..
Brak!!
"Sayang."
"Tidak La. Aku tidak akan membiarkan kamu pergi.." disepanjang masanya bersama dengan seseorang yang begitu berarti dalam hidupnya. Pria itu sangat mudah menangis dan itu karena sebuah alasan.
Yula memeluk Rey dari belakang dan sedetik kemudian.
"Hihiii sayangku yang sungguh tampan," dan kini Rey baru menyadari kalau istri nakalnya itu sedang mengerjai nya.
"Apa sekarang tugasmu adalah malaikat pencabut nyawa, sayang?" Rey memasang wajah piasnya seraya memeluk Yula dengan erat.
"Euummm.. Sebentar, biar aku pikir-pikir dulu. Sepertinya tidak buruk juga."
Seketika Rey tertawa dengan keras hingga membuat kedua matanya itu menyipit. Matanya menatap pada gadis yang masih tetap menjadi gadisnya itu.
"Apa kamu benar-benar menginginkan aku untuk pergi." Yula menggeleng sambil melingkarkan kedua tangannya pada leher Rey.
"Kalau suamiku pergi berarti aku juga harus pergi. Aku selalu mengikuti langkahmu kemanapun kamu melangkah, sejauh apapun, sesakit apapun jalanan yang dilalui."
"Bagaimana aku bisa menemukan yang seperti dirimu La."
"Gampang. Kamu liat aja Rey dia mirip sama aku kan," Rey tersenyum sembari mencubit ujung hidung istrinya.
"Imut banget sih istriku ini.."
"Yula gitu dong."
"Pastinya." Yula tertawa manis dan menenggelamkan wajahnya dalam dada bidang Rey. Mereka menikmati separuh waktu sebelum sang pangeran kecil pulang dari sekolahnya. Ya, Rey junior sudah sekolah TK dan dengan bakat yang diturunkan oleh ayahnya juga dari nama spesial turun-temurun kakeknya. Rey kecil menjadi idola semua mata yang melihat, bulu matanya yang panjang,mata hijau yang berkharisma, dan senyuman malaikat surga yang mendamba apalagi dikalangan kaum hawa.
"Apa hari ini putra kita ada extra tambahan?"
"Kurasa tidak ada. Mungkin sebentar lagi dia akan pulang, sayang. Dia pasti sangat merindukan ayahnya ini.." Rey mengusap rambut Yula dengan lembut seraya mengecupi keningnya. Hingga sebuah pekikan nyaring terdengar dipenjuru rumah tersebut.
"Ayahh!" Rey mendapatkan pelukan dadakan dari putranya itu, Yula terkekeh geli melihat suami juga anaknya itu. Mereka lah yang terbaik dalam hidupnya.
"Hei tampan. Bagaimana belajarmu?" tanya Rey.
"Sangat baik ayah, aku juga mendapatkan teman baru," ucapnya riang.
"Ohya.. Bisa bisikan pada ayah siapa dia?" Rey kecil menatap pada Yula yang hanya tersenyum manis tapi tak semanis senyumannya pada Rey besar.
Rey kecil mendekat pada Rey besar, "Dia seorang gadis ayah."
Rey menatap pada putranya seakan memang dirinyalah yang sedang tersenyum lebar itu. Matanya menatap pada Yula yang menunduk seraya mengigit bibir bawahnya.
"Kamu tahu Rey?"
"Tidak ayah. Apa yang harus aku ketahui?"
Pria tampan itu mendekat pada Yula. Tersenyum tidak pernah luntur dia perlihatkan pada dunia, menatap kebahagiaan yang memang menjadi pemilik aslinya itu memang jauh lebih berharga daripada menatap kebahagiaan yang berasal dari orang lain.
"Ayah percaya. Hanya satu dalam hidup, hanya satu kepercayaan, kebahagiaan, kesedihan, perjalanan, sebuah rasa. Ayah mempunyai kebahagiaan yang cukup sempurna dalam hidup ayah."
Rey memeluk pinggang Yula sembari mengintruksikan putranya untuk mendekatinya. Pria tersebut memangku Rey lalu mencium kening Yula dengan sayang.
"Memiliki kalian yang paling berharga dalam hidup ayah." Yula tersenyum seraya menatap pada suaminya itu, airmatanya sudah berurai perlahan-lahan hingga menjadi sebuah isakan penuh.
"Mom."
"Kamu kenapa sayang, ada yang sakit atau apa---eemmhhh..."
"Wow amazing."
Tik tok tik tok tik tok..
"Ehem!"
"Jadi boys kamu bisa menjadi saksi siapa diantara kedua orangtua mu ini yang paling terbaik?" bola mata beriris alam itu menatap kedepan dengan polosnya. Pandangan matanya tertuju pada empat orang yang juga sedang menatapnya sembari menantikannya menyelesaikan masalah baru tersebut. Suatu takdir atau apa yang dialami oleh pasangan yang sudah memiliki satu putra tersebut. Amazing.
"Apa aku harus berkata jujur, paman?" tanyanya.
"Tentu sayang, berkata jujur itu membuatmu hidup bahagia." Rey kecil tersenyum pada ayahnya yang sekarang tengah menatapnya lembut.
"Aku tahu kamu tidak memulainya Rey tapi kamu harus memikirkan lagi apa yang dimau istrimu," Yula merenggut menatap pada kakak suaminya itu.
"Bilang saja kalau iri."
"Hey! Untuk apa aku iri dengan kalian, lagian aku bisa melakukan hal yang sama. Benar kan sayang?" Hana menatap tajam pada Grey yang masih memasang wajah mesumnya itu.
"Grey jangan buat tingkah. Oh Rey sayang kamu sebaiknya kekamar ya, mandi lalu kita makan bersama." ucap Hana. Rey kecil mengangguk lalu dengan ditemani oleh Alig (putra Grey) dua pria kecil nan tampan itu kemudian berlalu meninggalkan dua orang pria yang mungkin siap untuk terus tersenyum sepanjang masa.
Hana menatap pada Yula dengan tersenyum misterius mereka mulai mendekat pada Grey dan Rey yang sudah siaga memasang wajahnya.
Cup
......
..
ALHAMDULILLAH😊 WALAU LEBIH KECERITA DONGENG TAPI BEGINILAH ADANYA.. GUYSS!!😄😄😄 TERNYATA KITA UDAH SAMPAI DITAHAP INI, TAHAP TERAKHIR KITA BERSAMA MENATIKAN DISETIAP DETIKNYA CERITA CINTA REYULA. AUTO SEBAGAI PENULIS CERITA INI BANYAK MENGUCAPKAN KATA SERTA RASA TERIMAKASIH UNTUK KALIAN SEMUA YANG SUDAH MENYEMPATKAN WAKTU LUANG KALIAN UNTUK MEMBACA CERITA INI DAN BESERTA KATA MAAF YANG SEBESAR-BESARNYA APABILA ADA KATA ATAU KALIMAT YANG TIDAK DISENGAJA MENYINGGUNG READER SEKALIAN. AUTHOR MINTA MAAF..😇😇😇
REY YULA.. CERITA KALIAN AKAN SELALU TERKENANG DISINI ❤❤❤
SALAM UNTUK KELUARGA HARMONIS "SIREGAR" JUGA ANAK MENANTU CUCUNYA YANG BERHARGA😉😉😉..
SAYA RABIATUL DAN KITA MASIH BISA BERTEMU DILAPAK SEBELAH GUYSS😂😂😊😊😇😇😉😉
BYEBYEE...NEXT AKAN DIPERTIMBANGKAN 'EXTRA PART' NYA. OKEY THANK'S YOU 😉✋
KAMU SEDANG MEMBACA
WITH LOVEYOU #Siregar-2- [COMPLETED]√
Ficção AdolescenteWARNING⚠ PLAGIAT🚫 ''Hai.. Aku Rey Aan Siregar, kalian bisa memanggilku Rey. Kalau kalian membaca nama belakangku itu artinya kalian tahu siapa ayah dan ibuku. Yap! Mereka pasangan yang tak terduga dalam nama cinta atau kalian bisa bertemu mereka di...