12. Retak

424 57 1
                                    

Disisi lain, Arga merebahkan tubuhnya di kasur. Wajahnya tampak letih. Ia berusaha memejamkan matanya, namun tak bisa. Hatinya seperti di guncang badai yang besar.

" kenapa El, kenapa lo nggak bilang? "

Arga menghembuskan napasnya kasar. Dan berjalan ke kamar mandi untuk bersih-bersih.

Flash back onn.

Sesaat setelah acara dokumentasi selesai, seorang lelaki yang memakai jas menghampiri mereka.

" Elya? "
Elya begitu kaget mendengarnya.

" Hy! Kok kamu bisa disini? "
Ucapnya sedikit gugup.

" emb, ikut aku yuk! "
Ryan menggandeng tangan Elya dan membawanya pergi. Sedangkan Arga hanya melihat kepergian mereka.

" dia siapanya Elya? Sepertinya mereka udah kenal lama"

Arga melangkahkan kakinya,mengikuti langkah mereka. Belum sampai melangkah, Pandu memanggilnya.

" Arga! Bantuin gue bentar dong! "
Akhirnya, Arga mengurungkan niatnya mengikuti Elya dan Ryan untuk membantu Pandu.

" apa yang bisa gue bantu? "

" gini, tadi kan gue disuruh sama Bu Santi buat ngirimin makanan untuk Pak Hamdan, karena gue harus handle acara ini, gue minta tolong lo anterin makanan ini ke pak Hamdan ya" pinta Pandu.

" ya deh! "

" Pak Hamdan dimana? "

" di ruangannya kali. "

" yaudah gue cabut. "

Arga meninggalkan Pandu dan menuju ke ruangan pak Hamdan. Ruangan pak Hamdan melewati taman sekolah. Saat Arga melangkahkan kakinya melewati taman, ia melihat Elya disana. Karena rasa penasarannya, Arga menguping pembicaraan mereka.

" ya iyalah aku kangen sama kamu! Kan kamu pacar aku! "
Ucap Ryan sambil memeluk Elya. 

4 kata itu dan perlakuan Ryan kepada Elya sukses menghancurkan hatinya. Meskipun ia seorang laki-laki ia berhak merasakan sakit bukan?

Flashback off

Arga keluar dari kamar mandi. Ia menggunakan kaos hitam bertuliskan Always Friday dan celana diatas lutut. Rambutnya terlihat basah. Sepertinya ia baru saja keramas. Tangannya sibuk mengeringkan rambutnya dengan handuk.

Drrtt..drttt...

Ponselnya bergetar.

Elya
085123579xxx
Calling.....

Arga langsung mematikan ponselnya. Ia tak ingin menjawab panggilan Elya. Dibelahan dunia lain, Elya nampak bingung dengan apa yang dilakukan Arga. Sekarang, Elya berada di mobil bersama Ryan.

" kok dimatiin sih? "
Gerutu Elya kemudian melempar ponselnya ke pangkuannya. Matanya menatap kesal ke jalan raya.

" kenapa? " tanya Ryan sambil tetap fokus mengemudi.

" nggak. Nggak papa! "

Elya menyenderkan kepalanya ke mobil. Lo kemana ga?. Batinnya tak karuan. Matanya terasa berat. Kemudian ia tertidur.

***

Pagi ini, Elya berniat menunggu Arga untuk pergi sekolah bersama. Bahkan ia sudah mengirim whatsApp pada Arga.

Arga
Lastseen, yesterday 23:00

Ga, gue nebeng ya? Mobil gue dipake bokap:v

Satu menit, lima menit, bahkan sampai 10 menit, Arga tak kunjung membalas pesannya.

" lo kemana sih? Dari tadi malam kok susah banget dihubungin. "

Berkali-kali Elya mengirim pesan pada Arga. Namun tak ada balasan.

Arga
Lastseen, yesterday 23:00

Ga, lo dimana?

Gue udah nunggu di depan rumah!

Arga!

Ga, lo bisa kan, jemput gue?

Hey

Arga..

Oh, ya udah kalau lo nggak bisa.

Sama sekali tak ada balasan. Elya mengeluarkan aplikasi whatsAppnya dan mencari nomor Arga di kontaknya. Setelah itu, ia menekan tombol calling.

Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif. Cobalah beberapa saat lagi. The number your calling....

Elya menutup panggilanya. Entah apa yang dibicarakan oleh wanita didalam telpon itu. Yang jelas, Elya sangat kesal pada Arga. Jam di pergelangan tangannya menunjukkan pukul 06.45 WIB. Tak ada harapan lagi menunggu Arga. Elya memutuskan untuk naik taksi menuju ke sekolahnya.

***

Arga menatap kosong, bangku didepannya. Tak seperti biasanya, Elya belum datang. Biasanya ia telah berada di sekolah dan memberikan contekan pada yang lain.

" kemana Elya? "

Arga meraih ponsel di dalam saku celananya dan memutuskan untuk menghubungi Elya. Alangkah terkejutnya Arga saat melihat 54 panggilan tak terjawab dari Elya tertera di notifikasi layarnya. Arga membuka ponselnya dan mengaktifkan data selulernya.  Terdapat 332 pesan whatsApp dari Elya. Dalam hati kecilnya ia merasa bersalah karena tak menjawab panggilan dan pesan-pesan Elya.

" dimana lo sekarang El? "

***

Sesampainya di sekolah, gerbang telah ditutup oleh Pak Jaja-satpam sekolah-. Elya segera berlari dan berharap pak Jaja berbaik hati membukakan pintu untuknya.

" Pak! Pak! Pak! Tolong bukain gerbangnya dong pak! Saya masuk! "
Ucap Elya sambil memegangi pagar besi sekolahnya yang mulai berkarat.

Pak Jaja mendekat ke arah Elya.

" tidak bisa! Salah sendiri telat! Sudah tahu gerbang ditutup pukul tujuh kurang 5  kenapa kamu masih telat? "
Ucap pak Jaja tegas.

" panjang pak ceritanya! Tolong pak ya? Bukain gerbangnya! Saya mohon! "
" nanti saya belikan bapak sarapan deh, tapi tolong ya pak! Bukain gerbangnya! Izinin saya buat masuk"
Elya menyatukan kedua tangannya didepan dada. Seraya berharap pada Tuhan agar pak Jaja berbaik hati padanya.

" oke, saya bukain gerbangnya "
Napas Elya terasa lega. Pak Jaja membukakan gerbang. Elya masuk ke dalam sekolah. Dan berterima kasih kepada pak Jaja.

" non! Jangan lupa, sarapan saya! "

" tenang aja pak! Bapak ambil aja di kantin nanti biar saya yang bayar. Tapi jangan banyak-banyak ya pak! Hehehe. " ucap Elya setengah berteriak karena jaraknya dengan pak Jaja yang cukup jauh.



Hallo! To Be Continue ya:v
Jangan lupa vote and comment!
Terimakasih♡

jarak dan rinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang