14. Baikan?

471 58 3
                                    

Hari Minggu,  pukul 08.30 WIB Arga dengan malas berbaring di sarangnya dengan ponsel yang hanya ia putar-putar.

Tok...tok..tok...

Knop pintu terbuka. Seorang wanita paruh baya berdiri di ambang pintu dengan senyum merekah.

" bunda. Ngagetin aja "
Arga segera bangkit dan duduk di tepi kasurnya.

" tumben kamu nggak keluar . "

" lagi males aja "
Jawabnya enteng.

" calon menantu bunda apa kabar? "

Arga terkejut mendengar tuturan bundanya itu.

" calon menantu? "

" iya, Elya. Siapa lagi? "

" bunda, Elya udah punya pacar! "

Bunda Hana tersenyum. " lalu apa hubungannya? "

" ya adalah hubunganya. Mana mungkin Arga deketin orang yang udah punya pasangan "

" kok kamu nyerah gitu? "

Arga semakin tak mengerti apa yang dipikirkan oleh bundanya.

" gini ya, bunda kasih tahu. Selama janur kuning pernikahan belum melengkung, masih sah hukumnya kamu buat deketin Elya. Lagi pula, bunda udah terlanjur suka sama Elya. "

" gitu ya, bun " Bunda Hannapun mengangguk mantab. Argapun tersenyum membenarkan perkataan bundanya itu.

" yaudah sana! Kamu kerumah Elya. Dan tolong bawain titipan bunda yang ada di meja makan. Bunda mau ke kamar dulu. "

" udah ditungguin ayah ya? "

" bisa aja kamu ini "
Bunda Hanna pergi meninggalkan kamar Arga. Arga kemudian turun dari kasurnya dan bersiap untuk berganti baju.

***

Arga telah bersiap dan sudah menenteng titipan bundanya. Kini, ia sedang dalam perjalan menuju rumah Elya.

Elya tengah duduk sambil menonton TV di salah satu ruangan di rumahnya. Ia ditemani oleh Raka, sepupunya yang berusia 10 tahun dari Semarang yang datang kemaren siang dan semangkuk besar Popcorn lengkap dengan minuman yang diletakkan diatas meja.

" kak, ganti channel  Tvnya dong kak, Raka mau lihat FTV "

" ish, kamu tu ya, masih kecil tapi lihat gituan. Belum waktunya tau nggak! "

" dari pada kakak, udah gede tapi malah nontonin kartun. Doraemon lagi. " cerocos Raka membela diri.

" ayolah, kak, Raka mau lihat FTV yang cinta-cintaan gitu.. " sambungnya sambil berusaha merebut remote control dari tangan Elya.

" ish, kamu tuh apaan sih, dek! "

" jangan! "

" siniin kak! "

Ting tung!

Elya dan Raka menoleh ke sumber suara. Ada seseorang di depan rumahnya telah memencet bel. Dengan segera, Raka mengambil remote control dari tangan Elya setelah Elya kehilangan kesadaran.

" sialan lo! "

Elya mengumpat kesal kepada Raka dan di balas dengan cengir nakal ala Raka. Elya langsung bangkit dari posisinya dan berlari ke arah pintu.

Pintupun terbuka. Terdapat seseorang berdiri membelakanginya dengan menenteng kresek di tangannya. Elya berlari ke arah lelaki itu dan langsung memeluknya. Hangat. Itu yang dirasakan Arga. Setelah seminggu saling menjauh, kini ia bisa begitu dekat dengan Elya.

jarak dan rinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang