..
'Mengapa dia melakukannya. Aku tahu ini salah tapi tetap saja.'
.YULA.
"Kamu mau kedalam sendiri atau bersama denganku?" tatapan matanya dalam menatapku seakan telah sekian lama mengenal, seperti biasanya.
"Lo nggak harus kayak gini, gue bisa buka pintunya sendiri." entah kenapa rasa kesal itu tiba-tiba menyergap dalam diriku. Aku berjalan kedalam Alfamart dan meninggalkan ketiga temanku juga dirinya.
Sekitar 20 menit aku berkeliling ditoko tersebut, aku tidak menemukan apa yang tante Lui inginkan.
"Lo cari ini?" tubuhku berbalik melihat seorang pria yang kini sedang mengenakan pakaian formal, sepertinya dia baru selesai lembur kerja. Matanya menatapku intens tapi aku tidak menatap balik padanya, aku tahu kalau aku begitu egois untuk mengakui bahwa pria tersebut sangat tampan bahkan tidak lebih tampan dari Rey. Ck, begitukah, wajahnya jadi melintas dipikiranku.
"Nggak,"
"Gue tauk lo cari ini kan, susu buat bayi lo.." mataku melotot tajam kearahnya tak peduli apa yang dinilainya tentang aku. Berani sekali mengatakan hal bodoh seperti itu, memangnya wajah ini sudah begitu tua ya.
"Nggak usah sotoy deh lo, ini buat anaknya tante teman gue. Lain kali bisa kan mulut lo disaring dulu biar kotornya nggak kebangetan!" pria itu tersenyum tanpa ekspresi, tanpa sadar langkah kakiku mundur beberapa langkah. Takut, tidak juga tapi tentu saja kalau sampai dia berani macam-macam maka akan habis dia ditanganku.
"Sayang?" aku menoleh kebelakang, Rey berdiri dengan auranya yang tenang menatapku juga pria yang masih berdiri di depanku itu.
"Maaf, apa kekasih saya membuat kesalahan?" mataku melotot padanya. Apa yang dia katakan, Kekasih, yang benar saja.
"Anu-Anu.. Maaf tuan, saya minta maaf karena tadi sempat menganggu kekasih tuan. Saya minta maaf tuan."
"Pergilah, pekerjaanmu sudah tuntas bukan. Aku tidak akan memecatmu kalaupun ia kamu harus mencarikan aku dulu sekertaris yang baru dan harus sama seperti mu. Bagaimana.." pria itu sedikit tertawa pelan dan tatapannya kembali menatapku.
"Maafkan saya nona, ini susunya, stok terakhir." aku mengambil susu tersebut dari tangan pria yang disebutkan sebagai sekertaris nya Rey, percaya sih saat melihat tampang memelasnya tadi.
"Terimakasih. Rey gue mau pulang, sekarang." Rey melihatku sejenak dan tersenyum.
"Tunggu dulu di mobil ya, aku mau membeli sesuatu sebentar."
"Terserah lo." aku tau saat aku berbalik dia masih menatapku namun itulah aku. Aku membenci perasaan ini.
Saat langkahku sudah berada disamping mobil dengan bodohnya mataku menatap Rey, ya Rey. Pria itu berbohong dan rupanya wanita itulah yang dia beli sebentar. Wanita berlekuk tubuh biola, berambut lurus berwarna hijau, dan tak sengaja mata kami bersitatap dengan sangat tajam.
"Guys, kita naik taksi ya. Gue udah order dua taksi, Uul lo sama Kin ya gue sama Kasih." tanpa memperdulikan tatapan aneh dari para sahabat ku itu, aku diikuti Kasih segera memasuki taksi yang sudah ku pesan saat berada didalam Alfa tadi.
"La, lo kenapa? Cerita dong sama gue?" aku menatap Kasih yang juga menatapku sedih. Kutarik nafasku lalu menceritakan semuanya.
"Jadi pemilik Alfamart itu Rey,"
"Ya."
"La. Lo jatuh hati sama Rey?" aku mendelik menatap Kasih.
"Jangan ngomong sembarangan deh lo Sih, liat mukanya aja udah ketahuan warnanya."
"Liat deh nanti.."
"Lo bilang apaan!?"
"Hah. Nggak gue nggak bilang apa-apa kok, sensi amat sih mpok, lagi dapet yaa."
"Nggak."
Sepuluh menit perjalanan akhirnya tiba di kost'an disebelah kost'an Kasih. Iyap, kami berempat emang ngekost di lain-lain tempat tapi masih deket sesama lain, buat Lui dia nggak ngekost karena dia tinggal sama tantenya.
