07.. MANIS

1.6K 69 2
                                    

..

.YULA.

Seperti biasanya dihari-hari sebelumnya, pria itu sudah berdiri didepan rumahku, menatapku dengan lembut dan senyumnya yang menyambut pagiku.

"Kamu kok pagi banget udah ada disini," kataku saat telah berdiri didepannya.

"Mau jamput kamu. Mau jalan-jalan nggak?" sedikit bingung tapi tidak menepiskan bahwa aku juga menginginkan untuk memiliki waktu berdua dengannya.

"Mau, tapi aku mau siap-siap dulu nggak papa kan." bibirnya melengkung keatas, tangan besarnya yang dengan gemas menyurai rambutku membuatku juga ikut tersenyum.

"Aku menunggumu."

Cup

Oh. Tidak, bilang tadi hanya sebuah mimpi, seorang Yula dengan sangat lembutnya mengecup pipi kekasihnya. Rey-ku.

..

"Mau jalan-jalan kemana?" tangannya masih memegang stir namun matanya pas menatap padaku.

"Aku ikut denganmu saja,"

"Aku memberimu dua pilihan. Pantai atau taman?"

"Aku ingin pergi ke pantai." aku melirik matanya dan jangan lupakan senyuman yang melengkung dibibir sexy nya itu. Rasanya ingin sekali menyentuhnya. Dasar pikiran.

"Oke, kita ke pantai sayang, dan kamu tahu bahwa bibirmu sangat sexy saat mengatakan pantai." Blush. Tidak, aku telah didahului olehnya.

"Hanya saat mengatakan pantai?" entah kenapa aku malah semakin membahasnya. Dan lihatlah itu kekehan manisnya sembari mengacak-acak rambutku.

"Untuk semua kalimat kata, Ti amo." aku tahu kalimat itu dan juga artinya, sama persis seperti di lagu favorit ku.

"Ti amo, Rey."

"Voglio baciarti,"

"Apa? Apa yang kamu katakan Rey."

"Tidak, aku hanya mengatakan bahwa kamu sangat cantik."

"Berhentilah bergombal dan cepat bawa aku ke pantai segera."

"Dasar gadisku,"

"Dasar priaku," tak ada yang lebih aku inginkan lagi selain menatap wajahnya, selamanya dalam hidupku.

Rey Aan Siregar. Aku sungguh mencintaimu.

.AUTHOR.

02:40 A.M

"Bagaimana sayang, apa yang putra tampanmu itu katakan?"

"Chio, itu putramu juga! Dia baik-baik saja dan dia sedang mengajak temannya jalan-jalan." pria dewasa dan juga sudah menanam empat buah cinta itu kini memeluk istrinya dari belakang, mengusap perut Venaya dengan senyum jahilnya.

"Apa kamu yakin bahwa itu hanya temannya, istriku."

"Aku tidak yakin karena kamu sudah pasti mengetahuinya, dengan mata-matamu itu kan, dasar Papa yang jahat." Chiko terkekeh geli menatap wajah Venaya.

"Apa sebaiknya kita uji saja."

"Dan, apa sekarang kamu kira Rey itu sebuah benda yang perlu di uji dulu?"

"Aku hanya ingin memastikan bahwa putra kita akan bahagia dengan gadis itu, sayang."

"Yula, dia adalah gadis manis yang memiliki senyum cantik."

"Kejadian yang dulu itu bagaimana?" Chiko mendekap tubuh istrinya, pria dewasa itu menarik nafasnya pelan dengan menatap kedepan.

"Biarkan saat ini semuanya berjalan seperti biasa, setelah benar-benar terjadi maka aku akan bergerak, percaya padaku sayang." Venaya mengangguk didalam dada suaminya itu dan mereka segera melepaskan pelukan saat tangisan putra-putri mereka terdengar menggema di istana Chiko Siregar.

WITH LOVEYOU #Siregar-2- [COMPLETED]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang