Chaeyoung mengambil alih tempat duduk di depan beragaman alat make up dan kaca besar dengan sekeliling beberapa bohlam lampu putih. Hari ini, Chaeyoung mempunyai jadwal mengambil foto untuk sampul majalah bulan depan. Orang-orang sekitarnya lumayan memenuhi ruangan kecil riasan makeup termasuk Manajernya duduk di belakangnya sambil mengluarkan handphonennya sekaligus menemani Chaeyoung disini.
Mata Chaeyoung masih sedikit mengantuk dan terlihat sembab karena Chaeyoung menangis sepenuh malam yang sangat menyakitkan hatinya oleh ucapan Chanyeol semalam. Chaeyoung sebenarnya tidak terkejut kejujuran Chanyeol kepada Chaeyoung karena dilihat sangat jelas dengan pernikahannya dicepatkan, tetapi hatinya masih sakit mengingatkannya. Dan sengaja Chaeyoung mengabaikan notifikasi penuh pesan masuk dari Chanyeol bahkan panggilan masuk dari Chanyeol juga Chaeyoung sengaja dimatikannya karena saat ini Chaeyoung tidak ingin berbicara pada Chanyeol.
"Permisi, apakah kamu sudah siap?"
Pikiran Chaeyoung teralih pada penata rias di sebelahnya baru saja menghampirinya lalu mengambil alat-alat make up setelah Chaeyoung mengangguk kepalanya dan memejamkan matanya sebentar.
Setelah beberapa menit, make up Chaeyoung telah selesai dan hendak Wanita itu langsung menuju ruangan foto tetapi tiba-tiba ada sedikit gangguan disana membuat Chaeyoung harus menunggu sebentar di ruangannya sendiri sedangkan Manajernya ke ruang foto hendak ikut memeriksa keadaannya, sedangkan orang lain tidak tahu kemana.
Karena perasaannya sangat jenuh sendirian, Chaeyoung mengambil handphonenya hendak ingin mengambil foto sendirinya yang akan dibagikan ke sosial media untuk penggemarnya lalu melihat berita harini tentangnya.
"Permisi."
Chaeyoung hampir terkejut menjatuhkan handphonenya dari kedua tangannya akibat suara seorang laki-laki mengagetinya di dekat pintu masuk. Chaeyoung menoleh dan melihat seorang laki-laki tinggi mengenakan jaket merah dan hitam yang mengenakan topi dengan warna senada jaketnya juga masker menutupi seluruh wajahnya hingga tak terlihat oleh Chaeyoung dan Pria itu juga membawa tas hitam besar.
"Maaf, apakah benar Nona Chaeyoung yang memesakan dua pizza besar?" Ucap Pria itu setelah menghampiri Chaeyoung bingung.
Perasaan Chaeyoung semakin beraduk dengan perasaan takutnya karena sekarang ia sendiri tidak ada siapun dan takutnya Pria pengantar pizza itu adalah orang lain yang ingin mencelakainya dna juga tidak mungkin baginya ia masuk dalam acara jebakan. Chaeyoung berusaha menyembunyikan perasaannya dan ia bersifat waspada kepada Pria di depannya.
"Maaf, tapi saya tidak memesan pizza sama sekali." Jawab Chaeyoung berusaha tetap sopan di depan Pria pengantar pizza.
"Tapi, disini terlihat jelas jika Nona Chaeyoung yang memesankan pizza." Pria itu mengluarkan kertas struk yang dituliskan namanya beserta nomor teleponnya persis sama. Chaeyoung semakin curiga membuat dirinya tidak mampu menjawab dan perlahan sedikit mundur melihat Pria itu mengluarkan bungkusan plastik isi dua pizza besar lalu meletakkannya di atas meja rias.
Tanpa diduga, Pria itu melepaskan maskernya dengan topi sehingga wajahnya terlihat tidak asing bagi Chaeyoung.
"Hei, jangan tegang begitu."
Siapa lagi jika bukan seorang yang Chaeyoung tidak ingin bertemu hari ini karena hatinya dan Pria yang selalu melakukan sesuatu hal tanpa kesusahan sama sekalipun. Chaeyoung membuang mukanya dan ingin langsung keluar ruangan secepatnya pergi jauh-jauh dari Chanyeol.
"Jangan pergi dulu, kumohon."
Tanpa diduga, kali ini Chanyeol kembali menahan Chaeyoung lagi tetapi tidak seperti biasa Chanyeol yang menahankannya dengan tangannya tetapi seperti biasa tubuh Chanyeol lebih besar dari Chaeyoung sehingga lebih cepat menggapai tubuh Chaeyoung dan memeluknya dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall | Chanrose
FanfictionWanita memiliki wajah anggun cantik dan suara merdu khas yang dikenalnya sebagai penyanyi bintang sukses di masa muda. Kehidupannya terlihat sempurna hampir memiliki segalanya. Tetapi, Park Chaeyoung selalu menghindari dari namanya cinta ataupun hu...