"Kok konci rumah nggak ada, dimana sih!" aku merombak semua isi tasku namun nihil sedikitpun kunci rumah kost ku tidak ada. Aku teringat satu hal ...
"Sial."
Dengan gerakan cepat aku segera berlari tanpa memperdulikan lagi pakaian dan juga rambutku yang sudah berantakan.
"Huh.. Untung aja nggak ilang lo ci ci." tanganku bergerak mengambil kunci rumah kostku yang berada di dalam kas mobil Rey. Aku tidak tau apa yang dilakukan Rey sampai di jam malam yang semakin larut ini dia masih berada di dalam Alfa, kemungkinan ada suatu urusan ataukah rapat malam.
"Sayang?" tubuhku menegang saat tangan kekar itu menyentuh pinggangku dibalik jaket yang kukenakan.
"Aku kira kamu sudah pulang,"
"Untuk apa lo peduli, mau gue udah pulang atau masih disini. Atau lo merasa ke ganggu karena gue." matanya melingkar tetap dimataku, telapak tangannya mengusap kepalaku dengan sangat lembut. Oh, dasar jantung tidak berguna, buat apa berdetak di waktu seperti saat ini.
"Seharusnya pertanyaan itu untukmu. Apakah kamu merasa ke ganggu karena aku yang selalu ingin bersama denganmu setiap hari?"
"Lo sama gue baru satu hari ketemu, itupun secara nggak sengaja dan gue harap lo sadar kalau gue nggak pernah mengharapkan lo buat setiap harinya dihidup gue!" aku melihatnya, matanya kosong saat kata-kata yang aku lontarkan dengan tidak sengaja, sungguh.
"Aku tahu kamu masih mencintai Grey, tapi aku meminta untuk kamu mencintai ku La."
"Maaf ya Rey, gue nggak tau siapa lo apalagi tadi itu siapa? Grey, gue nggak pernah kenal dengan nama itu. Lo minta gue buat cinta sama lo, terus cewek yang lo beli di Alfa tadi apa hah!"
"kamu ngomong apa La?"
"Gue ngomong keadaan yang sebenarnya, kenyataan."
"La. Kamu benar-benar melupakan ku?"
"Gue nggak ngerti ya apa yang lo omongin! Saat awal kita ketemu gue udah ngerasain ini, hati gue sakit dan itu karena lo! Karena lo!"
"Mulai sosialisasi besok di sekolah gue, anggap saja malam ini nggak pernah ada. Jangan pernah sebut gue lagi apalagi sebagai kekasih lo, gue bener-bener jijik."
"Aku mencintaimu Yula, selalu."
"Jangan berharap gue akan cinta sama lo. Tuan Rey yang terhormat."
..
.AUTHOR.
"Kak, gimana kabarnya Hana?"
"Dia baik-baik saja, besok malam operasi nya akan dijalankan. Aku minta tolong padamu untuk menemaninya sebentar di Kanada, aku harus mengurus kantor papa yang ada di Malaysia. Bisa kan."
"Aku selalu siaga untuknya kak,"
"Aku tau kamu mencintainya sama sepertiku, bukankah begitu." terdengar kekehan pelan diseberang telepon tersebut.
"Kamu memang yang paling benar, Grey."
"Sejak kapan mama mengajarimu untuk memanggilku hanya dengan namaku saja heh."
"Oh, ayolah Grey. Kita ini sudah sama-sama dewasa, dan bahkan sebentar lagi kita akan memiliki adik lagi, haha.."
"Dasar kamu Rey, tidak pernah berubah."
"Aku tidak akan pernah berubah kak, karena perubahanku akan berdampak padamu."
"Sejak kapan?" pria itu nampak menarik nafasnya pelan lalu menahannya.
"Sejak Yula kembali."
..
HEY YANG LAGI NUNGGUIN UPDATE BERLANJUT GUYS HEHE😊😊😊
SORY DORY KALAU LAMA YAA,SO TAU AJA DEH KALAU SMUANYA NGGAK MUDAH KAN😉😉😉
KAMU SEDANG MEMBACA
WITH LOVEYOU #Siregar-2- [COMPLETED]√
Teen FictionWARNING⚠ PLAGIAT🚫 ''Hai.. Aku Rey Aan Siregar, kalian bisa memanggilku Rey. Kalau kalian membaca nama belakangku itu artinya kalian tahu siapa ayah dan ibuku. Yap! Mereka pasangan yang tak terduga dalam nama cinta atau kalian bisa bertemu mereka di...