"Biar aku saja."
Chanyeol menghalangi tangan Hyebin untuk tidak mengambil dompet di dalam tasnya untuk membayar pesan makanan mereka. Seharusnya sudah menjadi aturan jika seorang laki-laki yang harus membayar dan lagi pula Chanyeol lah yang mengajak duluan untuk bertemu walaupun Hyebin yang mengubahnya.
Chanyeol memberi beberapa lembar uang ke kasir setelah menyebutkan angka harga makanan mereka. Sebenarnya, keadaan Chanyeol cukup buruk hingga sejak tadi Chanyeol tidak membuka pembicaraan lagi selain menyantap makanannya. Pikirannya sedang kacau.
Setelah menerima struk pembayarannya, Chanyeol hendak langsung keluar dari restaurant cepat seperti ia ingin mengunjungi tempat sesuatu yang harus ia datang.
"Chanyeol tunggu aku."
Chanyeol menghela nafas saat tangannya tiba langsung ditahankan oleh Hyebin. Chanyeol menoleh tanpa mengucapkan sama sekalipun.
"Apakah kita akan bertemu lagi?" Tanya Hyebin dengan reaksi wajahnya serius tak dapat diartikan.
"Kita akan bertemu lagi sebelum hari sidang."
Hyebin menggeleng kepalanya. "Bukan pertemuan formal." Melihat reaksi Chanyeol diam, Hyebin mengenggam eratkan lagi tangannya. "Tentu saja bukan apa-apa, hanya saja aku ingin mentaktirkanmu sebagai tanda terima kasihku tadi."
Chanyeol tidak meresponkan apa pun selain ia menlepaskan tangannya dari genggaman tahan oleh Hyebin.
"Maaf, aku sibuk. Lain kali saja."
Tanpa mengucapkan apa pun, Chanyeol segera menuju parkir mobilnya tanpa memperdulikan Hyebin masih bediri sendiri di depan restaurant cafe.
"Tch, dia belum berubah sama sekali sejak dulu."
--xoxo--
Hendry membukakan pintu putih mendapatkan di dalam ruangan studio foto yang disibukan orang lain mempersiapkan alat-alat lainnya.
Sebelumnya, Hendry menghampiri apartement tempat keberadaan orang yang dicarinya tetapi ia mendengarkan jika orang tersebut pergi ke tenpat studio pengambil foto setelah menghampiri rumah sahabatnya.
"Dimana ruang tunggu?" Tanya Hendry saat ia sengaja menahani tangan seorang wanita pekerjan sini. Setelah ditunjukkan sebuah pintu putih lainnya oleh wanita tersebut, Hendry langsung memasukinya.
Sama seperti ruang studio foto yang berantakan oleh kabel alat lainnya. Ruang tunggu tata rias sedikit ramai dan banyak pakaian lainnya digantung dan alat make up rias di atas meja rias.
"Chaeyoung."
Hendry menghampiri seorang wanita dikenal duduk di depan meja tata rias. Chaeyoung yang baru saja selesai dimake up pun terkejut melihat kedatangan Hendry tiba-tiba.
"Bagaimana bisa kau masuk?" Inilah yang pertama kali diucapkan oleh Chaeyoung melihat Hendry sudah duduk di sebelahnya. Mengingat tidak sembarangan orang bisa masuk kesini tanpa seizin dari penanggung jawab tersebut.
"Karena aku Hendry." Jawab Hendry asal. "Bisakah kita keluar sebentar?"
Tanpa mendengari persetujuan dari Chaeyoung, Hendry menariki keluar ruangan tersebut. Sedangkan Chaeyoung pun hanya pasrah daripada ia memberontak dilihat oleh orang lain.
"Apakah kau benar-benar mencintainya?" Tanya Hendry terlihat reaksi serius menatap Chaeyoung.
Sebenarnya Chaeyoung cepat mengerti apa yang dibicarakan oleh Hendry tapi hanya saja ia cukup malas dan pura-pura seperti orang bodoh yang menanyakan seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall | Chanrose
FanfictionWanita memiliki wajah anggun cantik dan suara merdu khas yang dikenalnya sebagai penyanyi bintang sukses di masa muda. Kehidupannya terlihat sempurna hampir memiliki segalanya. Tetapi, Park Chaeyoung selalu menghindari dari namanya cinta ataupun hu...