04.. MEMIKIRKAN

2.2K 101 1
                                    

..

Tin! Tin!

Suara klakson mobil yang terus memekakkan telinga itu berlangsung lebih dari satu jam, untuk yang kesekian kalinya pria yang memiliki wajah tampan rupawan itu terus melihat jam tangan rolexnya.

"Pak, kira-kira berapa lama lagi kita akan sampai bandara?"

"Kalau sudah macet begini tuan, biasanya satu jam lagi baru sampe." pria itu menarik nafasnya pelan, menolehkan kepalanya kesamping jendela.

"Aku mencintaimu.."

Keputusannya sudah bulat, memberikan beberapa luang waktu untuk wanita yang ia cintai itu beristirahat tanpa dirinya sejenak.

Ddrrt ddrrt..

"Yula?" entah perasaan apa lagi yang harus ia ungkapkan, bahagiakah, itu bahkan lebih.

"Hallo sayang," keningnya mengernyit saat sebuah wajah masam itu menyapanya.

"Rey.. Please kembali.."

"Yula,"

"Gue cuman minta lo kembali. Apa susah?"

Klik

Tubuh Rey menegang ditempatnya, tolong beritahu kalau ini adalah mimpi maka rasanya ia tidak akan pernah mau terbangun lagi.

"Pak tolong putar arah,"

"Tapi tuan---"

"Putar arah sekarang!!" Rey tidak tau iblis apakah yang sedang merasukinya sekarang hingga tiba-tiba ia tidak sopan pada supir pribadinya yang sudah berkerja dengannya belasan tahun bahkan lebih tua darinya. Rey menyesal.

"Bb..baik tuan."

Drrtt drttt..

Keningnya mengernyit tapi ini lebih dalam dari sebelumnya.

'Rey, tolong telpon aku setelah kamu sampai di Kanada, perusahaan disana sedang ada masalah dan aku tidak bisa mengurusnya karena Hana koma. Aku mohon bantuanmu adikku.'

"Maafkan aku sayang.."

"Pak, kita kembali ke bandara. Maaf." Rey menghembuskan nafasnya dengan menatap layar ponselnya yang menampilkan senyum ceria gadis imut sepuluh tahun lalu.

"Maafkan aku. Aku benar-benar minta maaf.."

Pak Ilham melihat wajah tuannya yang sudah ia anggap seperti putranya sendiri itu dengan sedih sembari memutar kembali mobil mereka menuju arah bandara.

"Rey berangkat dulu pak. Rey mau kalau nanti pak Ilham ketemu sama Yula, tolong berikan ini padanya."

"Tuan yakin,"

"Tidak ada yang lebih meyakinkan dari sepuluh tahun yang lalu pak, masih sama."

"Hati-hati disana tuan, bapak selalu mendoakan kesehatan tuan," Rey tersenyum, ia bergerak memeluk tubuh renta Pak Ilham lalu melepaskannya saat suara keberangkatan pesawatnya akan lepas landas lima menit lagi.

"Non Yula?"

..

"La, lo kenapa sih? Dari tadi diem aja udah kayak jangkrik." kata Uul menatap wajah Yula yang suram.

"Jangkrik berisik kali Ul, krik krik krik krik." sambung Kin.

"Gue nggak tauk, kenapa gue kayak gini?"

"Lo tanya kita apa diri lo sendiri?" Lui menyambung dengan tampang lugu polosnya.

"Lo diem nggak Lui, atau mau gue karungin." ucap Kin dengan menatap tajam kearah Lui yang menyengir bagai kuda sambil bersembunyi dibelakang Uul.

WITH LOVEYOU #Siregar-2- [COMPLETED]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang