Bagian 30 ; Tertarik

2K 295 6
                                    

Jennie menatap Yerin ragu, sementara yang ditatap sedang diam memperhatikan tas branded dihadapannya. Kemana sosok Yerin yang dulu? Yang akan heboh dan ribut mengelilingi semua area toko seraya memilih yang ia suka dan mau?

"Lo mau pilih yang mana kak Joy?" tanya Lisa pada Joy yang sedang memilih tas untuk ulang tahun ibunya.

"Belom tau bingung gue, apa cari ditempat lain aja ya? Disini kemahalan." bisiknya pada Lisa yang cuman terkekeh dan mengangguk.

"Beli aja Joy, gue pinjemin duit gue tapi ganti." celetuk Yerin membuat Joy mendengus dan Jennie kaget bukan main.

Hah? Seorang Yerin? Ngasih pinjaman? Bukannya secara percuma? Serius?

Akhirnya mereka keluar tanpa membawa apa-apa karena harga tas yang begitu mewah.

"Yer."

Yerin menoleh saat Jennie memanggilnya, sementara Lisa dan Joy malah asik mengobrol didepan mereka.

"Lo tau gue yang nyelakain lo tapi lo diem aja?"

Yerin terdiam sejenak,
"Bukannya gue udah suruh lo buat gak bahas?"

"Gimana bisa persoalan kaya gini bisa gak kita bahas? Gue nyelakain lo inget? Gimana kalo keadaan lo lebih parah dari itu? Mati misalnㅡ"

"Jadi lo bener-bener pengen gue mati waktu itu?"

Hening

Bahkan langkah mereka sudah terhenti dan mereka ditinggalkan Joy dan Lisa.

"Kalo iya?"

"Kenapa?" tanya Yerin.

"Joy gak jelasin ke elㅡ"

"Konyol."

Jennie menatap Yerin bingung,
"Apa lo bilang?"

"Alasan lo konyol Jen. Lo cuman iri sama gue."

Jennie membelalakan matanya,
"Gue iri? Sama lo?"

Yerin mengangguk,
"Lo iri, karena gue punya segalanya. Lo gak beda jauh sama Sinbi, iyakan?"

Jennie akhirnya hanya terdiam.

"Lo tau kenapa saat awal masuk SMA gue cuman nempel sama lo? Dan ngejar lo buat jadi temen gue? Karena gue juga iri sama lo."

Ucapan Yerin membuat Jennie kembali menatapnya heran,
"Lo iri sama gue?"

"Saat pertama liat lo, kesan pertama yang gue liat lo jutek, pemarah, dan temperamental. Gue tertarik, tertarik karena lo dijauhi anak-anak dan lo gak terpengaruh dengan ajakan pertemanan gadis-gadis yang saat itu adalah penguasa disana. Karena sikap kasar dan tajam lo. Bahkan gak ada yang berani sama lo, dan cuman mendiam kan lo. Itulah alasan terbesar gue. Gue ingin dipandang sama kaya lo. Gue anak terpengaruh saat itu tapi gue gak mau dipandang mereka, gue mau terlihat seperti bayangan aja disana sama persis kaya lo."

Jennie menautkan halisnya, Yerin ingin seperti dirinya?
Dia ingin menjadi bayangan seperti dirinya?
Bahkan dihadapan para guru?
Tapi kenapa?
Sementara dia saat itu ingin seperti Yerin?

Yerin tiba-tiba tersenyum manis,
"Kalo lo tau sesuatu tentang masa lalu gue sebelum ketemu lo, lo pasti kaget."

Yerin menarik nafas panjang, dia menepuk kedua bahu Jennie yang terlihat kebingungan.
"Bukan berarti gue maafin lo atas semua yang lo lakuin ke gue. Tapi jujur gue seneng kalo Jennie gue kembali, dan gue pengen mulai sekarang kalo misalnya sikap gue ke elo mungkin menurut lo keterlaluan, lo bisa bilang ke gue."

Jennie menepis pelan tangan Yerin dari bahunya,
"Jangan yer, lo harusnya benci gue karena gue juga benci sama loㅡ"

"Karena Hanbin kan?"

HONESTY [TaeRin][End][✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang