8. Why lie (?)

444 59 3
                                    

Sore ini, Elya memutuskan untuk menjenguk Arga. Ia ditemani oleh Sarah. Tepat setelah pulang sekolah, mereka langsung menuju rumah sakit tempat Arga di rawat.

" permisi sus, pasien korban kecelakaan atas nama Arga Samudra dirawat dimana? " Tanya Sarah kepada seorang suster.

" sebentar ya, saya cek dulu"

" kamar Tulip no.10. "

" oh, makasih "

Mereka kemudian pergi mencari kamar Arga. Setelah berjalan melewati beberapa kamar, sampailah mereka di kamar Tulip no.10.

" permisi, "

Elya dan Sarah memasuki kamar dengan hati-hati. Dilihatnya sosok lelaki yang sedang terbaring di ranjang rumah sakit dengan perban melingkar di kepalanya dan infusan ditangannya. Disampingnya ada dua orang paruh baya yang sudah pasti bunda Hanna dan Ayah Roy.

" siang, om tante "
Sapa Elya  dengan senyum mengembang. Kemudian menyalami keduanya. Sementara Sarah hanya mengekor dibelakangnya.

" eh, Elya. Baru pulang sekolah ya? "
Tanya Ayah Roy.

" iya om, "

" ini siapa? "
Tanya bunda Hanna sambil melirik ke arah Sarah.

" saya Sarah tante, sahabatnya Elya. Salam kenal "
Ucap Sarah memperkenalkan diri.
Bunda Hanna lagi lagi tersenyum.

" oh, ya sampai lupa. Ayo duduk duduk. "
Bunda Hanna mempersilahkan mereka duduk. Elya disamping Bunda, Sarah disampingnya Elya. Sementara Ayah, sedang keluar mencari makan.

" tante, kok Arga bisa kecelakaan? Gimana ceritanya? "
Elya memulai pembicaraan.
Bunda Hanna tersenyum simpul. Dan mengambil napas panjang.

" tante belum tahu pastinya, soalnya Arga belum cerita. Dia aja belum sadar."

Hah? Belum sadar? Memang parah? . Elya Tak tahu mengapa ia merasa cemas.

Tiba-tiba, ponsel Elya berbunyi. Sebuah panggilan masuk dari Ryan. Elya meminta izin untuk mengangkat telpon.

" permisi tante, Elya angkat telpon dulu. "

Elya berjalan menjauh dan mengangkat telpon.

"Hallo? "

"......"

"Aku lagi...di rumah! Kenapa? "
Ucapnya berbohong. kata kata itu keluar begitu saja dari mulutnya.

"......"

" udah dulu ya, mama manggil. Bye "
Elya mematikan telponnya dan kembali.

Aneh. Mungkin itu yang terbesit di pikiran Ryan tentang sikap Elya.

"Mama kamu ya? "
Tanya bunda Hanna. Elya hanya tersenyum.

" m..a.. a..ir.. "
ucap seseorang tak jauh dari tempat mereka. Ternyata, suara itu adalah Arga. Dia sudah sadar dan meminta air. Elya langsung berlari dan mengambilkan minum untuk Arga. Kemudian memberikannya pada Arga.

" pelan pelan "

" makasih "
Arga tersenyum. Tak menduga bahwa gadis yang ia suka ada didepannya dan menjadi objek pertama yang ia lihat.

Bunda memanggil dokter untuk memeriksa keadaan Arga.

" keadaannya mulai membaik, tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi. Saya permisi dulu. "
Dokter Rivan pergi meninggalkan kamar Arga.

" lo kok disini? Nggak sekolah? "
Tanya Arga pada Elya.

" sekolah? Ini jam berapa? "
Ucap Sarah berbalik tanya pada Arga. Sementara Elya dan Bunda Hanna hanya tersenyum makhlum karena Arga tak sadarkan diri dari semalam.
Arga semakin bingung.

" ya elah ga? Ini udah mau maghrib lo, lo sih, tidurnya kelamaan ". Cerocos Sarah.

" iya ya? Hehe.. maaf deh! Gue kan nggak tahu. " balas Arga cengengesan.

Suasana kembali hening. Mungkin hanya sepatah dua patah kata yang diucapkan Bunda Hanna untuk memecah keheningan. Elya yang sedari tadi merasa bersalah karena telah berbohong pada Ryan, tak menyadari ada sepasang mata yang memperhatikannya.

Mimpi apa gue semalem, Elya perhatian sama gue? Apa dia ada rasa juga sama gue?. Batin Arga.

Ekhem...
Suara deheman Sarah membuat Arga terpaksa mengalihkan pandangannya.

" kayaknya udah malam, kita mau pamit pulang dulu tante. "
Ucap Sarah sambil memberi isyarat pada Elya untuk mengikuti langkahnya.

" nggak nunggu om Roy aja, biar dianterin. Udah malem lo, "

" nggak usah tante, kita bawa mobil "
Tukas Elya.

" oh, yaudah. Tapi hati-hati. Jangan ngebut"

Elya dan Sarah mengangguk mantab. Dan berpamitan kepada bunda Hanna dan Arga.

"Get well soon, Arga "
Ucap Elya sebelum meninggalkan ruangan. Mendengar hal itu, Arga tersenyum bahagia.

***

Diruangan ini tersisa Arga dan Bunda. Ayahpun belum kembali. Mungkin masih antre.

" kayaknya ada yang lagi seneng nih "
Goda bunda yang melihat senyum Arga tak henti-hentinya mengembang.

" apaan sih, bun. "
Elaknya.

" kamu suka ya sama Elya? Menurut bunda, Elya itu anaknya baik, cantik lagi. Dan kayaknya dia perhatian juga sama kamu "

" hmm, serah deh "
Sekali lagi, Arga kembali mengelak. Ia membenamkan wajahnya ke dalam selimut. Sementara bunda lagi lagi tersenyum dan membiarkan Arga kembali beristirahat.

Hay hello!
Vote and comment dong:v

jarak dan rinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang