-kaca tapi ia tetap menahaninya karena tidak mau memperlihatkan pada pengacara di depannya. Memang seharusnya tadi Chaeyoung lebih sopan dan memperlakukan Ayahnya yang sebagaimana Ayahnya juga membuat dirinya mencapai keinginan menjadi Penyanyi terkenal berkat usaha Ayahnya.

"Ayah tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Kau sudah semakin dewasa dan Ayah sudah semakin tua, Chaeyoung." Suara Ayah Chaeyoung sedikit melembut dibansingkan bentakan barusan. Sedangkan, Chaeyoung masih diam.

"Kehidupanmu seharusnya memanfaatkan segala hal dengan baik, lebih dewasa daripada melakukan hal sia-sia."

"Tapi, aku sudah bahagia dengan kehidupanku sekarang." Jawab Chaeyoung berani bersama ekpresi tajamnya kepada diantara kedua pria tersebut.

Fall | ChanroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang