29 : Who Do You Think?

2.3K 222 10
                                    

Chaeyoung menghela napasnya mendengar penolakan baru saja dari Pria yang hari ini membuat dirinya sangat kerepotan oleh Chanyeol.

"Jangan memaksa dirimu, kau harus tidur. Aku akan mengambil handuk dan seember air hangat."

"Tidak perlu, biar aku saja."

Chaeyoung menarik paksa Chanyeol bediri dari sofa tamunya. "YOU MUST STAY BED!"

Terdengar suara helaan napas berat dari Chanyeol. "Chaeyoung, kau benar-benar..."

"Dengarkan aku, Chanyeol. Kau harus turuti kataku demi kesehatanmu, bodoh. Jangan biarkan panasmu semakin tinggi." Teriak Chaeyoung  yang akhirnya Chanyeol diam dan hanya pasrah menuruti ditarik Chaeyoung memasuki kamarnya. Kemudian tidak lama, sesuai perintah dari Chaeyoung yang benar-benar menbawa handuk dan sebuah ember air hangat untuknya.

Chaeyoung benar-benar memeriksa keadaan Chanyeol hati-hati setelah kepulangan mereka dari rumah sakit. Tentu saja karena permintaan dari Chanyeol sendiri dengan alasan ia bosan disana padahal baru hanya tiga jam dari Chanyeol jatuh sakit pingsan. Sedangkan, Chaeyoung yang sudah memarahi dan memaksai Chanyeol tetap berada disana pun hanya pasrah mengantar Chanyeol kembali ke Apartement mereka. Catat, jika hanya Chaeyoung sendiri mengantar Chanyeol pulang dan yang artinya ia harus menahan beban tubuh Pria lebih tinggi dan tidak kalah berat darinya karena tubuh Chanyeol masih terlihat lemah dan merasakan pusing. Bukannya apa, Chaeyoung merasakan Chanyeol mencari kesempatan memeluk tubuhnya yang kecil bahkan tidak tanggung-tanggung Chanyeol menaruh kepalanya di atas pundaknya.

Dimana sifat Chanyeol yang dingin dan keras kepala itu? Apa karena ia sedang jatuh sakit makanya sifat aslinya juga jatuh terpleset jauh? Chaeyoung merasa bulu kuduknya bediri seketika memikir sifat Chanyeol yang mungkin saja memiliki dua kepribadian tidak disangkanya.

Tapi tolonglah, Chaeyoung berusaha bepikir Chanyeol tidak gila apa yang seperti ia sering ejek padanya malah sebaliknya Chaeyoung merasa gila. Diam-diam jantungnya sudah melompat jauh pindah ke planet lain saat diperlakukan manja oleh Chanyeol sendiri.

Chaeyoung menggelengkan kepala setelah ia mendengar lenguh dari Chanyeol menggerakkan posisi bangun dari tempat tidurnya karena sempat pria itu mengeluh pusing sebelumnya dan hanya beberapa menit saja Pria itu memejamkan mata.

"Kenapa? Apa kau masih pusing?" Tanya Chaeyoung manatap dari atas kepala rambut Chanyeol berantakan hingga wajahnya masih pucat. Sebenarnya ia ingin sekali memarahinya karena sifat kecerobohan yang selalu sibuk hingga melupakan kondisi sendiri tetapi Chaeyoung tidak tega juga melihat Chanyeol pucat ditambah bibir tebalnya putih. Chanyeol masih memejamkan matanya karena perasaan pusingnya semakin menyerang kepalanya membuat ia hanya diam saja tanpa memperdulikan tangan Chaeyoung sekarang menmepel di atas dahinya.

"Suhumu semakin panas. Lebih baik kita kembali ke---" 

Ucapan Chaeyoung terpotong saat Chanyeol menggeleng pelan pertanda ia tetap tidak mau kembali ke rumah sakit. Chaeyoung menghela napasnya karena mau bagaimana lagi wanita itu harus sabar dengan sifat Chanyeol yang masih saja keras kepala.

"Aku..." Chaeyoung melihat kedua mata Chanyeol terbuka pelan dan menatap dirinya di sebelahnya sembari menunggu kalimat lanjut dari Pria itu. "...lapar."

Chaeyoung baru menyadari sekarang jam sudah menunjukkan angka setengah empat sedangkan Chanyeol belum makan siang sama sekali selain menyantap dua roti panggang selai kacang bersamanya. "Mau makan apa? Biar aku belikan."

Chanyeol menggeleng kepala pelan lagi. "...Aku ingin makan masak buatanmu."

Chaeyoung mengerjapkan kedua matanya pada Chanyeol yang baru saja meminta memasaknya? Yang benar saja? Selama ini, bukankah Chanyeol yang selalu memasaki mereka jika berada di Apartement dan jika Chanyeol sibuk bekerja, Chaeyoung selalu menghabisimakan di restaurant. Bebas kalian tertawai Chaeyoung, karena memang Chaeyoung tidak bisa masak selain menyeduh air panas untuk mie instan. Chaeyoung ingin menolak dengan cepat tetapi ia harus bepikir dua kali saat melihat wajah Chanyeol terlihat memohon padanya dibalik wajah pucatnya. Seperti anak kecil memohon membeli mainan mobil.

Fall | ChanroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang