13. Menjauh?

463 57 1
                                    

Elya mengendap-endap mengamati situasi di sekelilingnya. Tak ada siapapun. Aman. Kemudian ia menengok ke kelasnya. Ternyata belum ada guru yang masuk. Elya bernapas lega dan memasuki ruang kelasnya. Elya menatap malas ke arah bangku di belakangnya. Karena ada sosok yang membuatnya terlambat dan harus merayu serta menyuap pak Jaja. Sosok yang sama yang menghilang tanpa kabar sejak semalam. Dan kini, sosok itu tengah asyik dengan ponselnya. Siapa lagi kalau bukan Arga Samudera. Elya melangkah ke arah tempat duduknya. Nampak Sarah menatapnya dengan intens.

" lo kenapa? "

" tau ah, gue sebel! "
Sambil duduk di sebelah Sarah.

" sama? "

" sama orang lah! "

" siapa? "

" lo kepo banget sih? Kek dora! Orang yang bikin gue sebel aja nggak perduli. Kenapa lo perduli? "
Ucapnya bermaksud menyindir Arga.
Namun Arga tetap menatap layar ponselnya. Tanpa membalas sindiran Elya.

Seakan tahu siapa yang dimaksud oleh Elya, Sarah langsung memanggut-manggutkan kepalanya.

" selamat pagi anak-anak! "
Ucap Bu Aira setelah memasuki ruangan. Elya dengan wajah kusutnya mengeluarkan buku pelajarannya. Dan mulai berusaha menghilangkan rasa kesalnya agar ia bisa mengikuti pelajaran dengan tenang.

Sementara Arga setelah mengetahui kedatangan bu Aira segera mematikam ponselnya dan menyimpannya. Matanya kini fokus pada apa yang disampaikan oleh guru yang memakai kacamata itu.

***

" tumben lo telat? " tanya Sarah sambil meneguk jus alpukat kesukaannya.

" gue nungguin Arga tadi, "
Jawab Elya malas.

" ngapain lo nungguin dia? "

" ya, gue pengen aja. Soalnya sejak semalem dia nggak ada kabar. "

" cie,, ada yang punya gebetan baru nih, trus abang Ryan dikemanain? "
Elya semakin cemberut setelah Sarah menggodanya.

" apaan sih lo? "
Elya memalingkan wajahnya. Sementara Sarah tertawa ringan.

" Ryan tambah ganteng ya? Keren lagi, masih muda tapi udah bisa nanganin perusahaan sendiri. "

Mood  Elya perlahan kembali.

" yaiyalah, pacar gue! "

" biasa aja kale, nggak usah ngegas! "
Elya hanya memasang wajah tak berdosanya.

***

Seorang lelaki berbusana formal tengah duduk di kursi kerja dengan laptop di depannya. Jemarinya sibuk mengerjakan sesuatu. Matanya mulai mengamati pekerjaannya telah sesuai apa belum. Tak lama kemudian seorang wanita yang tak kalah formal memasuki ruangan.

" permisi pak! "
Pamit wanita itu.

" masuk "
Perintahnya.

" maaf pak, bapak ditunggu di ruang meeting sekarang! "

" 5 menit lagi saya akan segera ke sana"

" baiklah, permisi "

Wanita itu keluar dari ruangan. Ryan menutup lembar kerjanya. Dan segera menuju ruang meeting.

jarak dan rinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang