3. Kenangan

1.1K 69 2
                                    

" pak jalan "
Ucap Elya pada sopir taksi yang sudah menunggunya.

Taksi itu membawa Elya meninggalkan bandara. Diperjalanan Elya selalu memikirkan Ryan. Belum ada 1 jam setelah kepergian Ryan, ia telah merindukannya.
Dirinya terasa tak berarti tanpanya.

***

flash back onn

Hari ini hari kedua Elya mengikuti MOS. Elya memasuki halaman sekolah barunya. Ditangkapnya sosok yang dicarinya dari tadi.

" Kak Ryan! "
Panggil Elya setengah berteriak.

Mendengar namanya dipanggil, si pemilik namapun berbalik. Elya meninggikan sudut bibirnya dan menghampiri Ryan.

" Kak, ini aku bawain kue brownies buat kakak. Dimakan ya kak !"
Ucap Elya gugup.

Ryan terlihat bingung. Dan meninggikan sebelah alisnya seolah bertanya. Untuk apa?

Seolah tahu apa yang ada di benak Ryan, Elya meneruskan kalimatnya.
" sebagai tanda terima kasih karena kakak udah nolongin aku kemaren. Makasih ya kak! "

Elya mengulurkan kantong plastik berisi box brownies itu.

" oh, iya sama sama "
Ryan menerimanya dan tersenyum.

Tampan banget sih, kak Ryan.
Batin Elya.

" hey! Hallo! Kok nglamun sih pagi pagi "
Ryan membuyarkan lamunan Elya.

" eh. Iya kak. Apa apa? "
Sedikit kikuk, Elya mencoba menenangkan irama jantungnya yang  gemeteran.

" buruan ke lapangan gih, udah jam 7 nih. "
Ryan menyuruh Elya ke lapangan segera. MOS akan dimulai sebentar lagi.

Semakin hari, Elya dan Ryan semakin dekat. MOS pun telah berakhir. Elya telah resmi diterima di SMA Nusantara. Mereka sering menghabiskan waktu bersama pada jam istirahat. Meskipun mereka berbeda tingkat, tetapi mereka terlihat begitu akrab. Terkadang, Ryan juga mengantarnya pulang.

" hay "
Ucap seseorang dari belakang membuat Elya terlonjak kaget.

" eh, ampun eh ampun. "
Teriak Elya latah.
Elya membalikkan badannya. Dan mendapati Ryan dengan watadosnya.

" ish, kakak! "

" kenapa? Kaget ya? "
Ucap Ryan sambil cengar cengir.

" tau ah "
Elya sangat kesal dengan kelakuan Ryan.

" jangan ngambek dong tuan putri, kalau ngambek cantiknya ilang "
Ryan berusaha membujuk Elya yang sedari tadi cemberut. Ryan mencubit pipi Elya dan membuat Elya mengaduh.

" kak, sakit tau "

" iya deh, maaf. Habisnya muka kamu lucu banget sih. "
Ucap Ryan cekikikan.
Elya tak merespon sama sekali. Dirinya masih kesal dengan Ryan.

" pulang yuk! "
Ajak Ryan sambil menggandeng tangan Elya.
Elya membuntut di belakang Ryan.
Mereka berjalan menuju parkiran motor.

Sesampainya di parkiran motor, Ryan langsung mengambil motornya. Elya duduk di boncengan motor Ryan. Merekapun melesat membelah jalan raya.

jarak dan rinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang